Siapa dia sebenarnya?
***
"Kau..."
Aku menatap Taehyung tajam. Kenapa Taehyung ada disini dan bukannya Hyori?
Taehyung hanya menanggapi tatapanku dengan kekehan. Ia pun membenarkan posisi duduknya.
"Terkejut? Aku juga. Kau masih berani menghubungi Hyori setelah membuatnya menangis kemarin," celetuk Taehyung.
"Kenapa kau ada di sini? Dimana Hyori!" seruku.
Taehyung tersenyum kecil. "Calm down dude. Dia ada di apartemennya."
Aku merasakan aura yang berbeda dari Taehyung saat ini. Ia seperti ingin membuatku terbakar amarah.
Tapi aku tetap saja bingung, kenapa dia yang ada di sini?
"Apa terjadi sesuatu pada Hyori?" batinku.
"Hei, aku tidak berbuat apa-apa padanya. Kenapa jadi berpikir yang iya-iya padaku?" sela Taehyung tiba-tiba.
Aku sedikit tersentak. "Hah? Memangnya aku mengatakan sesuatu?"
"Yah, aku bisa membaca ekspresimu. Berhati-hati saja padaku."
Aku berdecih sambil memalingkan wajahku ke samping. Lalu kembali menatapnya tajam.
"Jadi langsung saja, katakan."
"Katakan apa?"
"Kau tidak mungkin datang kesini secara cuma-cuma, 'kan? Kau pasti ingin mengatakan sesuatu padaku," ujarku sinis.
Tapi Taehyung hanya tertawa. Ia menatapku geli. "Ah, kau selalu memandangku buruk. Hilangkanlah sifatmu itu."
Tunggu, tunggu.
Ini benar-benar Taehyung?
Kenapa caranya berbicara sangat tenang? Dia kenapa?
"Aku kesini untuk membeli minum. Kau keberatan?" sahutnya sambil mengangkat gelas lemonteanya.
Aku memicingkan mataku tidak percaya. "Kenapa kau bisa tahu aku akan bertemu Hyori di sini?"
"Aku melihat ponselnya." Taehyung meminun lemontea-nya.
"Hah?"
"Aku melihat pesan di ponselnya."
"Bagaimana bisa kau melihat isi ponselnya?!" seruku mulai meninggikan nada bicara.
"Mudah. Ponselnya tertinggal di kamarku."
Seketika aku berdiri dari bangku. Aku menarik kaos Taehyung kasar. Tatapanku menyalang menatapnya, tapi ia hanya membalasnya dengan tatapan datar.
"APA YANG KAU LAKUKAN SAMPAI PONSELNYA ADA DI KAMARMU, SIALAN!?"
Taehyung menyeringai, tapi ia sama sekali tak membalasku. Ia terlihat santai.