Part 5

3K 255 12
                                    

Kebahagiaan menyelimuti ruang rawat Ali. Karena akhirnya dia bisa bertemu dengan istrinya. Tanpa malu Ali mencium bibir sang istri cukup lama hingga mamanya memukul kepalanya, yang membuat dia tertawa kecil.

"Dasar, nanti kalau udah sembuh baru nyosor. Ini rumah sakit tau, ada mama, mertua kamu ama anak-anak kamu. Kok ya ga malu, Alii dasar kamu ini.

"Apaan sih ma, wajar kali Ali kayak tadi. Namanya juga kangen ama istri cantikku ini. Apalagi sekarang pake Hijab. Tambah cantik, tapi aku ga suka. Pasti banyak yang nyari perhatian kamu. Ga suka.

"Ya Allah. Li li, nyebut ih. Kamu ini udah tua masih aja cemburuan, Prilly baru balik langsung di ceramahi. Nanti ilang lagi kamu bingung nyarinya.

"Eh jangan. Mama ih doain jelek. Sayang kok kamu ga ngomong apa-apa sih dari tadi, ga kangen ya sama aku." tanyanya pada Prilly.

"Gimana mau ngomong mas, kalau kamu meluk aku kenceng banget. Longgarin dulu baru aku ngomong.

"Eh iya maaf. Kekencengan. "kata Ali sambil tertawa.

"Kamu ini mas ga berubah. Kenapa bisa kecelakaan seperti ini, kamu bikin aku khawatir tau, kamu ga pernah berhenti nyariin aku ya. Sampe kayak gini,"kata Prilly sambil mulai menangis.

"Udah dong jangan nangis. Yang penting sekarang aku sudah ketemu kamu, jadi bakal sembuh deh. Sayang anak kecil itu siapa, kok dia mirip sama aku waktu kecil ya, "tanya Ali sambil menunjuk Liand yang masih tidur.

"Tebak dia siapa? Mas ingat ga waktu kejadian itu, aku kasih tau apa sama mas? Ingat ga?.

"Bentar... Itu.. Jadi dia, dia itu bayi yang kamu kandung waktu kejadian itu. Anak aku dong. Yes beneran cowo mana cakep lagi, sini kasih aku pengen gendong. "rengek Ali.

"Eits, papa itu diem aja, biar Raka yang kasih ke papa. Tapi buset ganteng juga si adek. Waduh bisa kalah saing nih soalnya imut," kata Raka sambil menggendong Liand.

"Iya dong yang buat siapa dulu. Hasilnya Papa ama mama kamu pasti top dong, memang kamu belum menghasilkan, "kata Ali yang mendapat pukulan dari Prilly.

"Sembarangan kalau ngomong kamu mas, tu mulut di jaga. Kalau Liand dengar bisa jadi masalah. Kamu ini ga berubah tu mulut yang asal ngomong itu di kunci dulu." kata Prilly yang membuat semua orang di ruangan itu tertawa.

Ali menerima Liand. Kemudian menimangnya layaknya bayi, tiba-tiba Liand memeluk perut Ali dan berucap Ayah yang membuat Ali terharu dan mencium kening bocah itu. Liand semakin mengeratkan pelukannya pada Ali. Kelihatannya dia nyaman berada di dekat ayahnya.

"Dek bangun dong, sssttt dek bangun. "kata Rio berusaha membangunkan Liand.

"Rio apa-apaan sih. Biarin Liand tidur, kamu ini jahil banget." ucap Ali.

"Ayah mah ga seru, kan kalau Liand bangun kita bisa liat wajah kaget dia waktu ketemu ayah sama kita pasti lucu tuh. "kata Rio.

Liand yang terusik dengan suara-suara yang mengganggu tidurnya Perlahan-lahan terbangun dan saat membuka matanya dia ada di dekapan seorang pria yang sangat asing baginya, namun dari bau tubuhnya mirip seperti ayahnya. Pandangannya beralih ke arah 2 lelaki kembar yang satu mengenakan jas dan yang satu mengenakan pakaian dokter, Liand yang bingung dengan semua ini kemudian melihat ke arah bundanya yang sedang bercakap cakap dengan kedua neneknya.

"Bunda. "panggilnya yang mengejutkan semua orang di ruangan itu.

"Eh anak bunda sudah bangun, kenapa nak. Tidurnya kurang nyenyak ya karena berisik," tanya Prilly pada Liand.

"Iya bunda. Tapi om ini siapa? Trus akak berdua itu siapa, "tanyanya pada Prilly.

"Liand. Liand pasti tau dong ini siapa? Ini ayahnya Liand namanya Ali. Salam dulu nak sama ayah. Dan ini kak Raka ama kak Rio, kakak kamu." kata Prilly.

Liand memandang Ali dengan sangat lucu, membuat Ali gemas pada anaknya ini, Liand kemudian meraba pipi Ali yang membuat Ali menitihkan air mata yang membuat Liand kaget dan buru-buru melepaskan tangannya.

"Ayah kenapa nangis? Liand buat salah ya? Bunda, Liand ga nakal tapi kenapa ayah menangis, "tanyanya pada Prilly.

"Liand." panggil Ali yang membuat Liand menoleh ke arah nya.

"Ayah nangis karena bahagia bisa bertemu Liand. Ayah fikir ga bisa ketemu kamu, tapi Allah berkehendak lain. Ayah masih bisa ketemu kamu, dan Ayah bersyukur akan hal itu.

"Liand juga seneng ketemu ayah. Hihihi ayah brewokan kayak Maung, tapi tetep ganteng. "kata Liand sambil mencium pipi Ali.

"Maung? Apa itu Maung sayang, kok aku ga paham apa yang di bilang Liand," tanya Ali pada Prilly.

"Aku jelasin tapi jangan kaget ya mas. Maung itu harimau putih yang tinggal di hutan konservasi dekat desa yang aku dan Liand tinggali. Dan sejak Liand usia 6 bulan, Maung sudah bersahabat sama dia. Bahkan Maung itu selalu menjaga Liand sampai sekarang. "ucap Prilly yang membuat semuanya tercengang.

"Kamu main sama harimau nak. Ga takut di gigit," tanya Ali.

"Ndak. Maung sama keluarganya baik sama Liand, begitu juga Phyiti, monkiki ama Balu mereka teman Liand ayah, nanti kalau ayah ke rumah Liand bakal Liand kenalin sama mereka.

"Serius tuh. Nah apaan lagi nama tadi itu hewan juga jenisnya apa? Jangan-jangan buas semua lagi, "tanya Rio.

"Enggak akak. Mereka baik. Monkiki itu ketua monyet, Phyiti itu ular python dan Balu itu beruang madu, mereka itu temen Liand hihihi.. Akak takut." tawa Liand melihat wajah Raka dan Rio yang memucat sementara Ali, mama Anita dan Arina mendapat pembenaran dari Prilly.

Allegria family NVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang