Suamiku ingin pindah. Dia menginginkan rumah yang lebih besar, dengan lantai kayu, tangga, atap tinggi dan halaman berrumput hijau yang luas. Dia bilang, "kita butuh ruang lega." (Padahal tidak.)
Katanya, "udara di sini lebih segar." (Padahal tidak). Dia bilang, "kau akan punya kebun lavender dan mint. Kau selalu ingin punya kebun, bukan?" (Tidak, aku tak pernah menginginkannya.) Namun, dia tertawa dan menawanku, seperti yang ia lakukan pada semuanya (baik siapa atau apapun,) merendahkan suara dan menggumamkan rahasia padaku di depan tamu-tamu wanita (para wanita cantik dengan pipi merona dan suara merdu itu) – untuk membuatku tersenyum dan merasa spesial. Merasa dinomor satukan.
Dia berkata, "kau sungguh cantik, Emiliy." (Padahal tidak)
Namun, hal itu berhasil
Suamiku ingin pindah. Dia menginginkan tempat peristirahatan dengan aroma bourbon dan manis tembakau, serta mantel lembut dari kulit musang. Dia bilang, "kau akan memiliki gaun terindah. Kau selalu ingin menjadi ratu di rumahmu sendiri?" (Padahal tidak)
Suamiku memilih sebuah rumah besar, dengan lantai kayu, tangga, atap tinggi dan halaman berrumput hijau yang luas. Ada sebuah pemakaman di sebelahnya. Dia tertawa saat melihat wajah tegangku. Kemudian dia mengecup punggung tanganku dan berkelakar, "setidaknya, tetangga kita tidak akan berisik."
Padahal, mereka tidak seperti yang suamiku kelakarkan.
Suamiku menunggu selama berbulan-bulan sebelum mereka menangkap dan membawaku. Jemari keabuan meruyak dari bawah lantai kayu, mencabik-cabik gaun baruku. Bau mereka seperti lavender dan mint, bercampur dengan bau daging busuk. Aku menjerit dan memohon pertolongan sementara suamiku, suami tampanku yang selalu membuat semuanya (siapa atau apapun) terpesona, berpura-pura tidur. Namun, aku melihat senyumannya.
Suamiku ingin pindah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CreepyPasta
HorrorAlone. Yes, that's the key word, the most awful word in the English tongue. Murder doesn't hold a candle to it and hell is only a poor synonym. Source creepypasta.com and other translate by myself.