day2 kepergian hikari

1K 30 0
                                    

" HIKARI " pekik hiashi, neji yang baru datang langsung lari kelantai dua tatkala mendengar ayahnya memanggil nama hikari, hinata yang sedang menangispun sampai terlonjak kaget dan reflek membuka pintu nya dan mendapatkan sang ibunda sudah tak sadarkan diri " kaa-san! " panggil neji dan hinata serempak, neji dan hiashi langsung membopong hikari yang dibantu para maid disana, hinata hanya shock dan mengikuti ayah dan kakanya, hiashi langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat, hinata duduk dibelakang menjaga sang bunda dan neji duduk di samping ayahnya " kaa-san bangun.. " hinata sedikit menepuk nepuk pipi hikari dengan sangat lembut, dia menangis hiashi yang juga terlihat shock itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan 200km\jam. Untung saja jalanan saat itu sudah sepi jadi tidak ada penghalang yang merepotkan hiashi. Saat sudah sampai hikari dibawa keruangan UGD " maaf tuan, tuan harus menunggu disini " salah satu perawat menghalangi jalan hiashi yang ingin masuk, hiashi duduk dibangku hinata melihat kearah ibunya, neji menenangkan hinata yang sudah dari awal menitiskan air matanya " semua ini salahku " hinata selalu bergumam seperti itu, dan neji membalasnya dengan sabar " tidak hinata, kau tidak salah " hiashi mengacak acak rambutnya dan berdiri memeluk sang putri " maafkan tou-san hinata, tou-san tidak bisa memberi tahumu soal itu, dan tou-san juga tidak bisa menjaga kaa-san mu dengan baik " hinata memeluk tubuh sang ayah dan memecahkan tangisnya didalam " tidak tou-san... Hiks...semua ini salah hinata...hiks...hinata takut terkadi apa apa dengan kaa-san " neji yang melihat itu juga bersedih dan menitikkan air mata, saat swmuanya sudah kembali normal hinata, hiashi, dan neji duduk diruang tunggu, hinata masih sesegukkan
Krieet
Suara pintu terbuka membuat ketiganya mendongak dan bergegas berdiri " apa yang terjadi pada hikari? Apa dia baik baik saja? " hiashi langsung bertanya pada dokter yang memeriksa hikari " anda boleh keruangan kami " hiashi pun mengangguk dan mengikuti dokter begitu juga hinata dan neji mengekori hiashi dari belakang. " apakah anda keluarga dari pasien? " dokter itu bernama tsunade salah sayu dokter terkenal dijepang " iya, saya suaminya dan ini anak anka saya " hiashi menunjuk kearah hinata dan neji " jadi begini istri anda sudah lama mengidap penyakit kanker otak, apakah anda tau soal itu? " hiashi, hinata dan neji terlonjak kaget, hiashi menggelengkan kepalanya " dia tidak pernah berbicara pada kami " jelas neji " istri anda juga kebanyakan fikiran dan juga tubuhnya yang lemah membuat umurnya pendek " keluarga itu hanya bisa berdoa pada kami-sama agar tidak mengambil kaa-san nya itu " dia harus dirawat dirumah sakit ini dan dipindahkan keruangan ICU kalau tidak nyawanya tidak dapat ditolong, penyakitnya sudah memasuki studium 3, jadi saya sarankan jangan membuat dia semakin parah " hinata tersungkir kebawah, sejak kapan hinata menjadi lemah seperti ini? Neji membawa hinata keluar " saya mohon buat istri saya selamat, selamatkan dia " hiashi bersujud dihadapan stunade " sudahlah kau seharusnya tidak seperti itu kami pihak dari rumah sakit akan berusaha semaksimal mungkin agar istri anda bisa selamat " stunade mebangunkan hiashi dari tempatnya bersukud, hiashi berdiri dan berterimakasih pada stunade dan meninggalkan ruanganya. Saat keluar hinata memeluk hiashi " maafkan aku tou-san aku sudah menjadi anak yang durhaka karena sudah membuat kaa-san menderita " hinata berbicara dalam pelukan ayahnya " tidak hinata, aku mohon tenanglah aku akan semakin sedih jika kau seperti itu " hinata menghapus air matanya kasar dan mencoba tersenyum meski rasanya sulit, hiashi benar yang seharusnya seperti hinata adalah dia karena dia baru saja mendengar sang gadis tercintanya sakit parah. " perawat apa kami bisa melihat kaa-san kami? " neji nya pada salah satu perawat yang menjaga hikari sedari tadi, perawat tersebut hanya mengangguk membolehkan neji masuk tapi yang pertama masuk hiashi, neji, lalu hinata. Saat hiashi masuk dia bisa melihat hikari yang terbaring lemah, dia menggenggam tangan mungil hikari yang mirip sekali dengan tangan hinata " hikari, maafkan aku, aku sebagai suami tidak bisa menjagamu dengan baik " yang diajak bicara tidak menjawab apa apa " hikari aku sangat mencintai dan menyayangimu selalu dan selamanya, bertahanlah demi kami " hiashi mengecup kepala dan tangan hikari dan meninggalkan bergantian dengan neji. Saat neji masuk tangan lebih tepatnya jari hikari bergerak sedikit " kaa-san terimakasih sudah ingin menjadi ibu yang terbaik untukku, aku sangat senang, padahal waktu itu aku hanyalah sebatang kara tapi karena kebaikanmu aku bisa merasakan hidup berkeluarga terima kasih atas semuanya " neji memeluk lalu mencium kening hikari dan meninggalkannya, kini giliran hinata " kaa-san aku minta maaf padamu. Aku terlalu egois hingga ulaku hanya memikirkan perasaanku saja " entah keajaiban dan keberuntungan apa bagian hinata yang masuk hikari membuka matanya " kaa-san! " hinata langsung memeluk tubuh mungil hikari, hikari menghelus rambut panjang hinata " sa-sayaang, aku sudah me-memaafkanmu, aku hanya ingin menyampaikan pe-pesan terakhir untuk kalian " hinata cepat cepat menggeleng dan menahan tangisnya yang hampir pecah "kaa-san, maafkan aku...hiks...aku mohon berjuanglah untukku... Kaa-san bilang kau menyayangiku kan? " hinata memeluk tubuh sang ibu menangis didalam pelukan hangat hinata mengambil ponselnya dan merekam kata kata sang ibu " hinata, bilang ya pada tou-san mu, kau harus menjaga anak kita dengan baik, jangan biarkan mereka bersedih, aku menyayangi kalian semua hiashi aku sangat mencintaimu, dan untuk neji, neji tolong jaga hinata dan tou-san mu untukku, jaga mereka jangan biarkan mereka bersedih, dan untukmu hinata " hikari menarik nafas sejenak hinata memejamkan kedua matanya dia sudah tidak kuat dan melepaskan tangisnya dalam diam " hinata kaa-san akan bahagia jika kau bahagia, maafkan kami karena sudah merahasiakan segalanya darimu, aku sangat senang bisa memiliki anak secantik dan sebaik dirimu, kaa-san sayaaang sekali padamu, pesanku jangan menyerah padahal apapun itu, karena jika kau memiliki sebuah masalah maka ada seribu pintu untuk keluar dari masalah itu " hinata menangis dan menatap sang ibunda, hiashi dan neji melihat kejadian tersebut dari luar mereka hendak masuk tapi tidk dibolehkan karena yang ingin melihat kondisi hikari harus satu satu " kaa-san hinata juga sayang sama kaa-san " setelah mengucapkan itu, benda yang mengecek detak jantung hikari tiba tiba jadi garis lurus, " KAA-SAN!.. Hiks... Aku mohon.. Bangun demi aku... " hinata memeluk hikari sangat erat, neji dan hiashi langsung menerobos masuk kedalam, dokter langsung keruangan hikari dan mengecek detak jantung hikari, hinata menangis sejadi jadinya, mungkin karena hinata kebanyakan nangis semua berubah menjadi gelap dan dia sudah tidak sadarkan diri.

Cinta Yang Salah (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang