"Alhamdulillah ya mmi, kita masih bisa makan enak". Nissa bersyukur atas apa yang terjadi pada dirinya.
"Iya nak Alhamdulillah. Makannya Nissa kalo makan harus habis ya. Karena kalo menyisakan makanan kan malah mubazir. Kecuali kalo emang ada sisa sisa makan seperti tulang ikan atau ayam kita kasih saja pada hewan". Ucap ummi pada Nissa.
Nissa pun hanya mengangguk. Selesai makan Nissa dan ummi membereskan piring piring dan wadah yang kotor untuk dicuci.
Siang pun telah berlalu, kini sore tlah datang. Terdengar suara ketukan pintu dari arah ruang tamu. Terlihat seorang pria bertubuh ideal yang sedang membawa kantong plastik di tangannya berjalan menuju dapur, dan mengucapkan salam. Yap betul, pria itu ialah abi Nissa.
Terdengar suara riuh dari dua orang anak laki laki yang merindukan sosok pria yang bertubuh ideal itu. Ummi yang berada di dapur pun sedang membuatkan teh hangat untuk suami tercinta dan anak anaknya.
Kami berlima berkumpul bersama diruang keluarga sambil meminum teh hangat dan makan martabak manis, asin yang sudah dibawa oleh pria tampan itu.
Tak terasa pun waktu menunjukan pukul 17.48 saat nya kami berlima untuk bersiap siap sholat maghrib berjamaah. Seperti biasa, abi (Ahmad Maulana) lah yang menjadi imam. Selepas sholat maghrib, kami tadarus al quran dan berdoa bersama. Tak terasa pun waktu sudah memasuki sholat isya, saat nya kami sholat berjamaah kembali.
Matahari pun semakin tenggelam. Kini langit telah tergantikan oleh bulan dan bintang yang cahayanya menyinari bumi.
Kini Nissa duduk dikursi meja belajar nya tepatnya dikamar Nissa dan pandangannya menatap jendela kamar yang terlihat pemandangan malam yang indah.
Terlintaslah sesosok pria yang ia temui di parkiran sekolah tadi sore. Nissa masih saja memikirkan kejadian aneh yang menimpanya tadi sore. Pandangan nya kini beralih pada buku diary miliknya, ia pandangi setiap lembar dari buku tersebut.
Dan mengambil sebuah pulpen dari sela sela buku diary dan menuliskan sebuah pengalaman singkat di hari ini.
"Duhh, Nissa mikirin apa sih?! Masa diinget inget mulu kejadian yang tadi". Ungkap Nissa sambil menutup diary.Akhirnya ia menyimpan buku diary tersebut dan mengambil buku pr yang belum sempat dikerjakan.
Terdengar suara langkah kaki yang berjalan menuju pintu kamar Nissa. Tok.. Tokk.. Tokk... "Nissa? Nissa? Apa ummi boleh masuk?". Sahut ummi dari luar kamar dan sedikit demi sedikit membuka pintu. Tak lama pun Nissa menyahut panggilan ummi dan berjalan menuju pintu.
"Lho ko belum tidur sih anak ummi? Memangnya sedang apa?". Ucap ummi yang kini berjalan menuju tempat tidur.
"Iyaa nih mmi, Nissa lagi ngerjain pr dulu, tanggung soal nya dikit lagi. Ko ummi juga belum tidur?". Jawab Nissa yang kini pun duduk disamping ummi.
"Yasudah, cepat selesaikan ya. Lihat tuh sekarang udah jam 09 kurang. Kan ummi lagi mau nengok anak anak ummi sambil mempastikan kalau sudah tidur dan ternyata Adik adikmu sudah tidur. Oh iyaa ini buku diary nya, ummi lihat ya?". Ummi yang tadi menatap Nissa, kini beralih pada buku diary dan segera ummi mengambil buku itu.
"Yaa baik ummi, sebentar lagi ko. (Eeuuu... Euuumm.. Emmm... Jaang jangann mmi jangann. Duhh pasti ummi ketawa dehh) ucap dalam hati.
Belum sempat aku bilang ya tapi ummi sudah membaca nya.Dan benarlah dugaan ku, ummi kini tertawa sambil membaca buku diary itu.
"Duhh, anak ummi sekarang pandai yaa. Hahaha 😄. Kenapa engga langsung cerita aja ke ummi? Daripada cape cape nulis panjang gini mending cerita aja langsung ke ummi"."Ahh ummiiii... Maluu tauuu Nissa". Pipi nya kini memerah.
"Yahh gapapa mmi, Nissa kan lagi kepengen nulis aja". Sambungnya.Hanya suara tawa seorang wanita berumur puluhan tahun yang memenuhi ruangan ini. Dilanjut suara suara nyamuk yang bertebangan di dalam kamar. Tak terasa pun waktu sudah menunjukan pukul 21.30 malam. Ummi mengingatkan Nissa untuk segera tidur, Ummi pun akhirnya pamit.
Pintu kamar Nissa kini sudah menutup rapat. Gadis remaja yang duduk di kasur pun beranjak pergi untuk menatap wajah nya di cermin dekat meja belajar. Pipinya kini masih memerah diikuti senyum lebar di wajahnya.
"Astagfirullahaladzim. Ya Allah". Nissa pun tersadar dari pikiran aneh nya.
"Duhh Nissa mikirin siapa sih? Mendingan kamu sekarang wudhu trus abis itu kamu tidur, daripada mikir yang engga jelas kayak gtu". Sambungnya, dengan wajah yang mengeluarkan ekspresi di depan cermin.
Saat ia sedang membersihkan tempat tidurnya, tiba-tiba Nissa teringat dengan pr sekolah nya yang belum rampung ia kerjakan.
Bersegeralah Nissa berjalan menuju meja belajar yang tak jauh dari tempat asalnya ia berdiri. Dengan cepatnya Nissa langsung mengerjakan pr tersebut, untungnya hanya tersisa 5 soal saja.
Panah jam terus bergerak maju ke arah yang telah ditentukan. Mata Nissa pun terlihat sudah mulai mengantuk disambung "Hhooaammm" suara keluar dari mulut Nissa, dan tangannya menutup mulut yang sedang menguap.
"Alhamdulillah, akhirnya beres juga". Ia bergumam sendiri sambil membereskan buku-buku dan memasukannya ke dalam tas sekolah warna biru abu miliknya. Dilanjut dengan merebahkan tubuh dikasur empuk miliknya.
(Teman teman! Saat kalian akan tidur jangan lupa untuk membersihkan tempat tidur terlebih dahulu, bisa menggunakan sapu lidi khusus kasur atau pun menggunakan kain lalu kalian bersihkan kasurnya. Karena saat kita tidak menggunakan kasur tsb, setan bermain main disitu dan saat kita lama tidak membersihkannya setan tsb membuang kotoran nya di kasur kita. Jangan lupa juga untuk berwudhu supaya kita tetap suci bersih, siapa tau kan umur kita engga sampe besok maka dari itu saat kita menghadap Tuhan kita dalam keadaan suci. Jangan lupa juga untuk berdoa surat Al-ikhlas, Al-falaq, An-nas, dan ayat kursi. Tak lupa juga baca doa sebelum tidur, berdzikir dan posisi tubuh kita miring menghadap ke kanan)
(Teman-teman! Bila kalian sedang menguap. Hendaknya kalian tahan menguap itu sebisa kalian. Karena bila saat menguap dan mengeluarkan suara brrti setan sedang tertawa didalamnya. Bahkan Allah pun membencinya. Jadi Jangan lupa untuk menahan menguap agar tidak mengeluarkan suara)
*Maaf kalo kata katanya tidak dimengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Hidupku
ДуховныеInilah Hidupku Tak perlu engkau risau untuk menikmati alurnya. Tak perlu engkau benci untuk setiap kisah yang datang. Tak perlu engkau pergi untuk berpaling darinya. Dan, Tak perlu engkau kembali untuk menghapus semuanya. Karena... Inilah Hidupku. P...