Halo Awan,
Turut berduka atas meninggalnya nenekmu, aku nggak ngomong langsung karena lagi-lagi takut muncul di waktu yang salah.
Dan makasih udah, secara nggak langsung, ngobatin kangenku dikit.
Kamu nggak tau seberapa senengnya aku waktu buka instagram dan ada kamu di deretan snapgram.
Padahal baru aja kemarin galau mau nelpon cuma buat dengar suaramu, eh malah muncul videomu gangguin anak kecil di snapgram, biarpun video itu akan hilang besok pagi, tapi seengganya aku bisa dengar suaramu dan aku harus puas dengan itu.
Emang aku siapa bisa dengan seenak jidat nelpon kamu kapan aja cuma karena kangen suaramu?
Aku iri sama pacarmu.
Dia bisa ketemu kamu kapan aja dia mau.
Dia bisa chat dan telpon kamu semau dia.
Dan dia yang selalu ada di dekatmu di sini.
Nah aku?
Upil.
Kamu tau?
Waktu kamu mulai bersikap lebih ke aku, aku udah mulai bertanya-tanya di dalam hati, lho.
Ini orang bukannya punya pacar?
Ini orang nyadar nggak sih dia ngapain?
Astaga harus banget ya duduknya sebelah aku?
Harus banget ya aku yang diajak ngobrol? Ada yang lain juga.
Dan sederet pertanyaan-pertanyaan lain yang semacam itu, tapi nggak pernah bisa aku tanyain langsung.
Padahal aku sadar banget kesempatanku 0%, teman-temanku juga udah ingetin berulang kali kalau kamu ada yang punya, tapi nggak tau kenapa aku nggak bisa berhenti tertarik, Wan.
Mungkin karena tatapanmu.
Mungkin karena senyummu.
Mungkin karena suaramu.
Mungkin karena kepribadianmu.
Mungkin karena obrolan kita nyambung.
Mungkin karena penampilan luarmu.
Entahlah, aku nggak tau kenapa aku bisa tertarik sama kamu.
Karena saat sadar mataku mulai mencari keberadaanmu.
Saat sadar telingaku akan berusaha menangkap suaramu.
Saat sadar aroma parfummu sudah menjadi tanda kamu ada di dekatku.
Saat sadar aku akan merasa kesepian saat kamu nggak ada biarpun yang lain ada tepat di depanku.
Saat sadar aku akan menunggumu saat kamu pulang terlambat.
Apa aku terlalu berlebihan?
Iya.
Tentu saja.
Aku sadar, kok.
Padahal harusnya aku nggak ngasih hatiku sepenuhnya karena saat ini aku nggak punya kesempatan sama sekali, tapi siapa yang tau apa yang terjadi nanti?
Awan,
Aku mungkin baru sebentar mengenalmu.
Aku belum sepenuhnya kenal kamu.
Tapi bolekah?
Bolehkah aku yang menemani dan menjadi bagian dari ceritamu di masa depan nanti?
Sincerely yours,
Ariana
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Short StoryMaaf, aku hanya seorang pengecut yang tidak bisa mengatakan semuanya secara langsung padamu, aku akan menuliskan semuanya di sini sambil menunggumu seperti yang kukatakan di pertemuan terakhir kita. Sincerely yours, Ariana