3. Minggu yang tak biasa

1.7K 62 3
                                    

Gelap gulita telah diganti kan dengan cahaya yang terang benderang.

Pagi itu ku terbiasa menatap langit dan mengirup udara sedalam dalamnya dan menghela nafas dengan perlahan lahan.

Kini Nissa yang sedang menuruni anak tangga, segera menghampiri dapur untuk membantu Ummi memasak. Walaupun memang tidak jago dalam memasak, yahh setidaknya Nissa membantu memotong motong sayuran ataupun bahan masakan yang lainnya.

Nissa ini memang anti dengan goreng menggoreng, karena ia takut dengan cipratan minyak panas yang dapat melukai kulitnya.
Padahal panasnya dunia tidak sebanding dengan panas nya api neraka.

Disela sela memasak, Nissa mengutarakan apa yang ingin disampaikan pada Ummi nya. Sambil memotong sayuran.
"Ummi.. Nissa hari ini mau pergi ya jam 08.00 an nanti. Mau ke toko buku dan ke toko ATK yang di depan sana. Apa ada yang mau ummi titip?"

"Memangnya mau pergi dengan siapa?. Sepertinya tidak ada Niss" jawab ummi dengan membalikkan tubuh dan tertuju melihat Nissa.

"Sendiri saja mmi, Nissa kan mandiri hehehe". Wajah Nissa yang sedang melihat sayuran yang sedang dipotong kini beralih pandangan dengan menatap wajah Ummi

"Ya, anak ummi memang mandiri ya!" Ummi menghampiri dan mengusap kepala ku.

"Hehe iyaa dong mmi, yasudah kalo begitu Nissa siap siap dulu ya mmi. Ini sayuran sama bahan masakan yang lainnya sudah selesai Nissa potong"

"Oh yaa, terima kasih Nissa anak ummi yang cantik dan baik hehehe"

"Hahaha, ummi gelii deh ngedernya. Yaa sama sama ummi yang centil hehehe"

Nissa langsung pergi meninggalkan ummi yang sedang tertawa di dapur. Begitupun sebaliknya, Nissa pun tertawa sambil berlari menuju kamar Nissa.

Ia segera menyiapkan pakaian dan kerudung untuk pergi nanti. Saat Nissa hendak menuju kamar mandi tiba tiba ada dering pesan berbunyi di hp nya.

Namun ia tidak menghiraukannya dan berkata dalam hati "ahh mungkin itu pesan dari operator" Nissa menyegerakan menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian...

Nissa yang sudah selesai mandi dan selesai mengenakan pakain serta kerudung yang dipilihnya, sekarang pandangannya tertuju pada hp.

Karena penasaran, Nissa segera mengambil hp dan melihat hp yang ada di genggaman nya dengan ekspresi kaget "hhaahh" dan membuka mulut.

Ternyata pesan itu bukan dari operator tapi dari kak Sani kakak kelas Nissa yang menjabat jadi sekertaris OSIS. Segera aku membuka pesan itu.

Dari : Kak Sani Cantika.
Nomor tlp : 085237xxxxxx
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Untuk angkatan 30-31 hari ini kita kumpul untuk rapat. Tempatnya di cafe bahagia jln sari indah no 123. Jam 10.00 wib. Mohon untuk menghadiri perkumpulan ini. Terima kasih"

Nissa bergumam dalam hati "yahh, kenapa harus kumpul sih malesin deh" tapi ia langsung mengucapkan "astagfirullahaladzim, ngomong apa sih kamu ini Niss. Bukannya seneng bisa silaturahmi sama teman teman"
Aku segera membalas pesan dari kak Sani.

Untuk : Kak Sani Cantika.
Nomor tlp : 085237xxxxxx
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Oh ya kak terima kasih atas info nya. Memangnya mau membicarakan hal apa ya?"

Sani pov
Sani. Yah begitulah namanya. Nama lengkapnya SANI CANTIKA, dia ini menjabat sebagai sekertaris OSIS, orang nya sih baik, cantik, lucu, tapi pelupa gtu deh. Tapi kalo dia lagi marah, suka ga tahan lama karena ya Sani ini ga bisa serius.
.
.
Ia yang sedang mendengarkan musik menggunakan earphone tiba tiba terhenti karena ada pesan yang masuk di hpnya. Ternyata pesan nya dari Anissa Nuraisyah anggota OSIS angkatan 31. Segera ia membaca dan membalas pesannya.

Ini HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang