Part 6

371 40 3
                                    

CMC 6

Alam sama sekali tidak pernah berfikir ia akan jatuh cinta pada Cantik. Menjadi sahabat Cantik saja baginya sudah cukup, awalnya. Namun, semakin mereka tumbuh bersama, semakin hari, perasaannya pada Cantik bukan lagi hanya sebatas sayang terhadap seorang sahabat. Alam menyadari itu, sejak hari terakhir MOS SMA.

Alam suka melihat Cantik berbicara, suka melihat Cantik tertawa, suka melihat Cantik kesal bahkan masih suka meskipun Cantik marah-marah.

Berkali-kali Alam menyangkal perasaannya namun hal itu terjadi begitu saja, ia tidak dapat mengendalikan perasaannya.

Untuk beberapa detik Alam terpaku melihat Aldin menatapnya tajam, saat ia semakin dekat dengan Aldin satu tinju dari cowok itu tepat mengenai rahangnya, Alam terhuyung ke belakang namun masih dapat bertumpu dengan kedua kakinya.

"Lo harusnya nggak buat Cantik sebagai bahan candaan," ucap Aldin.

"Gue benar, suka sama Cantik," balas Alam, Alam serius kali ini. Ia sedang tidak main-main.

Aldin tidak membalas kata-kata Alam, ia berlalu begitu saja tanpa berkata sepatah katapun.

Tapi masalah lainnya, Cantik mungkin tidak memiliki perasaan yang sama dengan yang ia rasakan.

--

Nama Cantik Kalila memang cukup sering dibicarakan di SMA Abdi Negara. Ia terkenal dikalangan siswi karena nasip baiknya memiliki Abang, sepupu dan sahabat yang punya wajah bak aktor-aktor Hollywood.

Hari ini, nama Cantik lagi-lagi disebut karena kejadian kemarin dimana ia terkunci di toilet dan Alam-sahabatnya- mendapatkan sanksi karena menghancurkan pintu toilet demi membantunya.

"Emang mereka pikir ini sinetron? FTV? Drama korea? Hellaw,"

Beberapa menanggapi Cantik terlalu lebay.

"Tapi... Alam.. Ya Ampunnn, mau juga dong sahabat rasa cokelat kayak gitu,"

Dan beberapa lainnya menanggapi Cantik sirik. Huh.

"Btw, katanya Alam di skorsing 3 hari. Terus kena denda juga, mau ngebantu eh malah dapat hukuman," dan omongan-omongan yang membuat Cantik jadi tak enak hati pada Alam terdengar ketika ia melewati segerombolan kakak kelas yang sedang bergossip ria.

Cantik memandang ujung sepatunya. Sejak pulang sekolah kemarin, ia memang belum melihat Alam, nama cowok itu juga tidak disebut ketika guru mata pelajaran mengabsen.

"Cantik Kalila!" Cantik menoleh kebelakang saat Sean dan Seno berlari kecil menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Cantik begitu mereka berdiri di hadapannya.

"Muka lo kenapa?" tanya Seno.

"Jelek banget ekspresi lo," sambung Seno.

Cantik hanya memandang Sean dan Seno tanpa berkedip dan itu membuat keduanya memandang Cantik aneh.

"Lo kenapa sih?"

"Pulang sekolah nanti anterin gue ke rumah Alam,"

Sean dan Seno saling berpandangan. "Jadi dari tadi lo mikirin Alam?"

Cantik mengangguk sebagai jawabannya.

"Lo berdua tuh nggak berubah ya, kalau nggak lo yang mikirin Alam sampe keriputan, Alam yang mikirin lo sampe bangkotan,"

Cantik menganggkat bahunya acuh yang membuat Sean mendengus.

"Jadi sebenernya lo berdua itu saling kepikiran satu sama lain. Wah, persahabatan Cantik dan Alam itu amazing..." ucap Sean sarkatis.

Call Me CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang