Aresha adalah siswi yang termasuk aktif di sekolahnya. Dia mengikuti beberapa organisasi dan berbagai ekskul. Itu semua cukup untuk membuat Aresha menjadi most wanted girl di sekolahnya.
Salah satu ekskul yang sangat Aresha gemari adalah pramuka.
Pagi ini seluruh anggota pramuka kelas XI sudah berkumpul di ruang sekre. Entah kenapa mereka disuruh berkumpul disana.
Aresha memandang ambang pintu. Seorang laki-laki yang sedang memainkan ponselnya masuk kedalam ruangan lalu berdiri disamping Aresha.
Aresha menaikkan sudut bibirnya saat dia menyadari siapa yang ada disamping nya ini.
"Ihhhh sonoo loo!!! Kenapa harus disini?!! Tempat masih lega kali!!" perintah Aresha dengan kejam sambil mendorong tubuh Arfan.
"Buset!" teriak Arfan kaget "lu makan apaan sih? Makan daging kingkong?" "bisa kuat gitu" Arfan bergidik ngeri oleh tenaga Aresha.
Aresha mendesis, kemudian menyuruh orang disebelah kirinya untuk pindah ditempatnya. Tapi itu tidak mempan.
Akhirnya kaka pembina yang bernama ka Fito datang, itu sukses membuat Aresha tersenyum bahagia. Sebab Arfan tidak akan mengganggunya.
"Jadi, tujuan kaka mengumpulkan kalian disini adalah kaka ingin memberikan informasi bahwa lusa dan 3 hari seterusnya akan diadakan pelantikan untuk murid-murid kelas X. Jadi kalian harus mempersiapkan secepatnya karena waktu kalian cuman 2 hari" jelas ka Fito tanpa basa-basi
"Ka"ucap Arfan mengacung
"iya Fan?" jawab Ka Fito
"apa ga terlalu mendesak? Sedangkan untuk melakukan pelantikan kan butuh waktu banyak buat nyiapinnya, belum lagi kita belum nyari tempat untuk dimana pelantikan akan diadakan" jelas Arfan
Aresha menaikkan sudut bibirnya
"ternyata dia masih bisa waras" batin Aresha"yah itusih tugas kalian ya, kalian harus pintar-pintar bagi waktu sama tugas" jawab Ka Fito dengan ringannya
"sekian terimakasih" ucap ka Fito sambil beranjak pergi dari ruangan.
Setelah kaka pembina paling menyebalkan se-antero dunia itu pergi. Arfan mulai bicara ngaco kepada Aresha.
"Gue tadi bisa ngedenger ucapan batin lo loh" ucap Arfan bangga sambil mengembangkan senyum yang menurut Aresha, jika dia melihat senyuman itu pasti dia akan mati konyol disana juga.Habisnya senyumannya tak ada manis-manisnya, seperti pare, jengkol, pete atau sejenisnya itu. Oke, ini berlebihan.
"Bo-do amat!" balas Aresha masa bodo dengan ucapan Arfan barusan
••{}{}••
Aresha menghentak-hentakkan kakinya saat menyusuri lorong menuju kelas. Dia sangat sebal dengan kaka pembina nya itu.
Dia kira mempersiapkan pelantikan bisa se-instan itu? Hah. Aresha menghela nafas dengan kasar."diakan cowok, pantas saja tidak waras!" Resha tersenyum miris sambil menormalkan langkah kakinya.
"Ga semua cowo itu ga waras kaya yang lo pikirin" suara santai tapi menyindir datang dari sebelahnya.
Aresha terlonjak kaget lalu mendongak untuk melihat siapa dia, dia terpaksa mendongak karena postur laki-laki ini cukup tinggi sedangkan tinggi Aresha yaaa, bisa dibilang kurang tinggi. Atau kasarnya sih pendek. Menyakitkan.
"Lo lagiiii!!!!!??????" Teriak Aresha. "Ish, lo itu kurang kerjaan atau gemana sih??!!"
"kan jalan ke kelas gue lewat sini Resh, yakali gue lewat belakang kantin" ucap Arfan logis. "dan gue juga ga sengaja denger lo ngomong gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can not Refuse
Teen FictionBenci dengan sesuatu yang berhubungan dengan laki-laki. Dan, singkatnya ini adalah kisah tentang Aresha yang buta akan perasaannya sendiri.