duabelas

96 14 0
                                    


Sorry for typo(s)

______________________________

"Silvi?" -Rendy
______________________________

    Hari ini Silvi berangkat sekolah sangat pagi. Perlu dicatat, seorang Silvi yang tiap harinya telat sekarang berangkat sangat pagi. Bahkan satu muridpun kecuali Silvi belum ada yang berangkat. Pintu gerbang pun baru dibuka. Guru juga belum ada yang berangkat. Sungguh moment yang sangat langka.

"Gila sekolah aja masih sepi gini" gumam Silvi

"Gue berangkat pagi bener" Silvi sedikit terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

Silvi berjalan santai di koridor menuju kelasnya. Saat sudah sampai dikelas Silvi langsung mendudukan bokongnya dikursi kebanggaannya. Melihat jam yang baru menunjukan pukul 05.50 Silvi memutuskan untuk membaca novelnya yamg belum selesai ia baca.

Setelah 20 menit berlalu, kini sudah ada beberapa murid yang beramgkat. Dinda juga sudah berangkat. Dinda berjalan menghampiri Silvi kemudian duduk disebelahnya.

Dinda menepuk pundak Silvi. "Wiih..kesambet setan apa lo berangkat pagi gini?" Dinda sunggu terkejut seorang Silvi yang biasanya datang terlambat kini berangkat lebih pagi darinya.

"Kesambet kuntilanak kali" bukan Silvi yang menjawab namun itu suara Derren. Derren berjalan mendekat dengan Nata yamg berada disampingnya.

"Anjir lo gue dikatain kesambet mba kunti lagi" jawab Silvi sinis

"Lo kan sohibnya si mba kunti Vi" sahut Nata dan dibalas tatapan tajam dari Silvi.

"Wih tuh mata mau copot mbae" sahut Nata sambil terkekeh.

"Gue setuju sama Nata" sahut Dinda

"Vi-" ucapan Derren terpotong oleh Silvi

"Diem ngga usah ngomong"

"Aelah..gitu aja ngambek Vi" ucap Derren sambil mencubit pipi Silvi.

"Ih sakit tau"

"Vi kantin kuy" ajak Dinda

"Kuy lah"

"Eh.kita ngga diajak nih?" Tanya Derren setelah menaruh tasnya dikursi

"Nggak!" Balas Dinda dan Silvi serempak

"Sadis bener" umpat Derren

^^^

Silvi dan Dinda telah menghabiskan satu mangkuk bubur ayam miliknya. Sebelum beranjak pergi Silvi memilih untuk menyeruput kembli jus jeruknya yang masih tersisa.

"Balik kuy" ucap Silvi sambil berdiri

"Kuy lah"

Silvi dan Dinda pun pergi meninggalkan kantin setelah membayar bubur ayam mereka.

Saat mereka berada diujung koridor, mereka berpapasan dengan Bu Lina, guru yang sering menghukum Silvi. Bu Lina nampak terkejut melihat Silvi tidak datang terlambat.

"Yaampun ini beneran kamu Silvi?" Ucap Bu Lina tak percaya. Dinda yang takut dengan guru BK pun hanya diam memperhatukan mereka.

"Yes mom" jawab Silvi seadanya

"Ibu bersyukur kamu nggak telat lagi"

"Iya bu Hamdallah saya juga bersykur ngga dihukum lagi sama si ibu" ujar Silvi

Bu Lina tersenyum "Ibu haral kamu begini terus"

Silvi memutar bola matanya. "Hehe..iya udah bu saya permisi" ujar Silvi sambil senyum yang dipaksakan lalu Silvi menarik tangan Dinda.

Luka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang