sembilan

83 13 2
                                    

Vote nya guys jangan lupa
______________________________

"Jelasin apa lagi hah?! Lo brengsek tau ga. Gue pengin kita PUTUS!" -Silvi

______________________________

"Rendy" Silvi terkejut saat melihat Rendy mencium cewek yang berada disebelahnya. Cowok itu menoleh dan terkejut mendapati Silvi berada disampingnya.

"Si-Silvi" ucap Rendy terbata-bata.

"Kamu kok disini? Bukannya kamu pergi sama mama kamu? Terus ini cewek siapa? Kenapa kamu nyium dia? Jangan-jangan dia selingkuhan kamu?" Tanya Silvi bertubi-tubi. Rendy hanya diam mematung tak menjawab pertanyaan Silvi. Sedangkan cewek disebelah Rendy hanya menatap seolah biasa saja.

"Jawab Ren! Jangan diam aja! Dan lo cewek murahan beraninya ngerebut pacar orang" Bentak Silvi tegas dan menunjuk cewek disebelah Rendy. Teriakan Silvi membuat semua pengunjung menatapnya.

"Gue pacarnya Rendy. Dan gue bukan cewek perebut cowok orang ngerti lo?" cewek disamping Rendy menjawab dengan kata-kata yang membuat Silvi semakin penuh amarah.

"Udah jelas-jelas gue itu pacarnya Rendy. Dan lo Rendy kenapa lo ngga ngebela gue hah?!" Teriak Silvi

"Sil-" ucapan Rendy dipotong oleh cewek disebelahnya.

Dengan cepat cewek itu memotong ucapan Rendy "Gue pacaran sama Rendy udah lima bulan ngerti?!"

"Maksudnya lo udah selingkuhin gue Rendy?" Ucap Silvi. Ia tak percaya bahwa sudah lima bulan ini Rendy selingkuh dibelakangnya.

"Vi gue bisa jelasin semuanya" setelah terdiam akhirnya Rendy angkat bicara.

"Jelasin apa lagi hah?! Lo brengsek tau ga. Gue pengin kita PUTUS!" bentak Silvi dengan menekan kata PUTUS. Silvi tak tahan menahan tangisnya kini mulai terisak. Hatinya sungguh perih melihat Rendy bersama cewek lain.

^^^

Dari kejauhan Aldi melihat adiknya berteriak memarahi seorang cowok dan kini menjadi pusat perhatian pengunjung cafe. Aldi berlari menghampiri adiknya.

"Vi lo kenapa nangis?" Tanya Aldi saat berada disamping Silvi dan menjatuhkan buku yang baru dibeli begitu saja dilantai. Aldi menatap cowok yang berdiri dihadapannya.

"Lo bukannya pacarnya adek gue?" Tanya Aldi to the point. "Jangan-jangan lo yang buat adek gue nangis kan? Dan siapa cewek diseblah lo? Kakak lo? Adik lo? Atau selingkuhan lo?! Hah?! Jawab gue" lanjutnya sambil menunjuk wajah cewek yang berada disebelah Rendy.

"Maaf kak gue-"

Bugh. Aldi menonjok pipi Rendy dan membuat Rendy menghentikan kata-katanya. Rendy jatub tersungkur dilantai. Cewek disebelahnya mambantu Rendy untuk bangun.

"Gue nggak butuh permintaan maaf dari lo bajingan! Berani nyakitin Silvi lo berhadapan sama gue" Aldi sangat marah atas perlakuan Rendy pada Silvi. Aldi kembali menonjok pipi Rendy yang sydah lebam dan kini mengeluarkan darah diujung bibirnya.

Aldi langsung merengkuh tubuh Silvi yang masih terus terisak.

"Jangan harap hidup lo tenang dengan menyakiti adek gue" ancam Aldi dan berjalan menjauhi Rendy sambil memapah adiknya.

"Arghh" Rendy marah dan langsung pergi begitu saja meninggalkan cafe.

^^^

Beberapa minggu berikutnya Silvi dan Rendy tak ada saling kontak. Keduanya samasama diam saat berpapasan disekolah maupun luar sekolah. Bahkan sekarang sudah tidak pernah bertemu secara langsung.

Luka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang