Chapter 3

19 2 0
                                    

Aku berjalan di koridor sekolah ku, masih sangat sepi di sini karna sebenarnya masih setengah jam lagi bel masuk
Tiba tiba,
"EUN RAAAAAAAAAA" teriakan itu sedikit mengagetkan ku tapi aku berusaha untuk tidak menggubrisnya, aku mengenal suara itu ya suara yang sangat menjengkel kan
Aku berusaha mempercepat langkah ku tanpa menoleh, tapi tetap saja dia lebih cepat
"Eun ra, apa kau masih marah pada ku ? hey kau sudah mendiamkan ku selama sebulan lebih, ayolah maaf kan aku" rujuk seorang pemuda yang bernama yuta
Aku hanya diam tapi dia tanpa lelah terus membujukku bahkan sampai ke loker ku
"Diamlah yuta" rutuk ku dengan muka sebal
"Ayolah eun ra, maaf kan ak-" kata katanya terputus
"Yuta" panggil seseorang dan yuta menengok dengan wajah sebal
"Kau di panggil ketua untuk membicarakan pertandingan nanti" lanjutnya
"Sepagi ini ? Hah yang benar saja pertandingan itu masih 2 bulan" keluh yuta
"Datang atau kau akan dapat masalah" lanjut orang yang tidak ku tahu namanya siapa yang pasti dia satu klub dengan yuta
"Baiklah baiklah" kata yuta kemudian berbalik ke pada ku
"Eun ra kita bicara lagi nanti ya" katanya aku masih tidak menggubrisnya, setelah dia menghilang aku langsung menghela nafas lega
Aku berbalik dan memutuskan untuk menuju kelas karna koridor sudah mulai ramai

DEG !!!

Langkah ku seketika terhenti, "oh, God itu ten sunbae,aku harus bagaimana ?" Batin ku berkata sambil panik akhirnya aku memutuskan berjalan dengan kepala tertunduk dan ,

DUG !!!

Aku tersungkur ke lantai
"Aww" teriak ku yang mengundang perhatian anak anak lain, dan mendongakkan kepala ku ke atas untuk melihat benda yang ku tabrak, ralat itu bukan benda astaga "apa yang kau lakukan eun ra ? kau menabrak ten sunbae bodoh" teriak batin ku
Aku hanya menatapnya dengan mata membulat dan mulut terbuka

"Eun ra, kau tidak apa apa kan ?" Aku baru sadar ketika ten sunbae melambaikan tangannya di depan muka ku, aku terkejut dan aku mendengar suara kikikan dari anak anak lain "sialan" batin ku
"Kau tidak apa apa ?" Tanya ten sunbae sekali lagi
"Aa" kata ku sambil mengangguk kan kepala ku masih dengan muka bodoh ku
Oh ayolah kenapa aku tidak bisa mengontrol diriku jika ada dia
Ten sunbae kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu ku berdiri
"Oh god tangannya saja harum sekali" batin ku berkata lagi
Aku menyambut tangannya, dan dia tersenyum YA dia TERSENYUM
"Ya Tuhan kenapa aku lemah hanya dengan melihat senyumnya ? Mengapa dia begitu tampan"

"Lain kali lebih hati hati, eun ra" kata ten sunbae lembut dan sambil tersenyum lagi
Baiklah sekarang jika ada yang lebih tinggi dari langit tujuh mungkin aku sudah sampai di sana
"I-iya sunbae, maafkan aku " kata ku terbata bata dan langsung lari mengabaikan cekikikan anak anak yang lain

Aku melangkah kan kaki ku dengan cepat dan kali ini tatapan ku memang ke depan tapi pikiran ku kemana mana karna ten sunbae tadi
Oh ayolah sebegitu berpengaruhnya kah dia ?
Dan lagi,

DUG !!!

Aku menabrak orang lagi TIDAK kali ini dua orang
Yang satu memakai seragam yang satu terlihat lebih dewasa memakai pakaian formal seperti orang kantoran dan mereka berdua "tampan"
"Apa keberuntukan sedang mengikuti ku sekarang ? Menabrak tiga pria tampan? " batin ku
tapi kali ini untungnya tidak sampai terjatuh, dengan cepat aku menggumamkan maaf kepada orang tersebut

"Tidak tidak aku yang minta maaf " kata pria yang lebih dewasa dan sambil tersenyum dan tentu saja aku bersikap lebih normal dari pada bersama ten sunbae meski mereka berdua tampan

Aku membalas dengan tawa kecil
"Maaf, Apa kau guru baru ?" Tanya ku sopan
"Ah,bukan , aku hanya mengantar adikku dia pindah ke sini" katanya sambil menunjuk laki laki di sampingnya yang dari tadi hanya diam bahkan aku ragu jarinya bisa bergerak
"Ah, jadi kau murid baru, aku eun ra , kau ?" Kata ku sambil mengulurkan tangan tapi dia hanya cuek dan tidak memperdulikan tangan ku, aku hanya menaikkan ke dua alis ku heran,
Aku melihat kakaknya itu menyenggol lengannya dan dia menghela nafas
"Taeyong" katanya singkat tanpa menerima uluran tangan ku
"Aku hansol, kakaknya taeyong" katanya sambil tersenyum dan menerima uluran tangan ku yang tidak di terima oleh si taeyong itu
"Ah ya kak salam kenal" aku tersenyum tapi hanya pada kakaknya " apa mereka saudara kandung, mengapa sifat mereka berbeda 180 derajat" kata batin ku
"Apa kamu tahu di mana ruang kepala sekolah? Kami sedang mencarinya"tanyanya lagi
"Ah iya, mari kak biar aku antar" tawar ku sopan dan mereka mengikuti ku

"Ini ruangannya kak" kata ku setelah sampai dan tanpa terima kasih si taeyong itu langsung masuk bahkan menoleh kepada ku pun tidak, kak hansol hanya tersenyum tidak enak pada ku dan berterima kasih kepada ku
Aku hanya tersenyum sambil mengangguk dan permisi dari sana

"Cih, sombong sekali si taeyong itu ? Dia pikir dia siapa hah ? Dasar anak baru belagu" kata ku jengkel ketika sampai di kelas.

-lee taeyong POV-
"Baiklah taeyong kau masuk di kelas 11A dan kau winwin masuk kelas 11B" kata kepsek ku yang baru, kebetulan ada 1 orang yang murid baru seperti ku dan dia selalu tersenyum seperti senyum di paksa tapi siapa peduli

Setelah itu aku langsung keluar dan menuju kelas ku bersama guru yang akan mengajar di kelas itu juga, hansol hyung sudah pergi dari tadi.

"Bong pal-ssaem" suara seorang wanita memanggil guru kimia di samping ku dan entah kenapa aku sedikit kaget dengan suara itu dan aku berbalik
Dia terlihat kaget begitu juga aku
"Taeyong-ah, kamu taeyong kan ?" Katanya, aku hanya diam memperhatikannya
"Ah jadi kalian sudah saling kenal, ?" Kata bong pal-ssaem
"Iya , taeyong adalah teman kecil ku"katanya sambil tersenyum
"Jadi kau pindah kesini,wah senang sekali rasanya bisa bertemu lagi taeyong" lanjutnya dan masih tersenyum, aku hanya mengangguk dan Aku terus memperhatikannya, sudah lama ya, ya sudah lama dan benar benar tidak ada yang berubah,parasnya masih lembut seperti dulu dan senyumnya, "Dia tetap cantik" batinku.
Hyora , ya dia hyora. Cinta pertama ku.

Musuh, Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang