tujuhbelas

64 12 0
                                    

Sorry for typo(s)
______________________________

"Ini tempat kita jadian dulu" -Rendy
______________________________

Silvi pov

"Bukan cuma lo tapi gue juga. Lebih tepatnya kita berdua dulu sering kesini"

Yaa sekarang aku ingat.

"Ini tempat kita jadian dulu"

"Lo ngapain bawa gue kesini?" Tanyaku

Kulihat Rendy berlutut di hadapanku sambil memegang kedua tanganku. Aku tetap diam tak bergeming menunggu Rendy mengucapkan sebuah kalimat.

"Gue mohon maafin gue. Gue janji ngga akan kayak dulu lagi"

"Gue udah maafin lo"

Suasana hening sejenak. Sebelum Rendy berucap.

"Silvi. Gue mohon kasih gue kesempatan kedua"

"Apa dengan gue maafin lo itu belum cukup?"

"Tapi bukannya setiap manusia memiliki kesempatan kedua? Gue juga punya hak mendapat kesempatan kedua kan?"

"Kesempatan kedua? Haha. Gue masih punya otak. Gue ngga akan mau jatuh ke lubang yang sama!"

"Apa karna sudah ada lelaki lain di hati lo?"

Pertanyaan macam apa itu

"Lo ngga perlu tau soal itu!" Jawabku ketus

"Gue tau lo masih cinta kan sama gue? Gue cinta pertama lo. Dan cinta pertama itu yang paling membekas"

Apa nih. Pede gila tuh orang.

"Iya tapi itu dulu. Sebelum gue tau kalo lo itu Bajingan! Apa yang lo ucapin itu memang benar, cinta pertama itu yang paling membekas. Dan yang paling membekas dihati gue itu Luka yang lo ciptakan. Karna itu adalah luka pertama yang gue rasakan, dan makasih lo udah ajarin gue arti sakit hati." Ucapku kemudian berlalu dari hadapannya.

Sungguh. Aku tak tau isi pikirannya. Mana ada sih perempuan yang mau ngasih kesempatan kedua buat orang yang membuatnya terluka. It's impossible. Maybe just a girl too innocent who would want.

Mungkin saat ini aku sudah memaafkan masa laluku. Namun luka dihatiku belum sepenuhnya terobati.

Mungkin menangis bukan pilihan yang tepat, namun apa daya air mataku sudah tak dapat dibendung lagi.

Kurasakan seseorang memelukku dari samping. Rendy. Ya dialah yang memelukku. Sebuah pelukan yang sebenarnya kurindukan selama hampir dua tahun. Pelukan yang tak dapat ku tolak lagi.

"Vi gue mohon lo jangan nangis" ucapnya sambil terus memelukku. Aku tetap menangis didalam pelukannya.

"Lo tau siapa yang ada dihati gue sekarang?" ucapku setelah melepaskan pelukannya.

"Siapa?"

"Nata" ya. Satu nama yang membuatku selalu memikirkanya.

"Kenapa harus dia?"

"Karna dia satu-satunya cowok yang udah buat gue move on dari lo"

Kulihat raut kekecewaan dari wajahnya. Aku tau apa yang dirasakannya saat ini.

"Gue harap lo bisa dapet yang lebih baik dari gue Ren" Anggukan kepala sebagai jawaban dari Rendy.

"Semoga pilihan lo tepat, Silvi"

"Mungkin sekarang hubungan kita hanya sebatas teman. Gue harap lo mau jadi temen gue"

"Ya. Akan gue terima keputusan lo"

Luka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang