"Yang benar aja pa, masa dua minggu? Lama banget," protes Ashila sambil mengerucutkan bibirnya."Kalau bisa lebih cepat, mama sama papa bakal pulang kok," balas Erwin- papa Ashila.
"Terus Shila ditinggal sendirian? Kan bang Reza pulangnya nanti, kalo ada yang nyulik Shila gimana? Kalo ada yang ngerampok rumah gimana?" Rengek gadis itu.
"Yaampun Shila mama ga akan se tega itu biarin kamu sendiri di rumah," kata Iren mencoba menenangkan putri bungsu nya.
"Rencananya, papa mau nitipin kamu di rumah temen deket papa,"
"Emangnya Shila barang apa di titip - titip? Engga ah, suruh bang Reza pulang aja sebentar. Shila yakin dia pasti pusing ngerjain tugas pkl dan butuh refreshing."
" kakak kamu itu lagi pekan ujian, sayang,"
Ya, Ashila memang agak keras kepala orangnya. Meski awalnya menolak, akhirnya dia tidak bisa apa - apa dan mengiyakan perintah kedua orang tuanya.
"Lagi pula Palembang kan masih di Indonesia bukan luar negeri, kamu mau ya? Ini juga demi kebaikan kamu, kalau di rumah om Satria kamu aman." Kata Iren
"Iyadeh,"
"Yaudah kemas deh barang - barang kamu, seragam sama keperluan lain buat dua minggu ke depan, atau kamu pulang aja sekali - kali kalau mau ambil barang. Besok pulang sekolah papa antar ke rumahnya,"
Ashila hanya mengangguk lemah kemudian naik ke lantai dua rumahnya menuju kamarnya. Ia mengambil koper kecil Minnie- Mouse pink nya dan memasukkan baju serta keperluan lainnya.
Setelah selesai dengan semuanya. Ia berbaring di kasur sambil menerawang. Tentang segala kemungkinan yang akan terjadi saat menginap nanti. Entah kenapa firasat tak enak hinggap saat ia memikirkan hal itu.
***
"Napa lu? Pagi yang cerah kok lu muram?" Tanya Arsen yang baru saja datang dan melihat wajah kusut Ashila yang sedang termenung di bangkunya.
"Berisik lu, ganggu semedi gue ae," jawab Ashila Asal.
"Buset. Semedi itu di gua mbah bukan di kelas, mana sambil ngemil kuaci lagi, semedi cem apaan lu?"
Ashila hanya mengeluarkan cengiran tanpa dosanya pada Arsen. Ya, moodnya masih belum membaik mengingat hari ini kedua orang tuanya akan pergi keluar kota.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya mereka pergi keluar kota. Tapi ini pertama kalinya Ashila di tinggal seorang diri dan berencana di titipkan karena biasanya ada Reza yang menemani Ashila.
"Tong, gue mau cerita nih," kata Ashila
"Apaan? Jangan bilang lu mau cerita kalo kambing tetangga lu lahiran lagi?"
"nggak, yaelah. Dengerin dulu,"
Arsen duduk dengan tenang sambil memperhatikan Ashila dengan seksama. Sementara itu Ashila malah melanjutkan makan kuaci nya.
"Heh, lo itu sebenarnya mau cerita apa?" Kesal Arsen.
"Cerita apa?" Tanya Ashila polos.
"Demi Dewa, salah apa gue punya temen kaya lu shil," ucap Arsen sambil mengusap kepalanya sendiri.
Sementara itu Ashila hanya cengengesan gak jelas sambil terus membuka kulit biji matahari.
"Gue itu bingung mau cerita dari mana,"
"Terserah lo deh shil, gue laper belum sarapan. Kantin dulu lah gue," kata Arsen.
"Eh tungguin, gue juga mau ke kantin," Ashila mengejar Arsen setengah berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Enemy
Novela JuvenilDia cowok paling brengsek yang pernah aku tahu. - Ashila Andini Suryaatmidja Dia cewek terberani yang pernah ku kenal. - Keenan Kavitala Pamungkas Copyright©2017 by Nich_Written