Terkadang kebahagiaan hanya
Bisa dilahirkan oleh teman
----------------{}{}{}{}----------------Bukannya lari di lapangan, Lalisa, Aresha, Larit, dan Sherina malah nyasar ke kantin belakang sekolah.
"Semua orang tuh hanya bisa buat asumsi sendiri, tanpa tau apa penyebab nya" gumam Aresha saat mendengar ucapan bu Myla yang tadi mengatakannya bahwa kemarin dia 'tidak masuk tanpa keterangan'
"Lo hebat ya Rhes" ucap Lalisa
"Hebat? Gue hebat kenapa?"
"Ya hebat aja sekian banyak masalah yang lo hadepin di rumah, disekolah malah lo jadi orang yang paling ceria" jelas Lalisa
"Buat apa bersedih ditempat yang berbeda, kalau kita sedih terus kapan kita bisa bahagia?" "Dan yang hebat itu bukan gue tapi topeng gue ini" Jelas Aresha sambil menunjuk wajahnya.
"Gue punya topeng bahagia, ceria, ma.. ""Cukup Rhes gue tau lo itu sekarang lagi parah banget" Ucap Larit yang memotong ucapan Aresha
"Mending kita pesen kaya biasanya aja kuy, gue udah laper banget nih" Kata Lalisa sambil menopang dagunya dengan tangan kanannya
Pesanan biasa yang dimaksud oleh Lalisa adalah batagor yang sangat populer di sekolah mereka. Bahkan ada yang rela menghabiskan waktu istirahat hanya untuk mengantri agar bisa mendapatkan batagor tersebut.
Mereka memesan itu, dan beberapa menit kemudian batagor tersebut langsung datang. Maklum lah ini kan masih jam pelajaran, jadi kantin masih sangat sepi. Hanya ada mas-mas kantin, dan mereka.
"Pas lo pulang dari rumah sakit kemaren dirumah ada Ayah lo Rhes?" tanya Sherin
"Gak ada" jawab Amanda singkat
"Dia kemana?"tanya Sherina lagi.
"ke hotel kali bareng cabe-cabean" jawab Aresha singkat sambil menyeruput minuman miliknya dan tidak memandang Sherina yang sedang mengajaknya biicara.
Sherina memandangi Aresha dan kemudian mengambil minuman Aresha"Yang serius dong Resh kalo ditanya gue tuh, liat gue! Liat gue!" ucap Sherin kesal sambil memelototi Aresha dan membelokkan wajah Aresha menghadap wajahnya.
"gue serius kok" jawab Aresha sambil memutar bola matanya lalu menyandarkan punggungnya di punggung kursi
"Ohok" Larit terselak makanannya karena dia kaget dengan jawaban Aresha
"serius aja lo? Masa bokap lo dihotel bareng cabe-cabean" tanya Lalisa kemudian, sambil menengok ke Larit. Lalisa menanyakan pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Larit.
"udah deh gue males sama Ayah gue yang baik hati itu" jawab Aresha sambil mengambil kembali minuman miliknya
"mendingan kita bahas yang lain ajayuk, kasihan tuh Resha di tanya-tanya melulu" bela Larit.
*BruG*
"Hay, kalian lagi ngapain?" ucap Cretta sambil memukul meja
Cretta, gadis ber-rok minimalis dan ketat, baju seragam dengan 2 kancing paling atas terbuka. Dan selalu mengikat rambutnya, katanya sih "Biar leher jenjang gue kelihatan" cih memalukan.
"Apaan sih lo? Gajelas banget deh lo jadi orang" jawab Sherina sinis
"..........................." Cretta berbisik pada Aresha. Kemudian dia pergi
"Dia bisikin apa Resh? " tanya Lalisa penasaran
"Dia suruh gue jauhin Arfan" jawab Amanda santai
"gue sih bodo amat ya, amit-amit banget gue ngedeketin Arfan yang ngeresnya Subhanallah plus lugu itu" lanjutnya
Teman-temannya hanya mengangguk setuju.Tentu saja Aresha dan Teman-temannya salah, Arfan tidak bisa dibilang lugu. Wajah ganteng, tinggi semampai, jago olahraga, dan memiliki badan yang tegap. Cukup membuatnya menjadi most wanted boy di SMA elite ini.
"Kalian!! " teriak seseorang dari belakang sambil memukul punggung Aresha, dan Larit
"Ohok" Larit terselak lagi.
"Hahaha sorry gue ga sengaja Rit" ucap Fanza sambil tertawa, kemudian dia duduk disamping Sherina dan mengambil minumannya
"Lo telat Ja?" tanya Aresha sambil memandang tas yang masih tergendong di punggung Fanza.
"Iya hehe, biasa lah. Kalo gak telat bukan Fanza namanya" jawab Fanza sambil cengengesan gak jelas.
"Lo kemana aja sih Ja, kemaren Aresha masuk rumah sakit" jelas Sherina
"Seriously??, yah sorry gue kan baru pulang nemenin nyokap ke luar kota" jelas Fanza sambil memasang muka cemberut
"aduh Resh lo bisa masuk rumah sakit kenapa? Tanya Fanza sambil memutar mutar wajah Aresha
"Tapi lo ga kenapa kenapa kan?" lanjut nya
"Ish apaansih gue gapapa kali" jawab Aresha sambil menjauhkan tangan Fanza yang masih tertempel di kedua pipi Aresha
"ckckck" respon Fanza sambil meminum minuman Sherin
"Ehe by the way gue abisin ini gapapakan?" tanya Fanza sambil menunjuk minuman Sherina
"sok aja" jawab Sherina singkat
*Teng Nong*
Bel berbunyi tanda sudah memasuki jam keempat tapi mereka hanya duduk dikantin.
"Gue mau ke kelas ah gue takut sama Bu Sejarah" ucap Fanza khawatir
"Selo aja kali Ja, gue juga udah hafal semua materi nya." jawab Larit membanggakan diri.
"yeehh itumah lo Rit yang hafal, lah gue bisa apa" ucap Fanza
"lagian lo sih keliling dunia mulu" ucap Sherina sambil menekankan kalimat "keliling dunia"
"iihhh udah ah gue balik ke kelas" Kata Fanza panik
"kalo lo masuk kelas sekarang lo malah dimarahin abis-abisan sama bu Myla, mendingan gausah masuk sekalian lagian 30 menit lagi istirahat" jelas Amanda
"oh gituya?? Yaudahdeh" jawab Fanza pasrah dan kembali duduk. "Ih tapi gue takut gamauu!! " teriak Fanza sambil beranjak lalu berlari.
Fanza memang tidak mau jika image nya disekolah buruk. Banyak yang menilai dia bahwa dia bersekolah hanya ingin mencari ke- famous an semata.
Tapi teman-temannya menilai bahwa itu wajar, karena Fanza termasuk siswi berprestasi. Dia bahkan mendapat rank. 13 di angkatan 42.
Angakatan 42 adalah angkatan Aresha dan teman-temannya••{}{}••
*Teng nong*
••{}{}••
TBC
SEMOGA SUKAK PART INI YUUPPP 😁😁
JANGAN LUPA VOMMENT NYA KALIAN SEMUA 😜
KAMU SEDANG MEMBACA
Can not Refuse
Fiksi RemajaBenci dengan sesuatu yang berhubungan dengan laki-laki. Dan, singkatnya ini adalah kisah tentang Aresha yang buta akan perasaannya sendiri.