**
Bel istirahat pun terdengar nyaring disemua penjuru sekolah. Natasya, Yaya, Paulina, dan Reswita berjalan beriringan ke kantin. Geng perempuan hits di Black High School.
Natasya Audrew. Gadis yg menjadi ketua cheers. Dengan kepintaran otaknya yg sudah tidak diragukan dan sifat bersosialisasi yg sangat ramah. Banyak yg memuja-muji kecantikan Natasya. Bahkan terang-terangan menyatakan cinta kepada Natasya. Natasya pun menolak, karna ia sudah berpacaran dengan Anan Despritiyo, ketua basket yg menjadi idaman-idaman para gadis.
Mereka berdua sudah delapan bulan menjalin kasih. Tapi sebuah kenyataan pahit yg membuat hubungan mereka kandas begitu saja. Dengan penghianat yg secara tiba-tiba merusak hubungan Natasya dan Anan.
"Eh. Dira kemana ya?" Tanya Yaya melihat kesemua penjuru kantin.
Mereka semua pun mengangkat bahu nya. "Gue gak liat dari tadi." Kata Paulina.
"Iya. Dia tadi pas jam keempat keluar. Terus gak balik-balik." Tambah Reswita.
Mereka berlima berbeda kelas. Natasya dan Yaya yg berada dikelas 12 IPA-3 dan Reswita, Paulina dan Dira yg berada dikelas 12 IPA-1.
"Gue juga gak liat Anan." Kata Natasya mengerucutkan bibirnya.
Mereka berempat pun asik mengobrol tanpa berniat memesan makanan. Mereka hanya memesan jus jambu.
Bel tanda istirahat pun telah usai. Siswa maupun siswi berlarian untuk kembali ke kelasnya masing-masing.
"Natasya. Tolong bantu Ibu taruh buku ini ke gudang belakang." Kata Bu Yetti, guru matematika.
Natasya yg berperan sebagai ketua kelas pun patuh dan mengangkat buku lks yg sudah tidak dipakai.
Natasya berjalan sendirian menuju gudang belakang. Koridor sangat sepi karna sekarang jam belajar. Natasya pun buru-buru berjalan untuk menaruh lksnya. Ketika sudah hampir sampai diambang pintu, Natasya terpaku melihat pemandangan yg berada didepannya. Apa Natasya salah liat?
Sahabat nya dan pacar nya sedang berciuman. Dira dan Anan yg sama-sama menutup matanya, menikmati rasa bibir dari lawan jenis.
Delapan bulan Natasya berpacaran dengan Anan. Tapi Anan tidak pernah menyentuh bibirnya sekalipun. Bukannya Natasya ingin berciuman dengan Anan. Tapi Natasya merasa aneh dengan hubungan Dira dan Anan. Ada apa ini?
Natasya ingin berlari sejauh mungkin, tapi kakinya lemas seperti jelly. Karna sudah tidak ada tenaga, buku lks yg ada ditangan Natasya pun jatuh berserakan kemana-mana. Menimbulkan suara dan membuat Dira dan Anan sama-sama melepaskan pangutan bibirnya masing-masing.
Betapa kagetnya Anan, melihat Natasya dengan ekspresi kaget dan air mata yg sudah lolos begitu saja. Begitu pun dengan Anan, Dira juga kaget dan merasa bersalah dengan apa yg sudah ia lakukan dengan Anan.
Anan pun berjalan mendekat kearah Natasya. Menyentuh bahu Natasya yg mulai kelihatan lemas. Dengan gerakan refleks, Natasya menampar keras pipi kiri Anan. Membuat Anan terlempar sedikit akibat tamparan keras dari Natasya. Dan membuat bibir kiri Anan sobek, mengeluarkan darah dari sudut bibirnya.
Dengan gerakan cepat, Dira pun menghampiri Anan dan melihat luka tamparan dari Natasya.
Dira pun mendekat kearah Natasya.
Plak.
Satu tamparan sukses membuat Natasya jatuh tersungkur dan merasakan nyeri disudut bibirnya.
"SAKIT?!" Tanya Dira berjongkok mejajarkan badannya dengan Natasnya. "GAK USAH SOK JAGOAN! ASAL NAMPAR PIPI ANAN! HAK NYA LO APA?!" Teriak Dira membuat seisi gudang terdengar nyaring karna teriakan maha dahsyat dari Dira.
Natasya pun berusaha untuk menahan tangisannya, dan mencoba berdiri dengan sisa tenaga yg ia punya.
Plak.
Plak.
Dua tamparan sekaligus Dira dapatkan. Kini lengkap sudah kedua ujung bibir Dira mengeluarkan darah. Anan pun kaget dengan tindakan Natasya. Dengan rahang mengeras, Anan menarik dagu Natasya dan mencekik leher Natasya. Sakit yg kini ia rasakan sangat komplit. Hati yg sudah hancur berkeping-keping, sudur bibir nya yg merasa nyeri dan cekikkan dari Anan yg membuat dirinya merasa mati rasa.
Bugh.
Satu tonjokan membuat Anan tersungkur jatuh kelantai. Reswita, Yaya dan Paulina datang dengan amarah yg sudah mencapai ubun-ubun.
"Sini lo bangun! Eh banci! Bangun. Cemen lo!" Kata Paulina menendang badan Anan. Jangan ditanya, Paulina mengikuti ekstrakulikuler pencak silat dan sudah menang dibeberapa perlombaan tingkat provinsi.
Yaya pun memeluk Natasya. Dan tangisan Natasya mengalir bebas. Reswita menatap tajam kearah Dira. Dira hanya menunduk tak berani menatap tatapan Reswita.
"Siapa yg ngajarin lo buat nikung sahabat sendiri? SIAPA?!" Teriak Reswita membuat nyali Dira menciut. Soalnya Reswita dan Dira saudaraan.
"Ikut gue!" Reswita pun menarik paksa tangan Dira. Tanpa ada rasa kasihan.
Natasya terus menangis tanpa berhenti. Yaya pun mengelus pundak Natasya untuk meredakan tangisannya.
"Bangun bangsat!" Teriak Paulina menarik paksa kerah baju Anan.
"N--a. Gu-e. M-in-ta. M-aaf." Ucap Anan dengan terbata-bata.
Yaya pun membawa Natasya ke Uks untuk diobati luka diujung bibirnya. Dan Paulina yg membantu Anan berdiri untuk dibawa ke Uks juga.
Berita putusnya Anan dan Natasya pun sudah tersebar sekitar tiga hari sesudah kejadian di gudang terbongkar. Dira yg dipindahkan ke Jerman oleh orang tuanya dan Anan yg ke Bandung untuk tinggal bersama kakek-neneknya.
Banyak lelaki yg mendekati Natasya. Mereka sudah tidak takut ketika mendekati Natasya, anjingnya akan marah. Sekarang mereka semua bebas mendekati Natasya tanpa adanya Anan yg menjadi penghalang.
Tapi untuk sekarang, Natasya masih mau sendiri. Dia trauma dengan kejadian tiga hari lalu. Masih terbayang kejadian dimana Anan dan Dira berciuman dan Dira yg menapar pipi Natasya.
Tidak ada lagi semangat yg diberikan Natasya untuk Anan ketika lagi lomba basket akan dilaksankan.
Tidak ada lagi Natasya yg suka pulang sore karna menemani Anan latihan basket.
Tidak ada lagi Anan yg selalu memasang segel 'punya anan, sentuh bacok'.
Tidak ada lagi candaan yg Anan lontarkan ketika melihat wajah betenya Natasya.Tidak ada lagi mereka berlima yg selalu ribut untuk memilih nonton film di bioskop.
Tidak ada lagi Dira dan Yaya yg selalu rebutan makanan.
Tidak ada lagi Dira yg sangat anti ketika disuruh mencontohkan gerakan cheers.
Tidak ada lagi mereka berlima yg sukanya nongkrong dirooftop sampai sekolah mau ditutup.Kini Natasya sendiri tanpa ada Anan disampingnya.
Kini persahabatan mereka tinggal tersisa berempat.
-persahabatan bukan soal siapa yg paling lama bertahan, tapi siapa yg selalu berada disamping kita dalam suka atau pun duka-
**
