"Keenaaannn... i miss you so badly. Oh my gee, kamu tambah ganteng tau ngga?" Suara cempreng menggelegar sepanjang koridor gedung B membuat semua siswa yang berada di situ memfokuskan perhatiannya pada gadis berambut blonde dengan wajah blasteran Indo-Amerika yang kini sedang berlari kecil menghampiri sang Bad Boy.Keenan yang merasa di panggil langsung menolehkan kepalanya dan melihat siapa yang baru saja memanggilnya. Raut Wajahnya berubah dingin dan menakutkan saat ia menyadari siapa yang datang mendekatinya.
Ia langsung memalingkan wajahnya dan berjalan lagi kedepan menuju kelasnya.
Meninggalkan Ketiga sahabatnya yang tadi berjalan bersamanya dan gadis itu."Loh? Kok pergi sih!? Keenan, aku disini." Tak mau menyerah si gadis blonde itu mengejar Keenan hingga ia bisa meraih lengan Keenan dan membuat Keenan menatapnya.
"Keenan aku kangen kamu, kamu ngga kangen apa sama aku?" Tanyanya manja.
Keenan menghempaskan tangan gadis itu yang sedang menggelayut manja di lengannya. Tanpa mengatakan apapun, ia melangkahkan kakinya lagi.
"Keenan, aku udah bela - belain buat bisa kembali ke indonesia dan ketemu kamu. Kok kamu malah kaya gini?" Kata gadis itu sambil berusaha menyamakan langkahnya dengan Keenan.
Keenan berhenti dan mengahadap gadis itu kemudian menatap gadis itu tajam.
"Berhenti sandiwara, Bianca" ucapnya dingin tak terbantahkan yang membuat gadis bernama Bianca itu diam.
"Maksud kamu apa?" Tanyanya tak mengerti.
Keenan berdecih kemudian melangkahkan kakinya lagi tanpa memperdulikan Bianca yang kebingungan.
"Gausah sok polos,Bi "katanya Kemudian.
Bianca menatap punggung Keenan yang semakin menjauh kemudian menghilang saat laki - laki itu masuk ke dalam kelasnya.
Sementara itu Nando, Rio dan Gilang langsung berlari menyusul Keenan. Mereka tahu apa yang terjadi dan mengerti bagaimana perasaan Keenan sekarang.
***
Sementara itu di kelas XI IPA 6 suasana sedang riuh karena para murid sedang berseliweran mencari jawaban pr fisika yang merupakan mapel di jam pertama kelas mereka.
Selain karena gurunya yang bisa di bilang killer, prosedur pengerjaan tugas yang diberikan bu Hartini juga bisa dibilang ribet. Tiap soal harus diisi dengan lengkap mencakup yang diketahui dari soal itu, rumus yang di gunakan dan jawaban se-detail mungkin. Kalau tidak, nilainya minus. Parahnya, bu Hartini tidak pernah memberi tahu muridnya untuk menggunakan rumus yang mana. Prinsipnya adalah membiarkan murid belajar mandiri dan berfikir kritis.
"Ini pake rumus apa?!?"
"Yaampun Hayati sama sekali tak mengerti,"
"Ampuni aku ya Lord!"
"Up. Gue gak tahan lagi"
Keluhan demi keluhan terdengan bersahutan saat mereka mencoba mengerjakan soal yang di berikan bu Hartini. Memang hanya lima soal tapi, dapat memutar otak para siswa hingga 360 derajat.
"Guys.. gimana kalo kita susun skandal aja. Bu Hartini kan udah tua, Pelupa juga. Gimana kalo dia tanya ada tugas apa engga ke kita, kita jawab engga. Setuju?" Usul Dika si ketua kelas.
Semua anak yang terlihat frustasi di sana langsung menganggukan kepala antusias termasuk Helena dan Arsen.
Sementara itu, Rafi yang juga memang belum mengerjakan tugasnya mengangguk setuju. Sebenarnya ia sudah mengerjakan, hanya saja ia baru mengisi bagian yang diketahui dalam soal."Tapi bener loh? Kompakan semua, jangan ada pengkhiatan?" Kata Dika.
"Iya, yaelah Dik. Mana ada yang penghianat, orang kita semua belum ada yang ngerjain kok," jawab Julia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Enemy
أدب المراهقينDia cowok paling brengsek yang pernah aku tahu. - Ashila Andini Suryaatmidja Dia cewek terberani yang pernah ku kenal. - Keenan Kavitala Pamungkas Copyright©2017 by Nich_Written