Halo Awan,
Akhirnya hari ini kita ketemu, ya padahal kemarin kamu bilang nggak bisa datang.
Sayangnya kita tidak banyak bertukar kata.
Mungkin aku yang terlalu pengecut, mungkin kamu udah nggak mau berurusan sama aku lagi, entahlah, mungkin yang pertama.
Temanku bilang harusnya aku duduk di dekat kalian supaya tidak menyesal, lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Dia bisa dengan gampangnya bilang begitu karena poskonya lebih banyak cewek, sedangkan kita?
Kita berenam memang duduk di deretan yang sama, tapi Legita duduk bersama teman-temannya, kamu, Alka, Moza dan Will berada di ujung lain bersama teman-teman kalian, bagaimana aku bisa menghampiri kalian?
Di sini aku hanya orang asing.
Salah.
Sejak awal aku memang orang asing, orang luar. Aku bahkan yakin pernah mengatakannya pada kalian beberapa kali yang membuatku dimarahi kamu dan Alka beberapa kali.
Tapi kenyataannya memang begitu, Wan.
Aku pernah bilang kan? Kita nggak seharusnya ketemu, tapi lihat, saat harusnya aku menyukai orang lain seperti yang sudah kulakukan hampir 3 tahun terakhir, tapi aku malah ketemu kamu, padahal awalnya jangankan suka, aku bahkan tidak mau terlalu dekat dengan siapa pun selama di sana, kecuali dengan teman-teman jurusanku yang sudah kukenal sejak awal.
Tapi sekarang aku malah terlalu bergantung pada kalian, berpikir semuanya akan terus seperti itu.
Pikiran yang naif, aku tau kok.
Di sini kita hanya orang asing.
Legita, Alka dan Will bilang aku sombong, mereka salah! Aku hanya tidak tau harus bagaimana saat berhadapan dengan kalian.
Lalu saat kamu melewatiku kamu juga hanya diam, setelah semua berakhir aku mendatangimu, Alka dan Moza. Di situ kita sempat mengobrol sedikit, ya? Aku menanyakan soal sakitmu dan sudah kuduga kamu memang memaksakan diri untuk datang. Aku sempat memarahimu dan bilang kamu lebih mementingkan game-mu daripada dirimu sendiri, dan kamu langsung mengelak, aku tau kamu pasti pikir aku terlalu gila urusan padahal aku bukan siapa-siapa, tapi aku khawatir.
Apa pacarmu pernah memikirkanmu seperti ini?
Mungkin, entahlah.
Padahal harusnya ini tugasnya atau kamu lebih memikirkan dirimu sendiri, tapi malah aku yang memikirkan dan mengkhawatirkanmu lebih dari yang seharusnya.
Sial.
Padahal harusnya aku hanya memberimu 4/10 dari hatiku karena kamu masih bersama yang lain atau bahkan kurang dari itu, tapi kenapa rasanya aku memberikan jauh lebih banyak dari itu?
Haruskah aku belajar membencimu?
Bagaimana caranya saat tatapan dan suaramu saja sudah membuat lidahku terkunci dan pasokan oksigenku seakan langsung hilang dalam sekejap.
Padahal aku tau tidak seharusnya sampai seperti ini.
Kalau hari ini memang hari terakhir aku bisa melihatmu...
Entahlah, mungkin lebih baik mengalihkan pikiranku dengan hal-hal lain.
Aku kangen ngobrol sama kamu.Sincerely yours,
Ariana
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Short StoryMaaf, aku hanya seorang pengecut yang tidak bisa mengatakan semuanya secara langsung padamu, aku akan menuliskan semuanya di sini sambil menunggumu seperti yang kukatakan di pertemuan terakhir kita. Sincerely yours, Ariana