Raliv sedang memilih memilih novel yang akan ia beli di toko buku, ia sebenarnya tadi ingin membelinya bersama dengan Gigi, namun ternyata Gigi ingin jalan dengan Mail dengan terpaksa Raliv ke toko bukunya sendiri.
Raliv mengambil sebuah novel yang menurutnya seru, Raliv berjalan menuju kasir ia tidak sengaja bertabrakan dengan orang yang didepannya karna asik membaca sinopsis novel tersebut. "maaf" ucap Raliv kepada orang di depannya.
Orang di depannya melihat Raliv dengan wajah yang terkejut "Raliv"
Raliv juga terkejut melihat orang yang ia tabrak tadi "Rama"
"Liv ko sendiri disini, pacar lo mana?"
Pertanyaan Rama membuat Raliv bingung ingin menjawab apa, dengan terpaksa Raliv berbohong dengan Rama ia juga tidak ingin Rama mengetahui bahwa Raliv belum mempunyai pasangan.
"dia lagi les" jawab singkat Raliv.
"oh gitu" ucap Rama tersenyum.
Entah mengapa Raliv merindukan senyuman Rama itu, senyuman yang membuat dia nyaman dan tenang, Raliv membalas senyuman Rama.
"kalau gitu gue duluan ya Ram, permisi" Raliv langsung meninggalkan Rama dan berjalan menuju kasir.
Setelah membayar novel dikasir ia langsung balik kerumah, ia tidak ingin pulang kerumah telat apalagi ia masih menggunakan seragam sekolah walaupun sudah ia tutupkan dengan sweaternya.
Ia menjalankan mobilnya dan meninggalkan mall tersebut. Raliv sebenarnya biasa membawa mobil hanya saja ia sangat malas untuk membawa kendara kesekolah, ia ingin diantar jemput seperti layaknya murid lainnya. Selama di perjalanan handphone Raliv berdering, sengaja Raliv menaro handphone di tempat biasanya ia menyimpang uang receh untuk pak ogah. Ia melihat sebentar handphonenya panggilan dari Keenan ia ingin menjawab tapi ia sedang mengendarai mobil ia tidak ingin diomelin.
Sesampainya di depan rumah Raliv langsung mengambil handphonenya dan sudah banyak notification dari Keenan, Ia langsung menelfon balik dari Keenan. Nada sambung terdengar di telinga Raliv namun belum di angkat dengan sang pemilik nomornya. Raliv berdecik kesal telfonnya tidak diangkat oleh Keenan akhirnya ia menelfonnya lagi sampai diangkat oleh Keenan.
Raliv sudah berkali kali menelfon Keenan dengan kesal ia mematikan handphonenya. Raliv memasuki rumahnya sambil membawa tentengan novel yang ia beli barusan di toko buku, Raliv masih teringat senyum Rama di toko buku tadi Raliv mengakui bahwa Rama telah berubah dengan tampilan seperti tadi membuat dirinya menjadi lebih tampan. Raliv menggeleng gelengkan kepalanya ia tidak boleh gagal moveon ia tidak ingin.
Raliv rebahan dikasur ia merasa lelah hari ini, ia membuka plastik novel ia sudah tidak sabar untuk membacanya, Raliv pun langsung membaca halaman novel tersebut tanpa peduli dengan handphonenya yang ia matikan.
-----
Sedangkan Keenan ia sedang menemani Tiur di salah satu pusat pemberlanjaan, sebenarnya ia tidak ingin menamaninya jika tidak dipaksa oleh Tiur. Keenan tidak bisa melihat cewek yang mengemis ngemis atau meminta tolong kepadanya jadi mau tidak mau ia akan menemani walaupun terpaksa.
Keenan melihat Tiur masih asik melihat melihat pakaian, padahal ia sudah meminta Tiur untuk lebih cepat memilih pakaiannya ia sudah lapar cacing cacing yang berada di perut Keenan sudah mendemo untuk meminta diisi.
Keenan tadi pagi sudah masuk sekolah walaupun ia belum menonjolkan batang hidungnya dihadapan Raliv, padahal ia sudah sangat rindu kepada Raliv ia rindu dengan senyumnya yang telah membuat hatinya meleleh. Keenan juga sudah beberapa kali nelfon Raliv tidak diangkat dan sudah mengirimin ribuan pesan kepada Raliv satupun tidak ada yang di balas. Keenan berdecih kesal mengapa disaat dia sedang rindu dengan gadis itu, gadis itu malah tidak membalas satu pesan pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD THINGS
Teen Fictionkehadiran Keenan yang membuat hidup Raliv bagaikan pelangi dan bisa melupakan masa lalu yang sudah lama membuat Raliv mengerti apa arti cinta yang sebenarnya. "Love is a mystery that is hidden throughout the ages, sneaking behind the appearance and...