Broken Home - Tiga

3K 87 6
                                    


Kalau ditanya soal bagaimana rasanya jadi broken home itu rasanya seperti apa? Tentu saja semua orang tidak akan mau jika mereka dalam keadaan seperti itu. Betapa menyedihkan menjadi anak broken home.

Aku tak pernah menyesal untuk melakukan hal-hal yang aku sukai. Karena aku yakin, ini adalah keputusan yang baik. Aku hanya ingin hidup tenang bersama adikku Abizar, itu saja.

Walaupun begitu, tetap saja hati kecil ku ini sering kali terasa sakit. Terasa hancur dan sedih setiap kali mengingat kedua orangtua ku. Aku bukanlah orang yang kuat dan mampu menahan beban ini sendirian.

Bagaimana pun aku hanyalah seorang remaja yang membutuhkan kasih sayang kedua orangtua. Disaat itu kadang aku menangis. Aku fikir aku kuat menahan semua itu, tapi nyata nya aku terlalu naif. Dan aku akan terlihat lemah saat malam tiba.

Menangis dalam kamar adalah bukan suatu rutinitas baru ku.

Aku dipaksa untuk berfikiran dewasa saat itu. Ketika anak-anak lain bermain bersama temannya diluar sana dengan ceria. Aku malah mengurung dan merenungkan diri dalam kamar. Dengan ditemani suasana malam yang begitu dingin dan suara alunan gitar yang aku mainkan setiap kali aku merindukan kedua orangtua ku.

Ada beberapa hal yang ingin belajar aku pahami di dunia ini. Salah satunya tentang ketidakpedulian mamahku terhadapku, anaknya.

Aku paham bahwa papah dan mamah telah berpisah, tapi perpisahan tersebut hanya berlaku bagi mereka. Sementara aku? Tidak akan pernah, aku tetap anak mereka bersama. Bukan sepihak.

Tentang ketidakpedulian papahku? Aku masih saja belajar untuk memahami semuanya perlahan dengan baik. Aku tidak benci, tetapi jujur aku sangat terluka. Yeah.. kini aku telah dewasa dan mampu memahami banyak hal. Yang aku butuhkan hanyalah penjelasan tentang segalanya.

Saat dimana hatimu merasa dikecewakan oleh keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bersyukurlah. Pertanda bahwa allah sedang mengajari mencintai diri sendiri, menerima apa adanya dirimu dan keadaan mu dengan ikhlas.

Sebelumnya, aku tidak pernah terbayang rasa pilu, tentang rasa rindu kehadiran sosok kedua orangtua. Hingga waktu menyadarkan aku, tentang sedih yang aku alami selama ini terlalu dalam.

Hanya mereka yang pernah merasakan patah yang sesungguhnya. Yang benar-benar paham tentang bagaimana sulitnya menata hidup karena adanya bayangan buruk dimasa lalu. Akhirnya aku menyadari perasaan yang tidak menyenangkan itu.

Bagi anak broken home, menjadi mandiri adalah sebuah keharusan. Sebab, kehilangan sudah terlalu banyak mereka rasakan. Jadi, memedulikan diri sendiri dan menata hati yang rapuh terlebih lagi membuat keputusan sendiri adalah tugasnya. Setidaknya aku paham tentang hal ini.


______________________________________________________________________________

"maybe i'm just dreaming out loud"

______________________________________________________________________________

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang