Part 22

1.9K 82 13
                                    

Hai. Kangen yaa?
Maaf ya aku baru update sekarang.
Di sini aku akan jelasin kenapa aku nggak pernah lanjutin cerita ini. Kalau kalian mau baca silahkan, kalau nggak mau juga nggak masalah.

Dulu aku nulis cerita ini karena aku iseng aja gitu. Aku gabut, dan berhubung aku salah satu fans Justin Bieber yang suka berimajinasi, akhirnya akupun nulis cerita ini. Setelah sampai di part 21 aku baca ulang cerita ini. Aku mikir, kok ceritanya nggak jelas banget ya, aneh, absurd. Berhubung aku juga banyak kegiatan akhirnya aku nggak ngelanjutin cerita ini lagi. Setelah lama nggak nulis Childish, akhirnya aku kehilangan karakter tokoh cerita ini. Lagian di part part sebelumnya tokohnya juga udah mulai keluar dari karakternya, ceritanya mulai nggak sesuai sama judulnya. Aku juga jadi kehilangan alurnya. Maaf yaa udah gantungin kalian lamaaaa banget. Terimakasih buat yang masih setia nungguin cerita ini. Aku sayang kalian <3

Aku berusaha buat nulis part ini, semoga masih sesuai dengan ekspektasi kalian yaa :) Aku nggak tau setelah ini cerita ini akan lanjut atau nggak.


Selamat membaca.

###

Dengan perlahan Rafael menggendong Alexa dan menidurkannya di kamar dimana pertama kali Alexa menginap di rumahnya.

Dengan telaten Rafael melepaskan wedges yang dikenakan gadis itu dan menyelimuti tubuhnya.

"Have a nice dream princess. Jangan bersedih lagi. Aku mencintaimu." Ucap Rafael mengusap kepala Alexa dan mengecup kening gadis itu dengan lembut.


__________________________

Pagi telah tiba. Orang lain mungkin akan menyambut pagi ini dengan senyuman karena ini adalah akhir pekan, namun tidak dengan Alexa, ia terbangun dengan wajah murung. Hatinya masih belum tenang. Sungguh, Alexa rindu sekali dengan Justin. Sayangnya, ia tak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi kerinduannya itu. Kata orang, obat paling mujarab untuk rindu adalah bertemu. Ya, bertemu. Seandainya Alexa bisa melakukannya maka saat ini juga ia akan berlari keras ke rumah sakit dan memeluk sosok yang sangat ia rindukan itu.

Berusaha menyibukkan diri, itulah yang Alexa lakukan sekarang. Membaca buku apa saja yang tersedia di nakas, namun itu sama sekali tidak membantu. Beralih dengan menyalakan televisi yang tersedia di kamar. Hampir semua saluran televisi menayangkan berita yang sama, “Artis terkenal Justin Bieber kini tengah dirawat di rumah sakit, menurut sumber yang kami dapatkan, ia belum sadarkan diri hingga saat ini, bisa dibilang kondisinya sangat kritis,” hal itu tentu saja membuat Alexa semakin hancur. Air matanya lagi-lagi menetes, menandakan bahwa bagian dalam diri Alexa benar-benar merasakan sakit saat ini.

Pintu kamar dibuka perlahan, seorang pria tampan masuk sambil membawa nampan berisi makanan sehat dan minuman di tangannya. Ia cukup terkejut melihat Alexa yang menjatuhkan air matanya sambil duduk menekuk lututnya di atas kasur. Dengan segera Rafael meletakkan nampan itu ke atas nakas. Ya, pria tampan itu adalah Rafael. Rafael pun mengikuti arah pandangan Alexa, ia mengambil remote dan mematikan televisi itu. Hal itu membuat Alexa menoleh ke arahnya.

“Jangan melakukan hal-hal yang membuatmu bersedih Al,” ucap Rafael sambil duduk di hadapan Alexa.

“Kalau saja aku tidak kekanakan, kalau saja aku bisa sedikit lebih dewasa, ini semua pasti tidak akan terjadi,” lirih Alexa dengan air mata yang terus mengalir, kali ini Alexa tidak terisak.

“Kau sedang rindu ya?” tanya Rafael menebak apa yang sedang dirasakan Alexa. Tebakan Rafael memang benar, tidak meleset sama sekali, ia memang sangat peka.

CHILDISH (Justin Bieber Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang