[9][kecupan dan pelukan]

32 6 4
                                    

Setelah 2 jam di perjalanan, akhirnya semua anggota pramuka sampai ditempat tujuan.

"Sekarang, kalian harus ngarahin anak kelas X buat bikin tenda dan macem-macem. Setelah semua selesai arahin mereka buat menuju lapangan utama. Disana kita bakalan adain upacara pembukaan" cerocos ka Fito saat baru saja turun dari bus.

Aresha hanya menendang-nendang butiran pasir tanah yang ada dibawah kakinya. Dia setengah mendengarkan dan mulutnya dimanyunkan lalu digoyangkan kekanan kekiri tanda meledek ka Fito yang sedang bicara

"Resh" panggil Lalisa dengan pelan. Aresha menengok sambil menaikkan kedua alisnya tanda dia menanyai apa yang ingin dikatakan Lalisa.

"Sebel gue sama Ka Fito" ucap Lalisa kemudian "Benci aja gue, benci!!!! Kenapa sih kaka pembina pramuka itu ga diganti aja?!!!" ucap Lalisa heboh, tapi tidak akan terdengar sampai ke depan tempat ka Fito berdiri.

"Kaya gue ga kesel aja Lis" balas Aresha "dia itu apa ga pernah bisa make otaknya ya?! Udang aja yang otaknya transparan masih bisa dipake tuh!" tak kalah hebohnya dengan Lalisa, Aresha memandangi ka Fito sinis yang sedari tadi mengoceh di depan sana

"Sekarang kalian mulai harus bawa peserta pelantikan ke tempat perkemahan" "dan setelah itu ajak mereka untuk ke lapangan utama" titah ka Fito dengan gaya sok iye

"iyaa kaka Fito yang lembut nan baik hati" balas semua panitia pelantikan dengan nada malas

--

Semua tenda telah didirikan dengan barisan yang rapih sesuai regu nya masing-masing.

Tentunya itu semua berkat arahan dari kaka kaka panitia yang sedari tadi diomeli oleh Ka Fito.

Sekarang semua panitia dan peserta pelantikan telah berada di lapangan utama, sesuai titah sang kaka pembina. mereka disini akan melakukan upacara pembukaan.

Lalisa selaku mc pada upacara tersebut dan semua panitia dan juga semua peserta merasa kesal kepada ka Fito yang tak kunjung datang. Padahal ini sudah 30 menit para peserta berbaris panas-panasan menunggu ka Fito di lapangan.

Terlihat Ka Fito berlari menuju arah lapangan, lalu langsung merebut mik dari genggaman Lalisa.

"Maaf karena saya terlambat, sekarang kita bisa langsung melakukan upacara pembukaan" ucapnya dengan nafas yang tak beraturan

Dibawah teriknya matahari Upacara dilakukan dengan sangat khidmat, dan tentunya sangat lama. Karena jika petugas atau para peserta upacara melakukan kesalahan sedikit saja, upacara akan dimulai dari awal.

Banyak peserta mulai mengeluarkan wajah pucat dengan bibir putih. Dan satu-persatu dari mereka dilarikan ke UKS karena tak sadarkan diri.

Lalisa menatap Aresha cemas, Aresha mulai muncul gejala seperti wajah yang pucat, bibir yang memutih, dan juga keringat yang tak normal banyaknya.

Tapi gadis itu tetap berdiri di tempat tanpa memperdulikan tatapan mengintimidasi dari seorang Lalisa

"Resh daripada lo pingsan disini, mendingan lo langsung ke UKS ajadeh. Ayok gue anter!" Lalisa menarik lengan Aresha, tapi Aresha mematung. Enggan untuk meninggalkan lapangan upacara.

"Gue disini aja, gue masih kuat" jawab Aresha.

Lalisa melihat sahabat nya itu mulai memegangi keningnya lalu mengedip-ngedipkan matanya.

*Brug*

Aresha tersungkur ditanah, dia tidak tahan lagi dengan keadaan sangat panas begini.

"PMR!" teriak Lalisa sambil melambai-lambaikan tangannya.

Can not RefuseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang