06.Bahagiaku Bersamamu

1K 48 8
                                    

Tidakkah salah jika aku mengharap apa yang sudah pergi untuk kembali. Karena jika mulut tak lagi bisa bicara maka perasaan lah yang akan berperan selanjutnya.
-Edo-

***

Jadi intinya kalau George Santayana pernah bilang "The one who does not remember history is bound to live through it again". Maka kalian sebagai calon intelektual muda juga harus memahami sejarah bangsa ini dan dunia sebagai 'bekal' kalian sebagai pemegang estafet berikutnya supaya bisa memgembangkan Indonesia dan bahkan dunia ini jadi lebih keren lagi daripada sekarang.

Seorang wanita paruh bayu tengah menjelaskan sejarah bangsa agar siswa-siswanya bisa menghargai jasa para pahlawan terdahulu.

"Apakah ada pertanyaan?"

"Bubar kenapa harus belajar sejarah. Secara tidak langsung kan sejarah yang dipelajari masa lalu?"

"Siapa yang kau panggil Bubar itu Edo?"

"Maksut saya Bu Baryanti." ucap Edo menahan tawanya melihat ekspresi Bu Baryanti.

"Lagian kamu tidak ada sopanya sama guru. Kalau manggil guru itu yang benar, jangan di singkat-singkat kaya gitu."

"Yah ibu baperan banget si. Kan itu panggilan sayang saya ke ibu." ucap Edo dengan cengiran khasnya.
"Jawab dong Bu pertanyaan saya."
Lanjutnya.

"EDO!!! Jadi kalian harus tau belajar tentang sejarah agar kalian tau bagaimana perjuangan para pahlawan untuk merdeka melawan penjajah." jawab Bu Baryanti dengan nada kesalnya.

"Tapi kalau kita belajar masa lalu nanti gagal move on dong bu." ucap Edo dan alhasil membuat seisi kelas menertawai dirinya.

"Emang lo Do gamon dari mantan."

"Emang Edo punya mantan."

"Adanya mantan gebetan ya Do."

"Lu nya aja yang gamon sedangkan mantan gebetan lu aja udah jalan sama pacar barunya."

Sontak Edo langsung mendapat ejekan dari teman sekelas nya.

"Sudah-sudah diam. Edo sekarang kamu ke perpustakaan pelajari buku sejarah wajib dan salin semuanya. Lalu renungkan mengapa kita harus mengerti sejarah bangsa kita."

"Di sini aja lah bu. Mager saya."

"Berani kamu bantah saya Edo! Saya tambahin hukuman kamu."

"Iya deh bu iya. Pake repot-repot segala ngasih saya hukuman."

"EDOOO!!!"

"iya bu iya ini juga mau keluar." ucap Edo sambil melangkahkan kakinya keluar kelas.

***

"Ini kok jumlahnya cuma 31 memangnya ada yang tidak masuk?" ucap bu Beta.

"Nihil yang tidak masuk Bu."

"Kalian ini! saya tidak mau bercanda. Siapa yang belum mengumpulkan PR kimia!!" kini suara bu Beta naik 2 oktaf.

"Sa...sa.. Saya Bu."

"Jadi kamu yang berani tidak mengerjakan PR saya. Sekarang kamu keluar pergi ke perpustakan. Kerjakan PR saya."

"Ba.. Baik bu."
Kemudian gadis itu berjalan keluar kelas dengan wajah menunduk.

"Eh tunggu. Jangan lupa salin jawabanya sebanyak 10 kali. Supaya kamu tidak mengulangi lagi kesalahan kamu."

Anjir gila tu orang

"Hah? Iyadeh bu iya."

***

Edo meliarkan pandanganya ke seluruh penjuru perpustakaan. Namun hanya tumpukan buku-buku yang Ia temukan.

REALITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang