Entah sudah berapa lama ia berada di ruangan itu dan sudah berapa lagu yang terputar.
Botol plastik bekas ia minum berserakan di mana mana.
Sampai akhirnya ia terjatuh karna kelelahan. Ia meninju lantai studio itu dan menatap bayangannya di cermin.
"Sialan !" Rutuknya dan kembali menunduk"Nak, apa kau masih di dalam ? Istirahat lah nak, kau terus berlatih dari pagi, ini sudah malam" suara ibunya terdengar khawatir
"Aku masih ingin latihan bu, ibu istirahat saja duluan" jawabnya
"Tapi nak, ibu takut kau sak-" kata kata ibunya terputus
"Pergilah bu kau benar benar mengganggu ku" kata kata anaknya benar benar menyakiti hati ibunya, ibunya hanya berbalik sambil menahan tangis dan kembali ke kamarnyaWinwin, nama anak itu. Dia seperti mengalami depresi semenjak kakaknya meninggal 2 tahun lalu.
Ia dan kakaknya memiliki cita cita yang sama yaitu ingin menjadi dancer professional, biasanya dia latihan dance berdua dengan kakaknya di studio itu, tapi semenjak kakaknya meninggal dia sama sekali tidak bisa merasakan musik dia seperti kehilangan jiwa untuk merasakan musik bahkan dia lupa caranya bersikap lembut kepada orang orang dia selalu mengatakan apa yang ada di pikirannya entah itu baik atau buruk dan itu membuatnya di jauhi oleh teman temannya di sekolahnya."AKKHHHH" teriaknya di studio itu dengan muka frustasi
"Apa yang harus aku lakukan ? Sudah 2 tahun aku berlatih, tapi kenapa masih tidak bisa ? Kenapa kepergianmu begitu berpengaruh , HAH ? JAWAB AKU SIALAN !! " teriaknya lagi sambil menatap cermin yang ada di studionya
"Bagaimana caranya kembali seperti dulu, aku ingin seperti dulu, kau tahu ? Ini benar benar membuat ku gila" kali ini dia sambil meringkuk dan mencengkram rambutnya kuat kuat, perlahan lahan air matanya keluar.
Dan akhirnya ia tertidur di studio itu, begitu seterusnya setiap malam.Ke esokan paginya ia terbangun dan bergegas ke kamarnya untuk mandi. Setelah selesai mandi terdengar kamarnya di ketok dan kemudian ayahnya masuk
Winwin sebenarnya sedikit kaget melihat ayahnya yang masuk membawakan makanan dan vitamin untuk nya karna biasanya ibunya yang melakukan itu.
Tapi iya tidak memperdulikannya , dan berkata "kau bisa menaruhnya di atas tempat tidur dan cepat lah keluar"
"Ayah ingin bicara dengan mu, nak" kata ayahnya lembut
"Baiklah, cepat beritahu apa yang mau kau bicarakan dan segera keluar" kata winwin datar
Ayahnya menghela nafas mendengar jawaban anaknya, jika winwin tidak dalam keadaan sakit ia pasti sudah menampar anaknya dari tadi. Tapi ia sudah berjanji pada istrinya untuk tidak berlaku kasar pada winwin"Ayah tau kau kehilangan inspirasi nak, apa kau mau mengikuti jejak kakak mu ? Maksud ayah jika kau ingin ayah akan memperbolehkan mu pergi ke seoul seperti kakak mu dan bersekolah di SOPA, kakak mu pernah mengatakan sekolah itu benar benar menginspirasinya. Kau akan mendapatkan banyak hal baru untuk di jadikan inspirasi nak" kata ayahnya lembut
Mendengar kakaknya pernah mengatakan hal tersebut dia menatap sang ayah dan berpikir
"Lalu bagaimana jika aku di jauhi teman teman ku seperti halnya di sini yah ? Aku benar benar tidak bisa mengontrol diriku, aku hanya takut" mata winwin kembali berkaca kaca dan ia menundukkan kepalanya
Tangan ayahnya bergerak mengusap punggung anaknya itu, ayahnya tau winwin sebenarnya anak yang lembut hanya saja karna depresinya itu dia tidak bisa mengontrol dirinya itu
"Ayah dan ibu sudah memikirkan semuanya nak, ayah punya kenalan psikiater terkenal di seoul, dia akan menangani mu sampai kau sembuh, ayah yakin kau pasti bisa nak, ayah dan ibu hanya ingin membantu mu" kata ayahnya lembut
Winwin mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya lagi
"Baiklah yah, aku mau, aku akan menunjukkan pada kakak aku bisa mewujudkan cita cita kami" kata winwin kali ini sambil tersenyum walaupun hanya sedikit
Ayahnya sedikit kaget melihat hal itu, karna setaunya semenjak kakaknya meninggal winwin tidak pernah tersenyum bahkan berbicara pun jarang
"Baiklah ayah akan mengurus semuanya nak,ibu akan menyiapkan keperluan mu" kata ayahnya tersenyum lalu keluar-Lee Taeyong-
Taeyong masih tertidur pulas di kamarnya tentu saja dia di bangun kan oleh hansol dan berjalan sendiri ke kamarnya.
Ia menggeliat di kasurnya, dan membuka sedikit matanya, kemudian dia menduduk kan diri dan berkata "sudah pagi rupanya" dan dia menarik selimut lagi lalu tidur lagi.
Belum lama dia terlelap, suara kakaknya menghiasi paginya itu dengan menggedor dan berteriak"Taeyong bangun woyyy, matahari uda keluar tuh,Taeyonggg" hansol menggedor semakin kuat
"Ck" taeyong menendang selimutnya dan bangun membuka pintu dengan rambut masih acak acakan di lihatnya hansol dengan rambut yang basah, kaos oblong dan celana pendek di depan kamarnya yang menganga
"Jangan bilang kau belum mandi taeyong" kata hansol sambil menutup hidung
"Hnn" kata taeyong sambil bersandar di pintu kamar dengan mata sayu
"Ewwww... sana cepatlah mandi, kau jorok sekali" kata hansol sambil mendorong taeyong masuk ke kamar mandi
"Kau tidak perlu mendorong ku hansol" rutuk taeyong
"Baiklah baiklah, cepatlah mandi aku akan menyiapkan sarapan di bawah, atau kau mau ku mandikan ??" kata hansol dengan seringai mengejekBLAMM !!!!
Taeyong langsung membanting pintu kamar mandi mendengar kata kata si kakak.
Beberapa menit kemudian ia keluar kamar dengan pakaian yang sama seperti si kakak kaos oblong, celana pendek dan rambut yang sedikit basah.
Ia menuruni tangga dan melihat hansol sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
Lalu mereka makan dalam keadaan hening, sebenarnya masakan hansol sedikit keasinan , tapi karna lapar taeyong habiskan saja sarapan ala hansol."Taeyong apa kau ingin berjalan jalan ? Hitung hitung untuk mengenal seoul " tanya hansol setelah mereka selesai makan dan bersih bersih
"Tidak" jawab taeyong singkat dan berjalan menuju kamarnya hansol hanya menghela nafas
"Kalau begitu aku akan keluar, ada janji dan aku akan pulang buat makan malam kalau kau lapar kau bisa menggoreng ayam yang ada di kulkas" teriak hansol
"Hnn" jawab taeyong"Aku pinjam mobil" kata taeyong selesai mereka makan malam dan membuat hansol mendengus tertawa
"Yaa apa kau sudah kenal daerah sini ? Bagaimana kalau kau nyasar ?"
" ya sudah kalau begitu antar aku, apa kau mau adikmu datang ke sekolah tanpa perlengkapan sekolah ? "
Hansol menunjuk beberapa plastik di samping rak tv
"Semua sudah di situ, kau hanya perlu menganggkatnya ke kamar mu" kata hansol, tanpa bicara banyak taeyong langsung ke samping rak dan memeriksa barang barang tersebut dan memindahkannya ke kamarnya, baru saja ia sampai anak tangga ke 3 dia berbalik lagi
"Kau sudah mengurus kepindahan ku dari sekolah yang lama kan ? "
"Sudah" kata hansol
"Lalu sekolah baru ku ? Sudah kau urus ? " tanya taeyong lagi
"Sudah sudah, besok kau hanya datang ke sekolah, duduk dan dengarkan penjelasan guru mu, Tuan besar" kata hansol lagi
"Hnn" tanpa ucapan terimakasih taeyong langsung berbalik menuju kamarnya, hansol yang gemas dengan sikap adiknya itu melemparnya dengan bantal sofa.Taeyong berbalik dengan dahi di kerutkan
"Apa ? " kata taeyong tidak suka
"Tidak, tanganku terpeleset" kata hansol cuek dengan seringai tertahan
"Cih" taeyong menunduk dan mengambil bantal tersebut dengan tangan yang tidak memegang plastik dan melempar bantal tersebut ke sang kakak, hansol yang baru saja hendak meminum tehnya yang masih panas tidak menyadari kelakuan adiknya alhasil, teh tersebut tumpah ke pahanya
"YYYYAAAAA LEE TAEYONG !!!" Teriaknya pada sang adik
Taeyong hanya mengedikkan bahu dan berbalik menuju kamarnya sambil bergumam
"Hnn! "

KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh, Sahabat dan Cinta
Fanficcast : Lee taeyong,winwin,yuta,eun ra,jae hee,hansol (sebagai kakak taeyong),Hyo ra,ten,yee ra Lee taeyong seorang remaja laki laki yang bermasalah kemudian tinggal bersama kakaknya, menemukan sahabat dan cintanya di sekolah yang baru. #NCT#LeeTaeyo...