Part 4

2.9K 261 6
                                    

Prilly baru saja selesai menandikan Liand, sebenarnya Liand bisa mandi sendiri kalau di rumah, tapi karena tadi Liand belum paham cara memakai shower dan dia juga masih belum bisa menjangkaunya jadilah Prilly memandikannya. Sekarang anak itu baru saja selesai sholat dan melihat acara tv.

"Bunda acaranya bagus, bunda kok isinya berita, bunda itu makanan apa, bunda kartunnya lucu."kata Liand yang baru pertama kali melihat acara tv membuat Prilly tersenyum.

"Bunda kenapa ya desa kita ga punya listrik, kan enak kalau malam jadi terang, bisa liat tv dan ga menakutkan lagi, "tanya Liand lagi.

"Sabar ya nak. Sekarang ini di desa sedang diusahakan agar kita memiliki listrik, supaya ga gelap lagi dan kamu bisa lihat tv. Yang penting syukuri saja apa yang kita miliki sekarang." kata Prilly yang di angguki Liand.

Selepas beristirahat sejenak Prilly dan Liand kemudian menuju restoran untuk makan siang. Lagi-lagi Liand agak sedikit takut menaiki Lift tapi sesaat kemudian dia tertawa karena rasanya lucu menurut dia. Mereka sampai di Lobby dan langsung menuju restoran. Liand yang berlari-lari tidak sengaja menabrak seorang wanita paruh baya hingga dia terjatuh.

"Aduh.. Cakit."kata Liand.

"Maaf bu, tadi putra saya tidak hati-hati sekali lagi saya minta maaf. "kata Prilly sambil memandang wanita itu namun wajahnya langsung berubah kaget begitu pun wanita itu yang tidak percaya akan seseorang di hadapannya. Belum selesai keterkejutan mereka. Seorang wanita lain yang mungkin sedikit lebih tua dari wanita tadi menghampiri mereka dengan wajah yang sangat susah di jelaskan karena semuanya bercampur aduk.

"Prilly."kata kedua perempuan itu.

"Mama Anita, Mama Arina. "ucap Prilly yang membuat Liand tampak bingung.

"Ini beneran kamu nak. Ya Allah terima kasih engkau kabulkan doa hamba agar bisa bertemu dengan anak hamba lagi." kata Mama Arina sambil memeluk Prilly.

"Mama Prilly kangen sama mama, mama Anita, Prilly juga kangen sama mama, "kata Prilly sambil memeluk mamanya dan Mama mertuanya.

"Bunda, mereka siapa? Kenapa bunda nangis?." tanya Liand yang membuat Prilly menoleh begitu pun ke dua orang itu.

"Bunda? Ini anak kamu nak, apa dia itu yang kamu kandung waktu kejadian itu, "tanya Anita.

"Iya ma. Dia anak yang Prilly kandung saat kejadian itu, meskipun waktu itu harapannya tipis dia bisa hidup, tapi sekarang dia tumbuh dengan baik tapi jangan kaget kalau dia tidak seperti anak kecil kebanyakan." kata Prilly yang membuat kedua wanita itu heran.

"Apa maksud kamu nak, dia masih seperti anak biasa, kenapa kamu bilang beda, halo ganteng namanya siapa, "sapa mama Arina.

"Alo nek, nama saya Liand. Nenek ciapa kenapa baunya sama kayak bunda, dan kenapa nenek yang satu baunya seperti robekan baju yang di bawa bunda. Yang katanya robekan baju Ayah, bunda mereka siapa?

Prilly membawa Liand dalam gendongannya dan memandang jagoannya itu, seraya membisikan sesuatu yang membuat Liand memandang ke dua perempuan itu lalu memandang bundanya kembali.

"Benarkah mereka nenek Ian, tapi nenek Ian itu nek Ina. Liand bingung bunda. "keluh Liand sambil memijit pelipisnya yang membuat mama Anita dan Arina gemas karena tingkahnya.

"Prilly boleh mama gendong cucu mama." pinta mama Arina yang di angguki Prilly seraya memberikan Liand.

"Liand ini nenek kamu, ibu dari bunda Liand dan yang ini nenek dari ayah Liand. Tidak apa kalau Liand masih belum mengerti. Nanti Liand bakal mengerti. Kami ini nenek kamu, tadi lari-lari mau kemana, "tanya mama Arina.

"Liand laper nenek, mau makan makanya tadi lari-lari. Nenek AA mau kemana tadi," tanya Liand balik yang membuat Prilly dan kedua wanita itu tertawa.

"Nenek AA. Mbak sepertinya julukan itu memang pantas buat kita, tadi nenek juga mau makan Liand mau nemenin kami, "tanya mama Anita.

"Mauu." ucapnya sambil tersenyum.

Acara makan siang pun menjadi meriah karena berbagai hidangan yang di pesan oleh kedua nenek itu untuk Liand dan rombongannya bahkan mereka menggratiskan makan siang hari ini yang membuat Andi dan beberapa orang tua berterima kasih. Liand sendiri yang mulai dekat dengan kedua neneknya mulai manja dengan meminta kedua neneknya menyuapi dirinya secara bergantian, sementara Prilly tersenyum senang melihat hal itu.

"Bunda Ian kenyang, makanannya enak. Udangnya juga besar, apa tadi namanya emm.. Lober ya.

"Bukan Lober sayang, tapi Lobster. Mama berdua sebenarnya mau kemana tadi, "tanya Prilly sambil menggendong Liand yang mengantuk.

"Tadi kesini mau nemuin Raka, tapi kayaknya dia udah pergi ke rumah sakit duluan." kata mama Anita.

"Raka? Maksudnya Raka anak Prilly ma? Loh kok bisa ada di sini? Dan siapa yang sakit, "tanya Prilly.

"Nak, kamu ga perhatikan nama hotel ini ya, ini hotel milik Raka, yang dulu baru di bangun. Dan yang sakit itu menantu kesayangan mama ya suami kamu, dia kecelakaan setahun lalu saat berusaha mencari kamu. Dan sampai sekarang belum ada kemajuan sama sekali. "kata mama Arina yang membuat Prilly kaget.

"Ma, ayo cepat ke rumah sakit. Prilly khawatir ma, sama mas Ali. AYO MA.

Mereka pun menuju ke rumah sakit, Sesampainya di sana dengan tidak sabar Prilly berlari menuju ruangan sang suami yang menimbulkan kelucuan karena dia tidak tau dimana ruangan Ali di rawat, kedua mamanya kemudian membawa dirinya ke ruangan Ali dan saat memasuki ruangan itu ada Raka dan juga Rio yang baru saja selesai memeriksa kondisi Ali.

"Oma berdua kenapa tidak telfon Raka, kan bisa Raka jemput, dari pada kesini sendiri, "

"Tadi itu kami sudah ke hotel tapi kamu keburu kemari, jadi ya kami berdua kesini sendiri, Rio gimana keadaan ayah kalian," tanya mama Anita.

"Belum ada kemajuan berarti Oma. Habis Ayah bandel ga mau minum obat. "Adu Rio yang mendapat pelototan dari Ali.

"Kamu ini, kapan mau sembuh coba. Kalau rajin minum obat kan bisa cepet sembuh dan cari istri kamu lagi, kalau gini ga jadi kita kasih hadiah. Ya kan mbak Arin.

"Bener itu, tadinya mama mau kasih kamu hadiah dimana keberadaan Prilly, tapi kamu ga niat sembuh kayak gini. Ya mama ga kasih tau deh, "goda mama Arina.

"Mama tau dimana keberadaan Prilly, kasih tau ke Ali ma. Ali janji bakal cepat sembuh. Plis ma," pinta Ali memelas.

"Hee.. Gimana ya? Janji kan cepet sembuh, kalau gitu masuklah nak. "teriak mama Arina dan seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan mengejutkan semua orang.

"Maaf ini saya mengantar makanan untuk tuan Ali, saya permisi bu." kata suster itu dan tepat setelah suster itu keluar masuklah seseorang yang membuat Ali, Rio dan Raka tidak percaya.

"Assalamualaikum maaf tadi Prilly habis tidurin Liand, apa kabar anak bunda sehat? Dan mas aku ga suka kamu bandel kayak gitu.

Langsung saja Raka dan Rio memeluk bunda mereka, kemudian Prilly menghampiri Ali dan memeluk suaminya, sementara Liand tertidur di sofa.

Allegria family NVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang