Kamu tahu? Pernah ada seseorang yang mendoakan hal buruk terjadi padamu. Lalu apa? Ibumu, iya ibumu, hatinya bergetar. Dia hanya satu kali berujar 'doa yang sama untukmu dan keturunanmu', tepat setelah orang itu menyelesaikan kutukannya untukmu. Setelahnya, berulang kali dia panjatkan doa yang sama untukmu, doa meminta kedamaian untuk dunia dan akhiratmu.
Ibumu bukan wanita sempurna. Kamu tahu itu. Ibumu penuh dosa, meski orang mungkin tak menyadarinya.
Aku tahu semua tentangnya, sedalam dia tahu segala tentangku.
Kamu perlu tahu. Ibumu dengan segala ketidaksempurnaannya, mencintaimu dengan sempurna.
Wanita mana yang mampu mencintaimu sehebat dia?
Kamu tak akan menemukannya.
Berapa kali kamu menyakitinya selama ini? Coba kamu ingat lagi, tetap saja dia memanggilmu 'Sayang', bukan?
Ibumu menyanjungmu dengan sangat. Bagaimana denganmu?
Kelak, jika kamu lupa bagaimana caranya jatuh cinta, tanyakan ibumu bagaimana caranya mencintai dengan abadi.
Kelak, jika kamu tak tahu bagaimana untuk memaafkan, tanyakan ibumu bagaimana dia melupakan salahmu tanpa kata maaf dari bibirmu.
Kelak, jika kamu menemukan pujaan lain, ingat ibumu yang menjadikanmu nomor satu di hidupnya.
Senin, 5 Juni 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Pujaan
No FicciónKutuliskan rangkaian kata sebagai pengingat atas apa yang pernah ada, yang nyata terjadi, yang menjadi angan, yang kuharap kelak menjadi bukti bahwa cintaku bukan bualan belaka. Kutuliskan kisah yang mungkin kamu atau pun aku kelak tak ingat. Kutuli...