-Hujan tak tau kemana ia menimpa, tapi air mata tau untuk siapa harus jatuh-
**Hujan.
Cuaca mulai mendung, tapi aku tetap duduk manis dibangku taman tanpa ada niat untuk pulang kerumah.
Lama-lama, satu titik hujan pun turun. Semakin lama air hujan turun dengan berlomba-lomba.
Apa mereka tidak sakit merasakan jatuh berkali-kali?
Apa tujuan mereka tetap jatuh?
Apa para air hujan mengharapkan datang nya pelangi?
Apa mendapatkan pelangi harus rela jatuh berkali-kali?
Apa mendapatkan kebahagiaan harus rela jatuh berkali-kali?
**
Hari senin sangat membosan kan bagi para siswa. Ayolah siapa yg merasakan senang ketika upacara akan dimulai? Berdiri setengah jam, mendengarkan amanat demi amanat yg diarahkan para guru. Apa para guru tidak pegal mengoceh sepanjang itu?
"Aku gak kuat nih, Na." Kata Risa dengan muka yg penuh dengan keringat dan bibir yg pucat.
"Aku akan antar kamu keuks." Aku pun membantu Risa berjalan.
"Yah, uks rame banget." Kata ku melihat para siswa yg berada diuks dengan muka yg sangat pucat.
"Kekelas aja." Kata Risa.
Aku pun meng-iyakan ucapan Risa dan mengantarkan Risa kekelas X-2.
Dikelas aku melihat tiga orang lelaki sedang asik makan nasi goreng.
"Kalian gak ikut upacara?" Tanya ku.
Salah satu dari mereka pun menjawab.
"Tadi gue pingsan." Kata nya.
Aku pun mengamati wajah tiga orang lelaki ini. Wajah nya sehat, dari mana muka pingsan nya? Bahkan mereka melahap nasi dengan sangat semangat dan duduk seperti berada diwarteg.
"Kalian bohong ya." Kata ku.
Aku pun melihat name tag nya.
Yg tadi mengatakan pingsan adalah Bian Sebrimo.
"Oh Bian."
Bian pun menoleh kearah ku dengan mulut yg penuh dengan nasi.
"Apa lo panggil-panggil?"
"Gue bilangin guru BK!" Kata ku langsung lari tidak perduli teriakan Bian.
Bel istirahat berbunyi, aku melihat Bian ditengah lapangan sedang hormat kepada bendera. Banyak yg menertawakan Bian. Siapa yg tidak tertawa? Bian berdiri ditengah lapangan dengan rambut yg dikuncir dua kanan dan kiri serta menyeker tanpa alas kaki.
Cowo ganteng yg menjadi idaman dihukum oleh guru BK akibat tidak ikut upacara.
Apa? Ganteng. Iyap. Bian memang ganteng.