(Chapter 12)

152 9 1
                                    

Siwon tertawa tertahan sebelum ia kemudian meloloskannya dengan nada ejekan, "Coba saja kau lakukan dari dulu Im Yoona... Mungkin keadaannya tidak akan seperti ini."

Yoona hanya membisu.

"Oke, jika itu maumu. Ayo kita lakukan!" Siwon menantang sembari kedua matanya tak lagi menatap Yoona. Lelaki itu tanpa aba-aba segera menciuminya. Wajahnya, hidung, pipi, bibir, dan tak seujung pun luput olehnya.

Yoona masih membungkam, dirinya kini sedang berusaha memblokir semua panca indera miliknya. Kedua matanya tanpa ekspresi hanya dua alis yang hampir tertaut sebagai tanda perasaannya kini.

Pandangan Siwon sudah mengarah ke arah yang lain, sebelum tatapannya singgah pada Yoona dan mengembuskan nada ejekan, "Hah payah, apakah kau tidak akan bereaksi sedikitpun?" ucapnya barangkali merasakan situasi gadis itu.

"Ingat? Kau sendiri yang menagihnya Im Yoona? Tidakkah kau ingin menikmatinya walau sedikit?"

Raut wajah Yoona kini mulai menunjukkan kejijikan yang sedari tadi ia tahan membuat Siwon tergelak tawa. "Betul betul, tapi bukan itu yang aku maksud- Tapi mungkin memang itulah salah satu pesonamu-."

"Hentikan," ucap Yoona dalam nada kecaman yang lemah.

"Mwo? Kau ingin menghentikan ini? Kau sendiri yang meminta kau yang akan menanggungnya." Ia mencondongkan tubuhnya lagi.

"Ani, hentikan semuanya Choi Siwon. Segala tingkah lakumu ini." Sahut Yoona sembari memegang kedua bahu lelaki itu.

Siwon kembali memundurkan tubuhnya, kedua alisnya kini tertaut memandang gadis itu, "Apa yang kau maksud?"

Yoona berkata dengan hati-hati sembari pandangannya menjalari tiap sudut wajah Siwon, "Kau... tidak usah berpura-pura lagi, kau mungkin menikmati caramu memperlakukan orang-orang di sekitarmu, tapi aku sadar... Setelah aku melihat luka-luka di wajahmu, kau tidak perlu berpura-pura kuat lagi Choi Siwon! Aku yakin ayahmu di balik semua—"

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Yoona membuatnya terkejut dan tak hanya pipinya, kepalanya pun sekelebat merasakan denging akibat kondisinya tubuhnya yang belum pulih.

"Jangan sok tahu kau!" teriak Siwon penuh amarah.

Yoona berusaha menatap Siwon dengan mata yang kini sudah berair dan dalam pandangan kaburnya entah mengapa ia merasa lelaki itu juga dalam kondisi serupa. Ia menggeleng lemah, "Kau tidak perlu bersembunyi lagi Siwon... Aku tahu meskipun aku, Donghae dan semuanya terluka, kau yang paling merasakannya-"

"APA YANG KAU TAHU HAH?!" teriaknya kini sudah berbalik bangkit dari ranjang menarik kasar gorden hingga terlepas dari teralisnya. "KAU TIDAK TAHU APAPUN!," raungnya.

Yoona kini menautkan alisnya, memandang Siwon dengan perihatin, "Melihat kau semarah ini dan tempo hari... Aku tahu di balik semua itu ada alasannya," jelas Yoona dengan suara serak.

Siwon menatapnya dengan sinis dengan mata yang memerah, lalu mengembuskan dengus kesal kemudian ia tertawa dengan nada khas-ejeknya. "Kau benar-benar tidak tahu apa-apa Yoona, sayang sekali jika kau tidak bertingkah seperti ini mungkin aku sudah memberitahumu apa yang akan terjadi pada pacarmu si culun!" ucapnya marah dan beranjak pergi keluar ruangan.

"Apa?" Yoona mengkerutkan kening sebelum melanjutkan dengan teriakan yang parau, "APA MAKSUDMU?!" sembari berusaha bangkit dan Siwon tak mengindahkannya sembari membanting pintu dengan keras.

"Apa yang akan terjadi?" ucapnya dengan lemah.

*

Aku membenci kau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Similar FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang