Part 8

357 35 3
                                    

CMC 8

"You can never 'just be friends' with someone you fell in love with."

Untuk beberapa detik Cantik terpaku ditempatnya mendengar ucapan Aldin, lalu ia beralih pada Alam yang juga terpaku ditempatnya.

Cantik berdehem yang membuat Alam mengalihkan pandangan kearahnya.

"Ah, gitu," ucapnya kemudian.

Aldin mendengus pelan dan entah mengapa suasana mendadak menjadi canggung. "Bang Aldin ngapain sih kesini?" tanya Cantik akhirnya. Ia menarik lengan Alam dan membawanya menjauhi Aldin.

"Lo sama Bang Aldin kenapa sih?" tanya Cantik begitu mereka menjauh.

"Nggak kenapa napa," jawab Alam.

"Bohong!" ucap Cantik cepat. "Gue tau lo berdua ada apa apa,"

"Perasaan lo aja kali,"

Mengingat pertanyaan Alam sebelumnya, Cantik menyimpulkan bahwa mungkin Aldin dan Alam sedang menyukai orang yang sama. "Jangan jangan lo sama Bang Aldin lagi suka sama orang yang sama?"

Alam mengernyit lalu tertawa pelan. "Tebakan lo salah kalau gitu,"

"Tuh kan, berarti lo sama Bang Aldin lagi ada apa-apa,"

Alam hanya mengangkat bahunya acuh tanpa sedikitpun berniat membalas kata-kata Cantik. Saat Alam hendak meninggalkannya Cantik berucap, "kalau gitu kasih tau gue siapa yang sedang lo suka," yang membuat langkah Alam terhenti.

Alam berbalik menghadap Cantik, ia tersenyum kecut pada Cantik. "Lo pasti nggak ingin tau siapa dia," ucapnya.

"Siapa? Lo bisa kasih tau gue,"

"Gimana kalau lo udah tau dan kemudian lo jauhi gue?"

Cantik mengernyit, "nggak mungkin, selama ini gue biasa aja sama setiap cewek lo,"

"Gue yakin kali ini bakal beda,"

"Kenapa? Lo balikan sama Sella?"

Alam tersenyum tipis, "lebih baik lo nggak usah tau," ucapnya sebelum benar-benar pergi dari hadapan Cantik.

Masih merasa belum puas dengan jawaban yang ia terima dari Alam, Cantik berlari kecil mengejar Alam, ia menarik lengan cowok itu hingga mereka saling berhadapan.

"Tapi gue mau tau!" ucap Cantik tak sabar.

Alam maju beberapa langkah yang membuat Cantik mundur hingga punggungnya membentur dinding. "Shit!" Alam mengumpat diantara giginya sebelum memajukan sedikit wajahnya hingga tepat berada didepan wajah Cantik.

Cantik menahan nafasnya karena kaget dengan reaksi Alam, bibirnya terkatup rapat-rapat tak dapat berkata-kata, saat pasokan udara hampir tak mencukupi rongga dadanya, Alam mundur beberapa langkah.

"Next time, i won't hold it back again," ucap Alam dengan nada rendah, namun masih dapat di dengar oleh Cantik.

Cantik mengerjapkan matanya, "maksud lo?" tanya Cantik, reaksi yang sama seperti yang Alam harapkan.

"Udah malem, gue pulang dulu."

--

Google Translate

English > Indonesia

Next time, i won't hold it back again > Lain kali, aku tak akan menahannya lagi

Cantik terus memperhatikan layar ponselnya hingga matanya terasa panas. Beberapa kali ia meyakinkan diri bahwa apa yang ia dengar dari Alam bukanlah sesuatu yang penting, namun Cantik tidak dapat memungkiri bahwa ucapan Alam itu tak dapat membuatnya berhenti berfikir keras.

Call Me CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang