Seminggu setelah kejadian itu Liand dan Prilly sudah di bawa Ali untuk menetap di kota. Meskipun pada awalnya Liand berat untuk meninggalkan Maung dan teman-teman hewan serta sekolahnya tapi akhirnya dia mau. Di mansion Liand kemudian di beri 4 anak kucing sebagai piaraannya meskipun membuat Prilly agak sedikit takut karena dia Phobia kucing tapi demi sang putra dia harus melawan Phobia nya itu.
"Masih takut kamu sayang. Cuman kucing doang, sama Ular, sama Macan aja berani kenapa sama kucing masih aja takut. Aneh kamu, "kata Ali menggoda Prilly.
"Ih mas. Yang namanya takut ya beda. Kamu kan juga tau kalau aku takut sama kucing sejak aku masih kecil. Beda dong ama ular dan macan. Kamu ini seneng banget godain aku." ucapnya sambil membetulkan dasi Ali.
"Kan udah lama ga liat muka merah kamu. Udah lama juga ga ada yang pakein aku dasi kayak gini, kan kangen di manja sama kamu. Sayang gimana sekolah Liand apa dia bisa beradaptasi di sekolah itu, "tanya Ali yang membuat muka Prilly rada murung.
"Kenapa sayang kok muka kamu murung begitu? Apa Liand tidak nyaman dengan sekolahnya? Mau aku cariin sekolah yang lebih bagus lagi," tanya Ali.
"Bukan gitu mas. Sebenarnya Liand suka dengan sekolah itu dan adaptasi nya juga berjalan baik tapi... Menurut laporan dari wali kelas dan Bodyguard kita beberapa teman Sekelasnya menyebut Liand anak hutan, kampungan dan ga pantas sama mereka. Serta beberapa dari orang tua murid pun menghardik dia, mereka selalu menyindir Liand tidak pantas berada di sekolah itu. Bahkan kemarin wali kelas Liand kasih laporan kalau beberapa orang tua murid mengusir Liand waktu makan siang dan mengatai dia kampungan.
"APA!!! KENAPA BISA SEPERTI ITU. APA MEREKA TIDAK TAU KALAU LIAND ANAK KITA, BERANI SEKALI MEREKA. MEREKA FIKIR MEREKA SIAPA BERANI MENGHINA PUTRAKU.
"Mereka tidak tau kalau Liand anak kita mas. Saat perkenalan Liand meminta pada wali kelas dan kepala sekolah agar jangan memberitahu teman-temannya kalau dia adalah anak kita. Liand bilang dia malas jika anak-anak itu berteman dengannya hanya karena dia anak kita. Anakmu itu peka luar biasa mas, dia bisa menebak kepribadian orang sekali lihat. Aku sudah berusaha membujuknya untuk pindah sekolah tapi dia bilang ini seperti menaklukkan binatang buas dia bisa mengatasinya. Begitu katanya kalah deh aku. "kata Prilly.
"Anak itu, kelihatannya dia memang suka membuat heboh. Baiklah untuk kali ini aku tidak akan bertindak, tapi jika melampaui batas. Tidak ada ampun untuk mereka, kalau begitu istri ku siap kembali menjadi sekretaris suami ganteng mu ini." gada Ali.
"Siap mas. Ayo kita pergi dan membuat kehebohan. "kata Prilly sambil tertawa.
Ali dan Prilly berangkat ke kantor dengan di kawal beberapa Bodyguard yang mengikuti mereka. Sementara di sekolah Liand sedang banyak orang bergosip yang tidak jelas soal Liand. Wali kelas Liand, para guru dan staf sekolah hanya bisa sabar mendengar para orang tua murid menggosipkan Liand.
"Liand kamu yang sabar ya, dengan segala hal yang kamu dengar di sekeliling kamu, "kata Wali kelasnya.
"Ibu guru tenang saja, Liand sudah biasa kok. Mereka itu cuman tau sekilas soal Liand jadi wajar mereka berspekulasi seperti itu, emm... Liand mending keluar dulu, maaf sudah buat kelas kotor karena mereka melempari Liand dengan lumpur. Permisi ibu. "kata Liand sambil pergi menuju toilet.
"Anak yang tabah dan sabar sekali, semoga kamu selalu di lindungi Allah swt.
FLASHBACK
" Kondisi belajar mengajar di kelas Liand berjalan dengan biasa saja, meskipun Liand harus duduk di pojok ruangan jauh dari teman-temannya Liand tetap semangat belajar, meskipun caci maki sering terdengar dari teman-teman Sekelasnya tapi Liand hanya menanggapi dengan senyuman. Saat ibu guru sedang mengajari berhitung tiba-tiba beberapa orang tua siswa tiba-tiba masuk ke kelas dan berteriak teriak layaknya orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegria family NV
FanfictionNo sinopsis masih sama seperti yang dulu karakternya hanya yang membuat Ali dan Prilly berpisah bukan karena Kdrt, ya baca aja