London, 1880
Lily duduk menikmati alunan melodi indah yang entah dari mana asalnya. Ia pun mencari sumber suara itu dan menemukan seorang pria berjas hitam sedang memainkan piano di apartemen seberang rumahnya. Pria itu bernama Robert, ia memang suka memainkan beberapa alat musik dan banyak membuat kagum orang-orang seantero London.
"Hai namaku Lily, melodi yang kau mainkan sangat bagus sekali" ucap Lily memuji "Terima kasih Lily. Namaku pasti kau sudah tahu kan?" jawab Robert besar kepala "Ya aku tahu, kau pasti Robert si pianis handal itu kan. Seluruh warga London sudah pasti mengenalmu" puji Lily kembali "Iya aku tahu itu, tahu tidak aku membuat melodi indah ini tidak sebentar" jawab Robert
"Waw hebat sekali, apakah kau membuat melodi itu sendiri?" tanya Lily "Tentu saja, di kota ini hanya aku yang bisa membuat melodi seindah ini" jawab Robert "Hmmm oke aku percaya, baiklah maukah kau memainkan satu lagu untukku?" pinta Lily "Apa? Kau pikir waktuku tidak berharga? Sudah pergi sana aku hari ini sangat sibuk" ujar Robert marah.
Lily yang tadinya kagum berubah menjadi kesal terhadap sikap Robert padanya. Ia pun melangkah pulang dan bergerutu. Karena bosan dirumah, Lily pun pergi menuju taman kota untuk mencari hiburan. Ia pun mulai berjalan kaki menyusuri taman kota, tiba-tiba ia menabrak seorang pria berkaca mata besar yang tampak seperti seorang kutu buku. Pria itu membawa banyak sekali lembaran kertas bergambarkan melodi-melodi lagu.
"Maaf aku tak sengaja, mari kubantu" ujar Lily "Tidak apa-apa, aku yang salah. Kau tidak usah repot membantuku" ujar pria itu "Hei, apakah kau seorang seniman musik?" tanya Lily "Iya, namun karya-karya ku diambil oleh orang tak bertanggung jawab. Ia mengambil karyaku dengan imbalan aku bisa mendapatkan uang dan dikenal sebagai Komposer di kota ini. Namun, ia menipuku dan mengambil karya-karyaku tanpa mencantumkan namaku" Jawab pria itu marah
"Wah sangat jahat orang itu, ngomong-ngomong
siapa nama orang yang kau maksud?" tanya Lily "Seingatku namanya Robert Winston, saat ini ia menjadi terkenal seantero London karena karya-karyaku itu" jawabnya "Apa? Kau yakin Robert yang melakukan itu?" ujar Lily kaget "Iya benar, apa kau kenal dia?" tanya pria itu "Iya aku kenal, Robert Winston adalah tetanggaku. Siapa namamu?" tanya Lily"Aku Haris, namamu?" jawabnya "Aku Lily, maukah kau bertemu dengannya? Aku akan membantumu dalam ketidakadilan ini" ujar Lily "Tapi, dia kini sangat terkenal. Pasti banyak yang membelanya nanti dan menuduhku sebagai perusak karirnya" Jawab Haris "Tenang aku akan membantumu, pantas saja lelaki tak tahu diri itu sangat sombong" ucap Lily kesal.
Lily pun membawa Haris menemui Robert. Robert tinggal di lantai 5 sebuah apartemen di depan rumah Lily. "Hai Tuan Robert Winston yang terhormat. Apakah kau kenal dengan pria ini?" ujar Lily menantang "Kau.." Robert terkejut "Ya, dia ini adalah orang yang kau curi karyanya" ujar Lily "Tidak...tidak mungkin bagaimana bisa kau–" ujar Robert tergagap.
Ia pun langsung mengambil sebuah pistol di laci mejanya dan mengacungkan pistolnya ke arah Lily dan Haris."Tidak tuan Robert, kau tidak bisa berbuat seperti itu" ujar Lily takut "Kalau aku bisa kau mau apa" ujar Robert menantang. Tak lama terdengar bunyi tembakan. Ia menembak Haris tepat di dadanya. Haris tersungkur dan membeku seketika. Cairan merah hangat membasahi tubuhnya. "Tidaaak" teriak Lily
"Hahaha sekarang kau mau apa gadis manis" ujar Robert tertawa "Aku akan melapor polisi!" ancam Lily "Tidak secepat itu gadis manis" ujar Robert. Lalu Robert menembak Lily tepat di perutnya "Kau jahat, kau sangat sangat biadab" teriak Lily. Darah segar pun merembas dan mengucur deras dari perutnya. Namun tak diduga, dengan sekuat tenaga ia bangkit dan mendorong Robert hingga pistol yang ia pegang terpental keluar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
CreepyPasta
HorrorAlone. Yes, that's the key word, the most awful word in the English tongue. Murder doesn't hold a candle to it and hell is only a poor synonym. Source creepypasta.com and other translate by myself.