Part 8 [END]

2.8K 229 30
                                        

Taehyung merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang, "Mingyu, urus kepindahanku ke SOPA. Aku patah hati."

♥〜♥

Pertengahan musim gugur. Tidak terasa sudah sebulan setelah kepindahan Taehyung yang mendadak. Ji Eun dan Baekhyun, hubungan mereka kembali seperti tahun lalu, acuh dan―berpura-pura―tidak saling kenal.

Hingga―tim inti―OSIS kembali dipercayai mengadakan rapat untuk acara kelulusan, prom night.

Yang membuat baik Baekhyun maupun Ji Eun kesal di kelas masing-masing adalah pengumuman saat bel istirahat bahwa prom night tahun ini―atas ide brilian jones bernama Hwanhee, kelas 3-2―semua murid Hanlim dari kelas 1 sampai 3 'harus' berhadir sambil membawa pasangan.

Ji Eun ingin membawa kakaknya, tapi tanggal prom night itu bertepatan dengan jadwal kakaknya menghadiri perilisan produk sepatu cowok ternama. Kakanya, Lee Jinki adalah seorang ulzzang yang cukup populer di Korea dan luar negeri.

Sementara Baekhyun, ia kesal karena hal ini tidak ada dalam pembahasan rapat dengan Mingyu, Seokjin, dan Chanyeol tadi.

Tapi dengan cuek bebeknya, Baekhyun melangkahkan kaki menuju kelas 1-1. Ia tahu ada seorang cewek yang notabenenya takkan pernah dapat pasangan karena kejudesannya yang sudah tersohor satu sekolah―yang bodohnya baru Baekhyun dengar fakta itu―yang pasti memilih berdiam diri di kelas untuk menghabiskan waktu istirahatnya.

Lee Ji Eun. Baekhyun bersyukur takdir memberinya alasan untuk bisa kembali puas benar-benar memandang wajah cewek yang sampai sekarang masih menempati posisi pertama di pikirannya―dan tentu juga hatinya. "Lee Ji Eun."

Ji Eun menoleh dan memandang Baekhyun datar. ia segera bangkit dan berjalan kelur kelas dan melewati Baekhyun, pun sempan membisikan serentetan kalimat pada cowok itu. "Langsung ke rooftop."

Mengerti, Baekhyun berbalik dan menyusul langkah lebar yang diciptakan kaki jenjang Ji Eun.

Sesampainya di rooftop, Ji Eun berbalik menghadap Baekhyun dan berbicara langsung ke inti, "Katakan maumu."

"Jadilah pasangan prom nightku." Baekhyun memandang Ji Eun datar.

"Tidak. Aku bukan siapa-siapamu."

Kode.

"Kalau begitu jadilah pacarku."

"Aku tidak mau. Kamu tidak serius."

Baekhyun menatap lekat manik Ji Eun. Mengambil langkah untuk mengakhiri jarak keduanya. Memajukan badannya dan dengan gerakan cepat merengkuh Ji Eun posesif.

Baekhyun mencium Ji Eun. Dan itu buka sekedar kecupan karena ada pergerakan oleh Baekhyun. Ia mencurahkan perasaannya lewat ciuman ini. seolah-olah hanya ini cara terbaik agar Ji Eun mau mengerti.

Dan Ji Eun, cewek itu tidak menolak. Meski ini yang pertama, Ji Eun berusaha mengimbangi Baekhyun karena ia pernah menonton murid berciuman di dalam kelas saat istirahat.

"Jadi mulai sekarang kamu adalah pacarku. Tidak ada penolakan, nyona Lee." Setelah puas mencium Ji Eun, Baekhyun memeluk cewek ini erat.

"Nyonya Lee? Baiklah. Tapi aku punya satu permintaan," Ji Eun melepas peluka Baekhyun,"Jadilah dirimu sendiri saat bersamaku. Dan aku juga akan melakukannya."

"Itu mudah," Baekhyun tersenyum manis. Ah, sudah lama Ji Eun tidak melihat ini. tapi ini pertama kalinya ia merasa senyum Baekhyun tulus, "Tapi tidak gratis, sayang."

Baekhyun kembali merengkuh Ji Eun dan menciumnya.

Dan rooftop jadi saksi bisu lahirnya pasangan yang akan melegenda di Hanlim.

.

.

Tapi tanpa kedua insan itu tahu, tiga kepala menjadi saksi hidup kejadian barusan.

♥〜♥

Keesokan harinya, setiap angkah yang Ji Eun ambil, semua orang disekitarnya jadi berbisik-bisik dan sekali-kali meliriknya. Seolah ia adalah objek yang tengah mereka bicarakan.

Dan Baekhyun datang dengan terengah-engah setelah sebelumnya berlalri mencari keberadaan sang pujaan hati, "Eun-ah." Ia memang memanggil Ji Eun begitu karena bagi Ji Eun hanya orang terdekatnya sekarang yang boleh memanggilnya begitu.

"Kenapa?" tanya Ji Eun bingung. Sebenarnya ia ingin mengelap keringat di dahi dan rahang Baekhyun, tapi ia tidak ingin orang-orang curiga. Mereka memang berniat membuka hubungan mereka pada publik hanya saat prom night nanti.

"Kamu tahu siapa orang yang menyebarkan berita pacaran kita?"

Spechless.

"Ji Eun?" melihat Ji Eun terdiam, sepertinya ceweknya juga tidak tahu siapa pelakunya. Baekhyun meraih tangan Ji Eun dan menuntunnya ke kelas 1-1, kelas Ji Eun.

Tapi saat melewati papan mading, mereka terhenti. Seolah ada yang memberitahu mereka untuk melirik papan itu.

"Mwoya?" Ji Eun mengepalkan tangannya saat tahu pelaku dari semua ini.

"Hah. Seharusnya sudah sedari dulu kuhentikan klub penggosip itu."

"Kwon Soonyoung sunbae, Kim Seokjin sunbae, dan Boo Seungkwan sunbae. Apa orang-orang kurang kerjaan seperti mereka ini belum pernah merasakan bogem mentahku? Ah, sepertinya mereka ingin masuk ke rumah sakit berminggu-minggu." Ji Eun menggeram tertahan.

"Tidak perlu. Lebih gampang kalau mereka dikeluarkan dari sekolah ini." Baekhyun menyeringai.

Yah, sampai kapanpun image 'tidak punya hati' mereka akan terus melekat―sepertinya.

―END―

Selesai sudahlah ff ini, makasih buat kalian yang udah setia menunggu & membaca dari part 1 sampai part akhir^^

Jangan lupa juga vomment di part-part sebelumnya yaa... Kurang-kurangin lah sidernya. Ibarat kalo ngomong tuh berasa ngomong sama tembok. ga direspon :))

Akur ya mas masku><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akur ya mas masku><

Annyeong~!

Heartless [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang