Tiba tiba kepikiran mau nanya. Cerita ini alurnya kelamaan nggak sih?
--
CMC 9
Sehari setelah ujian semester selesai, Cantik sudah dapat bersantai santai karena tidak ada PR yang harus dikerjakan seperti biasa. Meskipun ia tidak yakin nilainya akan bagus, tapi tetap saja ia merasa lega karena ujian sudah selesai.
"Pa, liburan kan udah mau dekat. Kita liburan kemana nih?" tanya Cantik pada Cakka yang sedang fokus dengan laptopnya.
"Kamu maunya kemana?" tanya Cakka tanpa sedikitpun merasa terganggu dengan ucapan Cantik.
"Kemana aja deh,"
"Tanya Mama aja dulu,"
"Kalau sama Mama pasti jawabannya nggak jelas, males ah,"
"Tapi Papa mulai minggu depan sibuk,"
"Yah! Nggak jadi dong liburannya?"
"Kalau berdua aja sama Bang Aldin nggak apa apa kan?"
Buru buru Cantik menggelengkan kepalanya. "Nggak mau ah berdua aja sama Bang Aldin,"
"Terus kamu mau sendirian?"
Cantik kembali menggelengkan kepalanya. "Kalau sama Alam berdua gimana?" dan tiba tiba saja jari Cakka berhenti mengketikan sesuatu dikeyboardnya mendengar ucapan Cantik.
Cakka menoleh pada Cantik, "berdua sama Alam?" tanyanya mengulang ucapan Cantik.
Cantik menganggukkan kepalanya dan dijawab cepat oleh Cakka dengan, "Nggak boleh!"
"Yah! Kok nggak boleh sih? Biasanya Cantik juga kemana mana berdua sama Alam," ucap Cantik protes.
"Kalau liburan itu beda,"
"Apa yang beda sih, Pa? Papa aja sama Mama sering liburan berdua,"
Cakka mengernyitkan keningnya. "Hubungan kamu sama Alam itu tentu aja beda sama Papa Mama,"
Cantik mendengus, "kalau niatnya liburan apa bedanya sih? Kan sama sama liburan,"
Cakka menggelengkan kepalanya dan itu mengartikan bahwa keputusan Papanya itu sudah fix, tidak boleh liburan jika hanya berdua dengan Alam.
Saat Cantik akan mengeluarkan jurus rayu merayunya, Mamanya menghampiri mereka sambil membawa gelas teh Papanya. Cantik sudah membuka mulutnya untuk berbicara sebelum Shilla lebih dulu berbicara. "Kamu temenin Bang Aldin ke supermarket gih," ucap Shilla pada Cantik.
"Ngapain ke supermarket?"
"Mama suruh belanja bulanan,"
Cantik membulatkan matanya, "Bang Aldin belanja bulanan? Incredible!"
"Yaudah gih sana cepetan,"
"Males ah, Cantik masih mau ngomong sama Papa,"
"Ngomongnya nanti aja, udah di tungguin tuh, cepetan!"
Cantik mendesis dan akhirnya menyerah untuk merayu Papanya karena kehadiran Mamanya.
Aldin yang sudah berdiri didekat pintu sambil memainkan kunci mobil memandang Cantik tajam. "Yaudah yuk," ucap Cantik seolah menjawab pandangan tajam Aldin.
"Lagian ngapain sih mau aja disuruh belanja bulanan kalau ujung ujungnya gue juga harus ikut?" keluh Cantik diperjalanan yang sama sekali tidak ditanggapi Aldin.
Pergi kemana mana bersama Aldin naik mobil itu benar benar membosankan, Cantik mendadak jadi pendiam karena mengikuti gaya Aldin yang emang tidak banyak bicara dan juga ia harus menahan diri untuk tidak membesarkan volume dvd karena Aldin tidak suka suara musik terlalu keras. Masalah lainnya, Aldin itu suka lama membawa mobil, bahkan jarak yang dekat saja pun jika naik mobil bersama Aldin bisa sampai satu jam.
![](https://img.wattpad.com/cover/104593511-288-k845301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Cantik
Novela JuvenilCall me Cantik Genre : Romance + Comedy Ratings : PG-13 Katanya Cantik Kalila itu beruntung, nggak cantik-cantik banget tapi dikelilingi cowok-cowok ganteng di hidupnya. Tapi bagi Cantik itu bukan keberuntungan, ia malah jadi sering jadi bulan bulan...