Setelah menempuh perjalanan sekitar 12 jam akhirnya bis yang di naiki Liand dan rombongan sampai di kota terdekat dari desa mereka. Mereka sampai di kota itu sewaktu malam dan jam menunjukkan pukul 11 malam. Mereka kemudian beristirahat sejenak dan akan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta jam 2 pagi nanti.
"Andi sebenarnya kita mau pergi kemana, kok pake kereta segala, lagi pula dari tadi kamu juga tidak kasih kejelasan kita mau kemana, "tanya Prilly.
"Maaf kak, Andi memang sengaja ga kasih tau supaya kakak mau ikut karyawisata ini, kita akan pergi ke ibu kota kak, siapa tau ada petunjuk mengenai keluarga kakak. Sebenarnya Andi dapat tawaran ini sudah sejak lama, dan siapa tau kita menemukan petunjuk keluarga kakak. Oh iya adek kemana kak, kok ga kelihatan. Dia tidur ya?
"Enggak. Tuh dia lagi di atas pohon mau nurunin kucing yang kejebak di atas, coba aja kamu liat sendiri. "tunjuk Prilly ke arah pohon kelengkeng yang menjulang tinggi di dekat tempat mereka beristirahat.
"Busett... Si Adek, haduh bikin heboh dia anak umur 5 tahun manjat pohon setinggi itu, ya meskipun ini pohon lebih pendek daripada pohon di hutan, tapi buat orang kota ini udah suatu hal menakjubkan. Dasar si adek Tarzan.. "kata Andi sambil sedikit tertawa.
Tidak lama kemudian Liand turun ke bawah dengan applause dari para penonton yang melihat aksinya tadi dan menyerahkan kucing itu ke ibu pemilik toko oleh-oleh yang berjualan di area itu.
"Ini kucingnya ibu, kelihatannya kucingnya masih takut. Mpus jangan takut nanti mpus kecil di dalam perutnya sedih. "kata Liand sambil mengelus perut kucing itu.
"Makasih ya dek, aduh ibu ampe kaget tadi adek manjat pohon setinggi ini cepet banget, ini ibu kasih buat kamu sebagai ucapan terima kasih." ucap ibu itu sambil menyerahkan beberapa bungkusan makanan.
Liand menoleh pada bundanya, dan setelah mendapat anggukan dari Bundanya dia menerima hadiah itu dan tidak lupa mencium tangan ibu itu kemudian berlari ke arah bundanya.
"Bundaa, Ian dapet ini dari ibu tadi hihihi, Liand pengen makan bunda, kan Liand jarang makan makanan kayak gini, "rengek Liand pada Prilly.
"Iya-iya sabar nak, tapi di bagi ya sama yang lainnya, jangan kamu makan sendiri.
"Siap Bunda" ucapnya sambil berlari ke arah teman-temannya.
Setelah beristirahat sejenak mereka meneruskan perjalanan ke stasiun, bagi Liand dan teman-temannya yang belum pernah melihat stasiun secara langsung tentu mereka sangat penasaran akan hal itu dan penasaran rasanya naik kereta api. Sesampainya mereka di stasiun mereka langsung menuju peron dan tidak lama kemudian kereta mereka datang dan dengan semangat anak-anak naik ke kereta dan duduk di tempat mereka masing-masing.
"Bunda Liand duduk dekat jendela ya, biar bisa liat pemandangan. Keretanya kok belum bergerak ya?
"Sabar sayang, nanti kalau sudah waktunya juga bakal bergerak. Kamu yang sabar ya.
Tidak lama kemudian kereta yang mereka naiki bergerak, Liand pun sangat senang dengan pengalaman itu. Setelah sekian lama melihat pemandangan malam, Liand pun tertidur di pangkuan sang bunda, perjalanan yang memakan waktu sekitar 12 jam membuat semua orang terletap tidur. Saat Liand bangun dia melihat ke luar jendela sedang hujan dengan waktu tempuh masih 6 jam lagi.
"Anak bunda udah bangun, sarapan dulu. Bunda suapin ya, sama pake jaketnya kalau kedinginan.
"Ga dingin kok bun, cuman bunda tau aja kalau Liand laper hihihi. Masih lama ya bun sampai tujuannya, "tanya Liand sambil menyantap makanan itu.
"Masih 6 jam lagi. Coba kamu liat pemandangannya sebentar lagi berubah menjadi gedung-gedung bertingkat," tunjuk Prilly.
Liand pun menoleh dan benar saja, pemandangan di luar berubah menjadi perumahan dan gedung-gedung bertingkat, Liand dengan antusias yang tinggi melihat pemandangan itu yang baru pertama kali dia lihat. Akhirnya mereka sampai di tujuan dan sudah ada bus yang akan membawa mereka ke hotel. Sepanjang perjalanan ke hotel Liand dan yang lainnya di suguhkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, lebih tinggi dari pada pohon-pohon di hutan mereka dan merasakan hiruk pikuk kota besar untuk pertama kalinya.
"Bunda berisik banget, dan bikin sesak nih. Panas juga, jadi dulu bunda juga tinggal di tempat seperti ini.
"Iya nak, tapi dulu ga sepadat ini, semuanya sudah berubah sekarang, kamu tahan saja lagi pula kalau baru pertama memang wajar kayak gitu.
Mereka kemudian sampai di hotel tempat mereka menginap. Allegria hotel, tempat mereka menginap, namun Prilly tidak menyadari hal itu dan langsung masuk ke dalam, setelah cek in mereka di antar menuju kamar masing-masing. Saat Prilly naik Lift menuju ke kamarnya di lobby seorang lelaki muda dengan beberapa pengawal berjalan ke luar dia adalah Raka Allegria anak Prilly dan sang suami.
"Tuan Raka, apakah anda mau kembali ke rumah, "tanya salah satu Bodyguardnya.
"Tidak. Aku mau ke rumah sakit terlebih dahulu untuk melihat kondisi Ayah. Kalian bisa kembali ke rumah terlebih dahulu, saya ingin sendiri untuk sekarang." perintah Raka yang di angguki Bodyguardnya.
Raka mengemudikan Mobil nya menuju rumah sakit keluarganya Allegria hospital. Sesampainya di sana dia langsung menuju ruangan Vvip dimana Ayahnya di rawat. Begitu memasuki kamar itu. Raka melihat Ayahnya sedang memandang ke luar jendela, Raka hanya bisa menghela nafas, sejak kecelakaan setahun lalu, perkembangan Ayahnya tidak terlalu pesat dan ayahnya lebih ingin menyerah.
"Assalamualaikum Ayah, "ucapnya namun tidak ada respon."
"Assalamualaikum Ayah. "ucapnya lagi dan kali ini mendapat balasan.
"Waalaikumsalam nak, maaf tadi Ayah melamun," ucapnya.
"Ga masalah, ayah mikirin bunda lagi ya, makanya ayah cepat sembuh biar bisa nyari bunda lagi, ayah kan yakin bunda masih hidup, ayo berjuang ayah.
"Ayah hanya takut, kalau bertemu dengan bunda kamu. Dia tidak mengenal ayah lagi dan berfikir ayah tidak pernah mencari dia, atau ayah takut kalau bunda kamu memiliki pendamping baru, "kata Ali sambil memandang ke luar jendela kembali.
"Raka fikir bunda bukan tipe orang seperti itu, itu hanya sugesti ayah saja. Ayo dong ayah semangat, plis.
"Heh... Iya iya, kamu ini kayak anak kecil merengek saja, jadi bagaimana bisnis kamu lancar.
"Lancar Ayah, tadi rombongan karyawisata dari area konservasi hutan di pedalaman sudah sampai, Raka senang melihat senyum yang menghiasi wajah mereka.
"Kamu sudah sapa mereka semua belum, jangan lupakan hal itu karena ini pertama kalinya mereka ke kota.
"Belum ayah Raka lupa, habis tadi Rio telfon kondisi ayah mengkhawatirkan jadi Raka buru-buru kesini.
"Dasar, adek kamu itu juga terlalu khawatir padahal dia dokter ayah, tapi paniknya luar biasa. "kata Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegria family NV
FanfictionNo sinopsis masih sama seperti yang dulu karakternya hanya yang membuat Ali dan Prilly berpisah bukan karena Kdrt, ya baca aja