Setelah lulus SMK aku tidak melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saat ituaku malah melamar pekerjaan ke sebuah pabrik garmen. Setelah interview dan proses lainnya, akhirnya aku diterima dan mulai bekerja di sana.
Pabrik ini sudah cukup lama berdiri, namun tata ruangnya sudah terlihat modern, dengan area yang luas membuat pabrik ini terlihat besar dan megah. Ruang produksi berada di lantai 3, dan karena pekerjaanku sebagai Quality Control, jadi aku lebih banyak kerja di ruang produksi dengan berseragam kemeja putih dan mengenakan topi hitam.
Hari pertamaku kerja ini cukup melelahkan. Aku harus lebih banyak memahami tentang sistem konveksi.Tapi untungnya, sedikit demi sedikit aku mulai beradaptasi dengan pekerjaanku itu. Bahkan beberapa hari kemudian, aku sudah mulai terbiasa dengan hal itu.
Suatu ketika saat aku sedang bekerja, tiba-tiba seorang wanita setengah baya datang menghampiriku dengan memakai seragam sepertiku. Dia menawarkan bantuan kepadaku, karena waktu itu sudah hampir malam, dan pekerjaanku masih banyak.
"Sudah hampir malam, biar saya sajayang mengerjakan sisanya!", ucap wanita tersebut kepadaku.
Aku berterima kasih kepadanya karena mau membantuku, dan aku langsung pergi. Saat akan pulang, aku bertemu dengan atasanku.
"Pak, pekerjaan saya udah selesai. Saya izin pulang ya pak!", ucapku.
Atasanku agak heran dan bertanya kenapa bisa selesai secepat itu. Aku menceritakan kepadanya bahwa aku dibantu oleh seorang wanita yang bekerja juga di sini. Aku pun mengajak atasanku ke tempat pekerjaan yang sudah hampir selesai tadi. Tapi ketika kami sampaidi tempat kerjaku, tidak ada siapa-siapa di sana. Aku lalu menggambarkan ciri-ciri wanita yangbersamaku tadi. Dan setelah kuceritakan, raut wajah atasanku danpara pekerja lain yang waktu itu kebetulan mendengarkan langsung berubah. Mereka kemudian terlihat tergesa-gesa menyelesaikan pekerjaannya dan langsung pamit pulang.
Esoknya, setelah aku tanya sana sini,ternyata sosok yang kulihat kemarin itu, kata teman kerjaku ciri-cirinya cocok dengan wanita yang dulu pernah bekerja di pabrik garmen ini. Tapi dia sekarang sudah meninggal. Bulu kudukku seketika itu juga langsung berdiri. Temanku juga bercerita, kadang bukan hanya sosokwanita saja yang muncul, tapi ada juga sosok seorang laki-laki yang sering kelihatan duduk dekat mushola sambil tersenyum. Dia adalah Office Boy di kantor ini, dan sudah meninggal juga. Aku pun segera menutup pembicaraan itu. Aku menjadi takut setelah tau kalo kantor ini berhantu. Gara-gara cerita tersebut, aku jadi sulit berkonsentrasi saat bekerja, dan hal tersebut membuatku terlambat pulang. Tanpa kusadari jam 6 sore pun sudah lewat.
Di tempatku bekerja itu banyak kain dan baju yang tertumpuk, sehingga aku tidak terlihat oleh pekerja lain, kecuali dari lantai atas. Aku sedikit mengintip keluar dan melihat beberapa orang masih ramai bekerja. Aku agak tenang dan melanjutkan pekerjaanku sampai seseorang memanggilku.
"Ya...", jawabku.
Aku menjawabnya tanpa menengok ke arah suara itu. Tapi aku lalu tersadar, sepertinya suara wanita itu pernah kudengar sebelumnya. Aku menengok ke asal suara itu. Dan benar saja, dia wanita yang kemarin menawarkan bantuannya kepadaku. Karena kaget, dan teringat bahwa wanita yang sekarang berdiri di hadapanku itu telah meninggal, tak sengaja aku menyenggol tumpukan kain dan baju sampai jatuh berantakan. Refleks beberapa orang pekerja lain melihatnya, mereka lalu menghampiri dan membantuku berdiri. Mereka bertanya ada apa, tapi aku tidak bisa menjelaskannya, karena sosok wanita itu sekarang sudah tidak ada.
Aku bergegas pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahku. Beberapa kali aku mengusap wajahku dengan air yang dingin. Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang sangat menyeramkan. Aku menengadahkan kepalaku, dan kulihat sesosok wanitayang kepalanya tertunduk dan rambutnya panjang terurai hingga menyentuh lantai. Aku menutup mata dan telingaku, namun suara tawanya itu terus terdengar dan semakin mendekat. Dan kini kurasakan ada sesuatu yang menempel di lenganku, rasanya ini seperti kuku. Jantungku semakin cepat berdetak, dan ketika kubuka mataku.....
"Ampun... Pergi... Ampun... Pergi sana...!!!", teriakku.
Sosok itu semakin jelas terlihat, memegangku dengan kukunya sambil menatapku. Rambutnya sangat berantakan, wajahnya hitam, matanya putih dengan sedikit bola hitam kecil di tengahnya. Aku berusaha teriak semampuku, sampaiakhirnya beberapa teman kerja menemukanku dan membawaku ke luar.
Aku dibawa ke sebuah ruangan, dan salah satu senior pekerja di sini melakukan sesuatu di kepalaku, dan aku juga disuruh minum air putih. Menurutnya, sosok yang kulihat itu bukanlah arwah wanita yang sudah meninggal di pabrik ini, melainkan makhluk halus sejenis jin atau kuntilanak dengan energi negatif yang bisa merubah bentuknya menjadi sosok apa pun, yang dapat membuat kita ketakutan.
Setelah kejadian itu aku selalu menyelesaikan pekerjaanku sebelumjam 6 sore, agar tidak bertemu lagi dengan kuntilanak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CreepyPasta
HorrorAlone. Yes, that's the key word, the most awful word in the English tongue. Murder doesn't hold a candle to it and hell is only a poor synonym. Source creepypasta.com and other translate by myself.