Part 4

402 43 5
                                    

CMC 4

Minggu pagi ala keluarga Cantik itu ; pagi-pagi jogging ala ala keluarga sehat, sampe rumah langsung rebahan, nyalain AC, makan cemilan sambil nonton TV. Habis jogging turun 2 ons sampai rumah langsung nambah 2 kilogram. Ck.

"Papa kok nggak merokok sih? Cantik dengar tuh, nggak laki namanya kalau nggak merokok," ucap Cantik tiba-tiba pada Papanya karena melihat iklan rokok di televisi.

"Merokok kan nggak baik buat kesehatan," ucap Papanya.

Cantik berfikir sejenak. "Iya sih, tapi kan tetap aja nggak laki kalau belum merokok,"

"Mama kamu kan nggak bisa hirup asap rokok,"

"Jadi karena Mama nggak bisa hirup asap rokok, Papa jadi nggak merokok?" Papanya-Cakka Field- mengangguk membenarkan.

"Emang itu sejenis penyakit apa sih, Pa?"

Aldin yang berada disamping Cantik meliriknya. "Alergi," Aldin menyahut.

Cantik mendesis. "Pa, kalau Bang Aldin udah lulus SMA, dia bakal kuliah di luar negeri kan?"

"Tanya yang mau kuliah dong,"

"Bang Aldin kuliah di Afrika Selatan aja, gimana? Nggak enak ih kalau Bang Aldin deket-deket Cantik, Cantik jadi keliatan bego'nya,"

Cakka tertawa sementara Aldin sama sekali tidak tertarik dengan ucapan Cantik.

"Anak Papa pintar-pintar kok," ucap Cakka.

"Sebenarnya Cantik itu pintar kan Pa? Tapi kepintaran Cantik masih jadi bakat yang terpendam?"

Cakka mengganggukan kepalanya sambil tersenyum geli, ponsel Cakka berdering yang membuat Cantik harus ditinggal bersama Aldin untuk beberapa saat.

"Bang Aldin tau anak kelas 12 yang namanya Alvin Zaidan nggak?" tanya Cantik setelah kepergian Papanya.

Aldin menoleh ke arah Cantik.

"Bukannya Bang Aldin temenan sama dia ya? Tapi kok bisa Alvin temenan sama Alam juga?" tanya Cantik lagi.

Aldin mengernyit, "tau dari mana Alam juga temenan sama Alvin?"

"Kemarin gue ketemu temen-temen Alam, ada Alvin disana,"

"Alam sering bawa lo ketemu temen-temennya?"

"Nggak sih, baru beberapa kali,"

"Usahain nggak lagi,"

Tapi masalahnya bukan itu, yang ingin Cantik sampaikan bukan itu, hanya saja ia sudah tidak berniat melanjutkan keinginannya untuk mengetahui tentang Alvin karena sifat Abangnya yang sedikit bicara banyak larangan. Huh.

--

Menjadi kebiasaan bagi Alam dan Cantik untuk jalan-jalan sore di hari minggu terkecuali jika hujan datang. Cantik merapikan poninya, hari ini Alam sedang baik, ia bahkan membawakan Cantik brownis saat menjemputnya.

"Enak nggak?" tanya Alam ketika Cantik memakan brownis yang dibawa Alam.

"Enak!" jawab Cantik antusias.

"Iyalah, yang beli gue pasti enak,"

"Serah lo, Lam,"

"Bang Aldin mana?"

"Pergi jemput Mama arisan,"

"Om Cakka?"

"Pergi cuci mobil,"

"Jadi lo sendirian?"

Cantik mengangguk. "Gue sering ditinggal sendiri kok, selaw,"

"Awas lo diintip kolor ijo,"

Call Me CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang