Chapter 9

9 0 0
                                        

-eun ra-
Eun ra keluar dari kamar mandi dengan baju tidur dan balutan handuk di kepalanya.
Kemudian hpnya berbunyi ternyata sahabatnya jae hee menelfon, dengan semangat ia menjawab panggilan dari jae hee
"JAE HEE-AH, KENAPA BARU MENELFON SEKARANG SIH, AKU KANGEN TAU" teriak eun ra girang
"Eun ra aku cuma mau bilang, telinga ku masih normal tolong jangan kau rusak dengan suara cempreng mu" kata jae hee
"Haha maafkan aku nona model" kata eun ra tertawa
"Hei bagaimana di sana? Sepertinya kau sibuk sekali sampai tidak mengabari ku" lanjut eun ra sebal
"Yahh maaf kan aku tapi manager ku benar benat gila, dia memberi jadwal yang sangat padat aku bahkan tidur kurang dari 3 jam" kata jae hee sebal
"Tapi lupakan lah, bagaimana kamu dengan ten sun bae ?" Lanjut jae hee
"Apanya yang bagaimana ? Seperti biasa" kata eun ra cuek
"Hah ? Ya Ampun eun ra, kamu gimana sih ? Dia sudah putus kan sama pacarnya, lalu kamu nunggu apa lagi ? deketin dong" kata jae hee
"Aku bukan seperti kau jae hee, aku tidak berani, menatap matanya saja membuat kaki ku lemas" kata eun ra
"Hahhh apa apaan nyali mu itu, harus berani dong, kalau kau begini terus kau tidak akan pernah di lihat sama dia, dan dia malah jadian sama orang lain, dan kamu sakit hati lagi, kamu mau?" Kata jae hee
"Hahhhh aku tidak mengerti jae hee, aku bahkan bisa berubah menjadi orang paling bodoh jika berada di dekatnya" kata eun ra lagi
"Pokonya aku tidak mau tau eun ra, aku masuk sekolah kamu harus uda ada kemajuan, minimal jadian lah atau kissing mungkin" goda jae hee
"JAE HEEEEEE" teriak eun ra malu syukur saja jae hee tidak di sini melihat keadaan mukanya sekarang
"Hahaha terserah lah pokonya aku mau ada kemajuan" tandas jae hee
"Eh eh aku dengar ada murid baru di sekolah, bagaimana mereka ? Dan aku dengar dengar tampan? Hehe" lanjut jae hee sambil mengikik
"Yahhh memang tampan tapi tidak setampan sifatnya sama sama gila" kata eun ra
"Hah ? kenapa ?" Tanya jae hee
"Kau tau ? Sekarang aku di hukum selama satu bulan jae hee satu bulan"kata eun ra dengan penekanan di bagian akhir
" dan kau tau ? Hukuman ini yang paling gila aku harus bersama sama yuta dan anak baru sinting itu yang namanya si taeyong selama satu bulan kemana pun kecuali toilet" lanjut eun ra lagi
Jae hee terdiam sampai beberapa saat
"Halo..jae hee, kau masih di sana kan ? jae hee"panggil eun ra heran jae hee terdiam
"Ppffftt....HAHAHAHA" tawa jae hee meledak, eun ra hanya berdecak kesal mendengar jae hee
"Yahh tertawa saja sepuasmu" kata eun ra sinis
"Maaf maaf, habis hukumannya kocak sekali sih" kata jae hee masih tertawa
"Memangnya gimana sih ? Bagaimana kejadiannya?" Tanya jae hee lagi dan eun ra menceritakan kejadiannya
"Ayolah jae hee cepat lah pulang, aku hampir gila, kau tahu?" Keluh eun ra setelah ia selesai menceritakan kejadiannya
"Haha sabar sayang, eh eun ra nanti lagi ya kita lanjut, aku harus siap siap buat photoshoot besok" kata jae hee
"Oke, semangat ya nona model"
"Bye"
"Bye"
Setelah telfon di tutup eun ra mengeringkan rambutnya dan turun ke bawah untuk mendatangi ibunya.

-lee taeyong-
Taeyong sudah sampai ke rumah dan membersihkan diri
Ia baring di kasurnya dan memejamkan mata
Entah kenapa ia tiba tiba teringat dengan tatapan hyora beberapa hari lalu  dan hyora yang beberapa hari ini seperti menjauhinya, ia mencoba tidak memikirnya tapi tetap saja itu membuatnya gelisah akhirnya ia mencoba menghubungi hyora tapi tidak di jawab dan bahkan tidak di pedulikan oleh hyora.
"Sial" geramnya,akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi hyora kemudian ia ke bawah meminjam kunci mobil kakaknya dengan alasan ingin jalan jalan ke luar,
Hansol yang sedang sibuk mengurus berkas berkas kantornya awalnya khawatir
"Aku bukan anak kecil yang harus kau temani kemana mana hansol" kata taeyong
"Baiklah baiklah" kata hansol memberi kunci mobilnya dan taeyong menuju rumah hyora
Ketika sampai di rumah hyora taeyong langsung menghubungi hyora, tapi hyora tetap saja tidak menggubrisnya bahkan chat nya hanya sekedar di read olehnya
Tapi taeyong terus menghubungi nya, ia beberapa kali menengok ke rumah hyora dari depan gerbang
Sudah 2 jam lebih ia di sana, duduk lalu berdiri lalu duduk lagi terkadang ia mondar mandir di sana, normalnya taeyong paling benci menunggu tapi untuk kali ini sepertinya dia lupa dengan kalimat itu dan akhirnya hyora keluar dengan baju kaos dan celana pendek
Taeyong langsung menghampirinya dan menarik tangannya, ia membuka pintu mobil kakaknya
"Masuk" perintah taeyong
"Taeyong sakit" kata hyora mencoba melepas genggaman taeyong
"Masuk hyora" kata taeyong lagi
"Kau ini kenap-"
"MASUK KATAKU" bentak taeyong hyora terbelalak karna selama kenal taeyong baru kali ini ia di bentak taeyong dan akhirnya hyora menuruti perintahnya kemudian Taeyong masuk ke mobil
"Taeyong aku tidak bisa keluar sekarang aku belum minta izin dengan ayah ibu" kata hyora memelas
"Ada apa dengan sikap mu belakangan ini heh ?" Kata taeyong dengan penekanan dan tidak menggubris kata kata hyora, hyora terdiam dan memalingkan muka menolak memandang taeyong hanya memandang lurus ke depan
"LIAT AKU HYORA" teriak taeyong lagi sambil memutar bahu hyora agar menghadap ke dia tapi hyora malah menundukkan kepalanya
"Hyora liat aku" kali ini nada taeyong sedikit memelas kemudian terdengar isakan pelan dari hyora yang sepertinya takut dengan sikap taeyong yang tidak seperti biasanya,taeyong kaget dan langsung melepas cengkramannya pada bahu hyora
"Maafkan aku hyora" kata taeyong kemudian sadar dengan prilakunya yang terlalu kasar
"Aku tidak mengerti, tapi aku benar benar marah, aku tidak bisa melihat mu dengannya aku tidak bisa,maafkan aku" kata taeyong sambil menggemgam tangan hyora
"Taeyong tolong dewasa lah sedikit, aku hanya menganggapmu sebagai sahabat tidak lebih" balas eun ra kini dia berani memandang muka taeyong
"Tapi aku ingin lebih dari itu hyora, aku mencintaimu, dan aku ingin lebih dari sahabat" balas taeyong
"Taeyong dengar aku,berhentilah bersifat egois, kau selalu ingin semua berjalan sesuai kehendak mu, aku menyayangi taeyong, tapi bukan sayang yang kau ingin kan" kata hyora,
"Tapi bagaimana dengan perasaan ku hyora ?" Kata taeyong
"Apa kau hanya memikirkan perasaan mu, bagaimana dengan perasaan ku?" Kata hyora lagi
"Sekali lagi aku minta maaf taeyong aku menyayangi mu tapi sebagai sahabat ku, sahabat yang melindungi ku yang ada untuk ku, dan aku mohon berubah lah, jangan seperti ini, aku tau ini bukan dirimu, tidak semua berjalan sesuai dengan yang kau ingin kan" lanjutnya lagi sambil menatap mata taeyong
"Apa kau yakin aku bisa ?" Tanya taeyong putus asa dengan suara tercekat
"Kau bisa taeyong, aku yakin akan ada yang lebih baik dari aku" kata hyora tulus sambil tersenyum, hyora melepas tangannya dari genggaman taeyong
"Aku harus kembali ke rumah taeyong, ibu dan ayah pasti mencari ku" kata hyora lagi ia membuka pintu dan melangkah keluar namun ia berbalik lagi kepada taeyong yang masih menatapnya
"Aku menyayangi mu sahabat ku" kata hyora sambil tersenyum tulus dan ia pergi,
Taeyong hanya menatap nanar pada punggung hyora yang menjauh,ia menyisir rambutnya ke belakang, dan kali ini ia benar benar tidak bisa menahannya, perlahan air mata taeyong ke luar, ia mengisak.
Ya Taeyong menangis.

Musuh, Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang