cinta yg terbalas

111 17 1
                                    

**

Liam sudah sampai di depan pintu rumah Arneta dengan seragam sekolah yg terlihat masih kaku. Diketuk pintu rumah Arneta dan muncul ibu-ibu paruh baya dengan celemek yg menandakan ia sedang masak.

"Sini atuh masuk Den Liam." Kata Bik Sari-pembantu rumah Arneta- dengan logat sundanya yg sangat kental.

Liam hanya mengangguk dan tersenyum ramah kearah Bik Sari. Liam pun segera ke lantai atas untuk ke kamar Arneta. Ketika sudah sampai di depan kamar Arneta, diketuk pintu kamar Arneta dan muncul lah sosok yg Liam cintai selama enam tahun belakangan dengan seragam sekolah yg pas ditubuhnya dan rambut yg dikuncir kuda.

"Lama lo." Kata Arneta dengan nada ketusnya.

"Macet kali!" Balas Liam tak kalah ketus.

Mereka berdua pun berangkat sekolah bareng dengan motor ninja kesayangan Liam, hadiah oleh Ayahnya ketika Liam berulang tahun yg ke-17 tahun.

Arneta Maharani Yolia. Bersahabatan dari Sekolah Dasar atau SD. Sudah enam tahun Liam memendam perasaan suka kepada sahabatnya sendiri. Dan selama enam tahun juga Lima selalu berusaha mengungkapkan isi hatinya, tapi Liam tidak punya keberanian dan sampai sekarang masih berstatus sahabatan dengan Arneta. Ribuan kode sudah Liam kasih kepada Arneta, tapi tidak ada satu pun kode yg Arneta ketahuin.

"Ta. Kalo gue suka sama lo gimana?" Tanya Liam ketika mereka bedua sudah berada di kelas. Liam dan Arneta kemana-mana selalu berdua, banyak yg mengira mereka berdua berpacaran dan banyak yg tau kalau Liam suka kepada Arneta. Tetapi Arneta hatinya seperti tembok, tetap diam dan tidak merespon apapun.

"Suka tinggal suka, apa susah nya." Jawab Arneta dengan nada santai.

"Serius Ta!" Liam pun suka kesal ketika mendengarkan jawaban dari Arneta yg seakan-akan tidak perduli.

Arneta pun menatap mata coklat milik Liam. "Lo beneran suka sama gue?"

"Kalo iya kenapa?" Tanya Liam menaik-turun kan alisnya.

"Ahaha! lucu."

Arneta takut jatuh cinta. Takut untuk patah hati. Takut untuk terluka yg kesekian kalinya. Takut ditinggalkan. Semua kata takut menjadi alasan Arneta tidak mau bermain dengan hati. Cinta pertamanya tidak seindah khayalannya. Ditinggalkan oleh orang yg kita sayang. Arneta takut Liam akan meninggalkannya. Cukup sebatas sahabat sudah sangat berarti bagi Arneta.

Arneta tidak butuh pacar. Pacar akan meninggalkan kita dan merasa bosan dengan sifat-sifat kita. Arneta sudah cukup dengan adanya Liam yg selalu disampingnya. Toh, mereka berdua kalau disekolah sering disebut best couple.

"Ta," Kata Liam menyadarkan Arneta dari lamunannya. "Lusa gue ulang tahun. Lo mau kasih gue kado apa?"

Arneta pun berfikir sejenak. "Jam tangan udah. Baju sering. Sepatu banyak. Topi segudang. Tas udah mainstream. Apa ya?"

"Kadoin hati aja." Gumam Liam. Samar-samar Arneta mendengarkan.

"Apa? Kalung hati?" Tanya Arneta.

Liam pun menggaruk tekuk lehernya. Otak Arneta kenapa sangat lola. Seribu kode sudah Liam kasih ke Arneta, tapi tidak ada satupun yg Arneta ketahui.

"Gak tau ah! Pegel gue sama otak lo."

Arneta memayunkan bibirnya. "Kalung hati nih beneran?" Tanya Arneta masih penasaran.

"Gue mau nya hati lo! Bukan kalung hati."

"Hati gue? Oh," Arneta hanya manggut-manggut. "Apaan?! Hati gue gak dijual, Liam."

Liam menepuk dahinya frustasi. Ngomong sama Arneta sama saja ngomong sama haji bolot.

"Ta, pulang yuk?" Tanya Liam.

Arneta mengerut kan alisnya, bingung. "Loh, kenapa pulang? Baru aja sampai di sekolah, masa langsung pulang."

"Otak lo masih ketinggalan di rumah kayanya."

"Jahat ih Liam!"

Liam Natanegara. Cowo berperawakan cool dengan kaca mata yg selalu menghiasi wajahnya. Tapi itu sama sekali tidak mengurangi kegantengannya. Mempunyai tinggi yg pas dan bentuk badan yg sangat sexy. Perempuan mana saja pasti klepek-klepek melihat aura Liam. Berbeda dengan Arneta. Arneta malah mencibir bentuk badan Liam yg kotak-kotak seperti ceplakan agar.

Waktu pun terus berjalan. Malam ini, Arneta berpakain dress hitam selutut dengan bagian lengan yg terbuka. Highless semata kaki berwarna hitam sangat pas dengan dressnya dan rambut yg ia biarkan tergerai. Olesan makeup yg natural, membuat aura kecantikan Arneta terlihat sangat jelas.

Malam ini Arneta akan datang kepesta ulang tahun Liam. Sekarang jam menunjukan 20:00. Arneta pergi kepesta Liam dengan taksi yg sudah ia pesan. Ketika sudah sampai di halaman teras rumah Liam, banyak sekali mobil terparkir rapih. Pesta Liam akan diadakan di taman belakang rumah Liam. Hanya pesta kecil-kecilan. Liam hanya mengundang teman dekatnya saja.

Acara pun dimulai. Liam terlihat ganteng dengan jas berwarna putih. Disamping kiri dan kanan ada Sania dan Ridwan -orang tua Liam- memakai pakaian senada dengan Liam. Tema pesta ulang tahun adalah putih, tapi undangan harus memakai pakaian hitam supaya kelihatan lebih berbeda. Saatnya diacara puncak, Liam menyanyikan lagu dengan gitar yg sudah ada dipangkuannya.

Lagu be my forever terdengar merdu dinyanyikan oleh Liam. Dengan pandangan mata menatap lurus ke arah Arneta. Semua orang-orang pun terkagum-kagum dengan suara Liam. Banyak yg menatap Liam dan Arneta secara bergantian. Ketika lagu sudah selesai, para undangan tamu bertepuk tangan dan menatap haru kearah Liam.

"Buat kamu Arneta Maharani Yolia. Perempuan dengan kecantikan yg natural. Perempuan dengan otak yg sangat lola. Bersahabat dengan mu adalah suatu jalan untukku, jalan untukku mendekatimu. Aku kira cinta aku ke kamu cuma sekedar cinta monyet, tapi lama-lama aku sadar, aku cinta kamu gak ada kata monyet. Sudah enam tahun aku memedam perasaan ke kamu," Liam menarik nafas dan menghembuskavnya secara tenang.

"Will you be my girl?" Kata Liam, sontak Arneta ternga-nga mendengarkan ucapan demi ucapan yg dilontarkan Liam. Para undangan yg mendengar kan pun berkata "Yes i will!."

Arneta kira Liam hanya sekedar bercanda atau meledek, tapi Arneta salah. Liam benar-benar mencintainya. Arneta bingung harus menjawab apa.

Dengan langkah gemetar, Arneta menghampiri Liam yg berada di atas panggung. Ketika sudah berada didepan Liam, Arneta segera memeluk Liam.

"Yes. I will." Kata Arneta dengan suara seraknya. Liam pun senang. Tidak sia-sia Liam latihan nyanyi di kamar mandi. Tidak sia-sia menyimpan perasaan selama enam tahun.

Arneta pun menangis berada dipelukan Liam. "Gue janji gak bakalan ningglin lo. I promise."

Mereka berdua pun sekarang menjadi sepasang kekasih dan menjadi best couple sesungguhnya. Suka dan duka mereka berdua lewati bersama-sama. Masalah mereka hadapi bersama-sama. Liam menepati janjinya, janjinya yg tidak akan meninggalkan Arneta. Mereka berdua pun hidup bahagia sampai maut memisahkan.

**

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang