Musim hujan dimulai pada awal musim panas. Hal yang tidak mengejutkan bagi pria itu ketika dia menemukan air hujan menetes dari langit-langit ruang makannya. Dia mengeluarkan ember tinggi dan meletakkan di bawah sumber kebocoran dan berharap bocor itu akan berhenti sendiri. Namun hujan terus turun dan air didalam ember itu pun cepat meluap. Dia harus membuang air di ember terlebih dahulu di pagi hari dan setelah dia pulang kerja.
Akhirnya dia mulai memperhatikan kerusakan di sumber kebocoran. Langit-langit yang tadinya berwarna putih bersih telah berubah warna menjadi coklat kusam. Dia memeriksa prakiraan cuaca dan mengetahui bahwa hujan akan terus turun secara tidak merata dan jarang selama 10 hari ke depan. Pria itu khawatir tentang langit-langit yang mulai berjamur dan jika dibiarkan lama pemilik rumah itu akan marah dan biaya perbaikkannya menjadi mahal, jadi dia memanggil tukang bangunan lokal.
Sayangnya tukang bangunan itu tidak dapat datang untuk memperbaikinya katanya hanya pemiliknya yang dapat memperbaikinya. Hal itu membuatnya frustrasi. Pria itu memanggil pemilik rumah itu tapi ia tidak bisa dihubungi. Pria itu meninggalkan dia beberapa voicemails rincian bagaimana kerusakan itu menjadi semakin buruk. Pria itu tidak mengerti mengapa pemiliknya tidak membalas teleponnya. Hampir setahun ini mereka biasanya tetap berhubungan melalui telepon setidaknya dua kali sebulan. Akhirnya, pria itu menganggap bahwa dia tidak akan bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.
Suatu malam, pria itu kaget mendengar ketukan besar. Dia cepat-cepat menyalakan lampu di samping tempat tidurnya dan samar-samar melihat meja terbalik dengan sesuatu yang besar melayang di atasnya. Akhirnya dia berlari keluar dari rumah itu dan menelepon polisi karena ia mencium bau yang tak sedap.
Pria itu duduk di kantor polisi dengan selimut melilit di pundaknya dan cangkir kopi di tangannya. Dia tahu satu hal. Telah ada mayat di langit-langitnya dan air hujan yang tadinya jernih berubah menjadi kusam. Sejauh ini jasad tidak dapat diidentifikasikan karena air hujan yang terus turun dan sedang diotopsi. Sementara pria itu menunggu dia menelepon pemilik rumah dan akhirnya dijawab segera dia menjelaskan situasi yang sebenarnya dengan panik. Pemiliknya sama khawatirnya lalu pemilik itu meminta pria itu untuk datang ke stasiun untuk bertemu dengannya. Pria itu lantas bersiap-siap untuk menemui pemilik rumah itu. Namun dia berhenti sejenak ketika seorang detektif datang ke arahnya. Dia menurunkan teleponnya lalu bertanya apakah mayat itu telah diidentifikasi. Seketika tubuhnya menegang dan dia menggeleng ketakutan. Ternyata mayat itu milik Richard Thompson, pemilik rumah itu. Dia telah meninggal lebih dari setahun yang lalu. Bukan itu yang paling mengganggunya. Jika pemilik rumahnya sudah mati, lalu siapa yang berpura-pura menjadi pemilik rumah itu?
Don't forget to give me a star😘
KAMU SEDANG MEMBACA
CreepyPasta
HorrorAlone. Yes, that's the key word, the most awful word in the English tongue. Murder doesn't hold a candle to it and hell is only a poor synonym. Source creepypasta.com and other translate by myself.