(Chapter 3)

227 19 0
                                    

Sosok itu, sesosok namja yang berubah 180 derajat dari penampilan biasanya sedang tersenyum lebar pada gadis pujaannya. Gaya rambutnya berubah, tak lagi seperti si kutu buku dengan rambut belah tengah bahkan kaca matanya pun ia tanggalkan. Dasi seragam sekolah yang selalu dikenakannya rapi, kini ia longgarkan, kemeja seragamnya pun tak serapi dulu –tidak dimasukkan ke dalam celana.

"Hai Im Yoona!" sapa Donghae.

Yoona kini sedang menganga lebar, terkejut, kagum sekaligus agak jijik di saat yang sama. Semua perasaan itu bercampur aduk di kepala Yoona. Beberapa saat kemudian, ia segera memalingkan wajahnya acuh dan mencibir dalam hati.

"Ya! Yoona, pacarmu kan ingin tahu pendapatmu.." tegur Yuri sembari menyenggol sikut Yoona. Yoona masih acuh. Ingin segera rasanya dia pergi dari tempat itu juga.

"Bagaimana? Err-, aku seperti ini untukmu yeoja-chingu ku?" sontak semua orang di sana terkejut dan ber-oh ria menggoda Donghae. Yoona terkejut seratus kali lipat dari pada  orang-orang itu ditambah seperti tersengat aliran listrik, tubuhnya bergidik.

Orang-orang yang berkerumun disana terus menerus bersorak jahil membuat Yoona semakin tidak nyaman. Secepat kilat pandangannya otomatis mengarah pada Donghae dengan delikan tajam. Sedetik kemudian Yoona berbalik pergi dari kerumunan itu sambil mendorong orang-orang yang menghalanginya.

"Ya! Im Yoonaa!!! Mau kemana kau?" terdengar teriakan Yuri, namun Yoona tetap acuh dan terus meninggalkan tempat itu.

**

"KYYAAAA!!!" Yoona teriak frustasi sembari berbaring menghadap langit. Saat ini Yoona sedang berada di atap gedung sekolah, berniat melupakan kejadian tadi pagi yang cukup membuat dia kesal setengah mati.

"Dia pikir hebat apa berubah seperti itu?!! Memanggilku jagiya?!! Tampan??! Semakin mirip denganku??" cerocos Yoona tanpa henti. 

"Aku akui dia memang menjadi tampan dan yah...malah memang semakin terlihat mirip denganku.." lanjut Yoona sembari memejamkan matanya dan mengacak rambutnya frustasi terlihat pasrah.

"Benarkah aku tampan?"

Yoona dengan otomatis membuka kedua matanya dan tak terduga ia menemukan sosok orang yang membuat moodnya jelek beberapa hari ini tepat di hadapannya.

"YAAAAAAAAAAAA!" Yoona segera berteriak dan mendorong tubuh lelaki di hadapannya. Donghae yang terkejut dengan reaksi Yoona segera terhuyung. Namun kemudian ia segera memposisikan dirinya duduk di sebelah Yoona.

"Untuk apa kau kesini, huh??" lanjut Yoona masih memandang kesal. Donghae seperti biasa, memasang senyuman lebarnya dan kemudian menyodorkan sebuah minuman kaleng. Yoona memandang kaleng itu, mengabaikan rasa gengsinya ia tanpa basa-basi menyambar minuman kaleng dan menegaknya cepat tanpa mengucapkan terima kasih.

"Sekali lagi kutanya, kenapa kau kesini?" Tanya Yoona lagi.

Donghae tersenyum sejenak, "Tentu saja ingin menemanimu.." ujar Donghae dengan tenangnya. Yoona yang melihat tingkah lakunya segera mencibir.

"Kau tadi pergi tiba-tiba dan Yuri bilang padaku kau tidak juga masuk ke kelas makanya aku mencarimu" lanjut Donghae.

'Kwon Yuri sialan! Awas kau ya! Sebenarnya dia sahabat siapa sih? Kok malah mendukung namja culun ini!' geram Yoona sangat kesal pada sahabatnya itu yang lagi-lagi mempermudah Donghae untuk terus mendekatinya.

"Aku khawatir sekali, tapi syukurlah kau disini dan lagi kau menyebutku tampan... aku sungguh bahagia" ungkap Donghae berbinar-binar. Yoona langsung terbelalak tak setuju. Ia menyesal telah menyebutkan hal itu mau secara sadar maupun tidak sadar. Yoona tetap saja tak terima.

Similar FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang