Kesimpulan yang mengerucut kepada perkara ada orang luar yang sedang menjajal ilmu hitam membuat Dandi ditunjuk untuk mencarikan seseorang yang pandai mengendalikan ilmu hitam. Dengan hal-hal yang seperti itu Dandi sudah dikenal memiliki keturunan dari kakek buyutnya di jaman dahulu. Moyangnya dikabarkan mampu mengusir makhluk-makhluk astral. Tetapi itu dulu, sebelum era modern berkembang. Sekarang Dandi kesulitan mencari tokoh seperti itu.
Desa Rojowali terbilang sangat luas. Desa ini mengelilingi hutan Lali Jiwo sejak dahulu kala dari timur hingga barat. Dari lebarnya danau di selatan hingga perbukitan hutan jati menuju Gunung Arjuno di utara. Di antara hutan, danau, dan perbukitan itu banyak rumah-rumah yang letaknya berjauhan. Butuh tenaga lebih untuk menjelajahi semuanya.
Dandi menghela nafas ketika tak ada satu pun warga yang memiliki kemampuan itu. Yan, yang ikut pergi bersama Dandi mencari keesokan harinya, mengungkit kembali cerita-cerita aneh dimasa lalu.
"Saya dengar dari almarhum-almarhum orangtua saya bahwa dahulu di sebuah area di Lali Jiwo pernah ada cerita soal hilangnya pemuda," kata Yan sementara Dandi mendengarkan.
"Awalnya pemuda itu diketahui pergi ke sebuah perkebunan milik seorang petani kaya. Tetapi beberapa hari kemudian, pemuda itu dinyatakan hilang. Cerita-cerita hilangnya pemuda itu simpang-siur. Ada yang bilang tersesat di hutan, ada yang bilang diculik, ada juga yang bilang dimakan setan. Tak ada satu warga pun yang tahu persis ke mana pemuda itu pergi. Bahkan pemilik perkebunan pernah mengatakan bahwa ia melihat pemuda itu pergi ke sebuah lahan kosong untuk menguburkan dirinya sendiri."
"Apa maksudnya?"
"Aku ora ngerti eh. Mungkin dia sedang mempelajari ilmu hitam? Mbuhlah. Yang jelas, area yang dimaksud warga pada saat itu adalah lahan kosong yang ada di sebelah kebun kamu. Dulunya lahan itu adalah kuburan. Masih ingat kan dua orang mati di lahan itu?"
Jelas Dandi ingat, karena saking dekatnya tempat kejadian perkara dengan tempat tinggalnya, ia ingat isteri dan anaknya. Hal itu yang selalu dia khawatirkan.
"Kusno sampai mengaku terang-terangan ada hal gaib di area itu. Bisa jadi ada sosok jadi-jadian di sekitar itu."
"Ah, mana ada yang seperti itu," kata Dandi merinding.
"Cuma yang aku ga' ngerti, kenapa mayat mereka ditemukan di sana?" kata Yan.
Dandi hanya diam.
"Terus, kamu sama sekali ga' punya kemampuan seperti kakek buyutmu?" tanya Yan bertubi-tubi soal Dandi. "Apa kamu ga' diwarisi ilmu khusus dari kakekmu?"
Dandi mengangkat pundak sambil mengeluarkan kalung cakar harimau itu.
"Lha wong saya cuma dikasih ini dari bapakku," kata Dandi sambil menunjukkan kalungnya. "Saya juga ga' tahu ini buat apa. Jimat kali."
"Tapi ngomong-ngomong, kakek buyutmu sakti ya. Bisa membersihkan warga yang kemasukan. Bisa memutihkan orang. Ilmu hitam orang itu dibuang. Dengan anjuran kakek buyutmu, orang yang mengguna-gunai juga langsung tobat."
"Ternyata kamu tahu banyak soal kakek buyut saya," kata Dandi terkekeh.
"Sayangnya kamu jadi kena getahnya sendiri karena setelah kakek buyutmu tiada, desa ga' punya orang pintar seperti beliau lagi. Nah sekarang kita mau cari kemana lagi coba?"
Dandi nyengir sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebun Kentang
HorrorPak Lurah Naryo, Yan, Kusno, Ubed, Said, dan Dandi terkejut ketika seorang guru taat ibadah ditemukan tewas dengan mulut menganga. Salah satu organ dalamnya diambil. Guru itu adalah korban pertama. Setelah itu korban-korban berikutnya pun berjatuhan...