Chapt.5

23 10 8
                                    


Pagi ini Ashila datang ke sekolah pagi sekali untuk menghindar dari Keenan. Dia mengendap - endap di sepanjang koridor. Ashila menghela nafas lega saat sudah sampai di depan lorong kelasnya.

Tubuhnya menegang seketika ada yang memegang bahunya. Perlahan ia memutar tubuh dan hampir berteriak.

"Kenapa menghidar? Pacar" kata Keenan sambil merangkul bahu Ashila.

Ashila langsung merinding, ia berusaha melepaskan rangkulan Keenan tapi tidak berhasil, malah makin erat.

"Siapa yang menghindar dari lo, pacar. Gue hari ini piket jadi harus berangkat pagi" alibinya sambil menekan kata pacar.

"Setau gue lo piket hari kamis, bukan selasa"

Ashila langsung terdiam. Tahu darimana Keenan ia piket hari kamis. Ia curiga kalau - kalau Keenan seorang dukun santet.

"Udah ah gue mau naro tas dulu. Balik sono lu ke kelas!" Kata Ashila sambil menatap tak suka pada Keenan.

"Cepet taruh tas lo, setelah itu lo anter gue ke kelas,"

Ashila mengernyit.

"Gila! Dimana - mana cowo yang di-"

"Cepet atau gue cium," ancam Keenan.

Pedofil gila! Batin Ashila sambil mendesis. Ia melangkah kesal menuju bangkunya. Sengaja ia malah duduk bersantai di dalam kelas sambil memainkan ponselnya. Membiarkan Keenan yang mulai kesal menunggu.

"Lama banget!" Kesal Keenan yang kini menghampiri Ashila.

"Loh kok masih disini? Gue kira lu udah mati," ledek Ashila.

"Sialan! Udah gausah banyak omong. Ikut gue ke kelas," kata Keenan sambil menarik lengan Ashila keluar kelasnya.

"Bawain tas gue!" Keenan melemparkan tasnya ke Ashila.

Dengan penuh kesabaran Ashila mengambil tas Keenan. Ia menimbang nimbang tas Keenan yang sangat ringan. Ya, laki - laki itu tidak pernah membawa buku. Paling hanya buku note kecil untuk corat - coret. Ashila menggelengkan kepalanya takjub.

Saat sampai di kelas Keenan Ashila menunggu di depan pintu kelas.  Meskipun ia pecicilan ia masih punya rasa tak nyaman saat masuk kelas orang.

"Ngapain disitu? Masuk cepet!" Titah Keenan.

Baru saja Ashila melangkahkan kakinya masuk ke kelas Keenan. Bahunya di tabrak keras oleh seorang perempuan yang tiba - tiba masuk dan berteriak.

"Aduh maaf, gue gak sengaja. Keenan aku pindah kelas kesinii... aku duduk sama kamu ya?"

Ya, siapa lagi kalau bukan Bianca. Keenan langsung menggelengkan kepalanya dan menyuruh Ashila menaruh tasnya di bangku sebelah Nando.

"Duduk aja sama Siti. Gue udah punya temen sebangku," jawabnya dingin.

Ashila yang tidak tahu harus berbuat apa akhirnya mencari keasikan sendiri dengan sok asik mengobrol dengan Rio dan Gilang di belakang.

"Tapi aku maunya sama kamu, suruh aja Nando sama Siti," rengeknya.

"Sekali ngga tetep ngga." Kata Keenan tak terbantah yang membuat Bianca langsung diam dan memilih mengalah.

"Yaudah gapapa yang penting aku sekelas sama kamu." Ucapnya gembira.

Sementara itu Ashila kini sedang asik bercanda bersama Gilang yang memang humoris orangnya.

"Gila si Gilang parah banget lu.. yampon takuasa hayati.." racaunya sambil tertawa.

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang