Part 4

3.9K 146 3
                                    

Justin : Aku dimaafin kan?

Alexa : Iya, udah buruan! Aku udah laper banget ini!

Justin : Siapp sayangku!

Yang penting dimaafin, iya nggak? 😂





___________________________


Author POV

Mobil Justin telah sampai di depan rumah sang kekasih. Ia pun keluar dari mobilnya dengan menenteng paper bag di tangannya dan berjalan mendekati pintu rumah.

Ia pun memencet bel rumah itu dan keluarlah seorang gadis cantik yang ia tunggu.

Gadis itu menatap Justin dengan mata berbinar. Eh ralat, lebih tepatnya menatap barang bawaan Justin.

''Ayo masuk! Cepat! Cepat! Aku sudah lapar'' ucap Alexa dengan penuh semangat.

Justin? Ia hanya memutar bola matanya bosan.

Mereka pun segera masuk dan berjalan ke meja makan. Alexa segera mengambil perlengkapan makannya.

Alexa langsung merampas paper bag yang dibawa Justin dan mulai membukanya.

Alexa sangat menikmati acara makannya, sampai ia lupa ada Justin di sampingnya. Justin hanya diam menatap Alexa yang sedang melahap makanannya.

Justin merasa terabaikan, dan ia pun teringat dengan obrolannya dengan cameraman nya saat ia shooting tadi...


Flashback

''Aku rasa, dia tidak benar - benar mencintaimu.'' ucap cameraman

''Apa maksudmu?'' tanya Justin dengan kerutan di keningnya.

''Kau bisa lihat sendiri. Kalau dia mencintaimu, seharusnya dia bisa mengerti dirimu, mengerti pekerjaanmu, dan mengerti keadaanmu. Bukan malah marah marah tidak jelas seperti tadi.'' jelas cameraman

''Dengan dia bersikap seperti tadi, itu membuktikan bahwa dia hanya ingin kau mengerti dirinya, perhatian padanya, selalu ada untuknya, menuruti semua kemauannya. Tapi dia? Dia tidak pernah mengerti dirimu, memperhatikanmu, selalu ada untukmu, apalagi menuruti semua kemauanmu. Tidak pernah Just. Dia sangat egois, dan cinta tidak se egois itu.'' sambungnya.



____________________________

Apa benar yang dikatakan oleh cameraman itu? Batin Justin

''Al...?'' panggil Justin

''Hmm?'' gumam Alexa masih dengan mengunyah makanannya tanpa menatap Justin, dan itu membuat Justin emosi.

''ALEXA TATAP AKU!'' bentak Justin yang membuat Alexa terkejut dan langsung menolehkan kepalanya menatap Justin.

''Aku ingin bertanya padamu.'' ucap Justin dingin

''Ap..apa?'' tanya Alexa gugup karena ia takut, ini adalah kali pertama Justin membentaknya.

''Apa kau tulus mencintaiku?'' tanya Justin dengan menatap tajam menusuk manik mata Alexa

''Kau meragukanku?'' tanya Alexa lirih

''Melihat semua sikapmu padaku, aku merasa bahwa kau tidak benar - benar mencintaiku.'' ucap Justin masih menatap tajam Alexa.

Alexa tersenyum miris.

''Banyak orang yang meragukan perasaanku, fansmu, teman - temanmu, mereka semua meragukanku. Awalnya, aku merasa hanya kau yang mempercayaiku, percaya dengan rasa cintaku padamu. Tapi sekarang... Kau sama seperti mereka. Kau meragukanku. Tidak masalah jika kau ikut meragukanku, aku bisa mengerti itu. Mengingat sifatku dan sikapku yang sangat kekanak kanakan, aku tau suatu saat kau akan mulai meragukanku. Dan saat itu telah tiba. Aku ingin merubah sifat burukku itu, tapi aku tidak bisa, itu tidak mudah Just.. Aku tidak memaksamu untuk mempercayaiku. Kau boleh meragukanku, kau boleh meragukan perasaanku, sampai suatu saat kau akan merasa muak denganku, dan pergi meninggalkanku. Sendirian.'' ucap Alexa dengan air mata yang sudah membasahi pipinya, namun ia tetap mencoba tersenyum saat mengatakannya, meski senyuman itu justru terlihat sangat menyakitkan.

Alexa menghapus air matanya kasar.

''Pulanglah. Kau pasti sangat lelah. Kau pasti belum beristirahat setelah shooting tadi. Jadi pulang dan beristirahatlah. Jangan lupa minum vitamin, supaya kau tidak sakit. Dan ini uang untuk mengganti semua makanan ini. Maaf telah merepotkanmu dan terimakasih karena kau mau membelikan dan mengantarkan makanan ini untukku.'' ucapnya dengan sangat lembut sambil meletakkan beberapa lembar uang di atas meja, dan lagi lagi ia mengatakan semua itu sambil tersenyum. Lalu ia bangkit dari duduknya dan mencium pipi Justin.

Alexa pun beranjak dari tempat itu dan masuk ke dalam kamarnya lalu menguncinya.

Sedangkan Justin, ia masih terdiam di tempat duduknya dengan pandangan kosong. Melihat senyuman gadisnya ditengah - tengah tangisannya membuat dadanya seperti dihantam sebuah batu besar.





Justin merasa bersalah.


Justin merasa bodoh karena telah meragukan kekasihnya sendiri.


Ia telah menyakiti hati gadisnya.


Ia telah membuat gadisnya menangis.





Apa yang telah kulakukan? Batin Justin frustasi.
























***

Baru awal - awal udah konflik aja nih, wkwkwk :v

Nggak papa lah yaa, biar greget gitu..😂
Sorry, aku updatenya lama..
Jangan lupa vote and comment nya yaa, biar aku semangat ngetiknya 😆












Don't forget to vote and comment.. :)

CHILDISH (Justin Bieber Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang