Mereka berjalan beriringan.
***
Hyori berkali-kali mengubah saluran TV nya, pasalnya acara TV sekarang sudah tidak sebagus dulu, justru menjadi tidak mendidik.
Sebenarnya ini bukan urusannya, tapi——ia jadi bertanya-tanya bagaimana keadaan anak-anak jaman sekarang yang menonton acara di TV saat ini.
Ia mencebik bosan, lalu melirik ke arah Taehyung yang sedang asyik bermain game di ponselnya.
Hyori bergeser mendekati Taehyung, sedikit melirik apa yang sedang dimainkan laki-laki itu.
"Mwo?" ujar Taehyung, masih asyik dengan ponselnya.
Hyori menatap Taehyung sinis, tapi ia kembali mendekati Taehyung.
"Acara TV tidak ada yang bagus."
"Ya. Lalu?"
Ini dia. Sifat cuek Taehyung kembali lagi.
Kenapa dia bisa berubah-ubah begitu?
"Dasar tidak peka." batinnya kesal.
Hyori berdiri dari sofanya, lalu berjalan menuju dapurnya.
Ia membuka kulkas, lalu melihat isinya sejenak. Kosong.
Kapan terakhir kali ia belanja?
Hyori menghela napas kasar. Perutnya kelaparan. Kulkasnya kosong. Ia juga merasa bosan. Dan Taehyung asyik sendiri. Lengkap sudah.
"Sedang apa?" celetuk Taehyung yang tiba-tiba berada di belakang gadis itu.
"Astaga! Kau mengagetkanku!" pekik Hyori.
Taehyung mengangkat sebelah alisnya, lalu ikut melihat isi kulkas gadis itu. Lalu ia berdecak pelan.
"Perempuan macam apa kau sampai kulkasmu bisa kosong seperti ini?"
"Aku sibuk tahu! Mana sempat berbelanja!" seru Hyori kesal.
Ia baru saja akan pergi, namun tubuhnya terkurung.
Entah sejak kapan, kedua tangan laki-laki itu menekan kedua sisi kulkas sehingga tubuhnya menjadi terperangkap. Ia tak bisa kemana-mana.
"Minggir, aku mau lewat."
"Shirreo."
"Taehyung, minggir!"
"Shirreo."
"Taehyung!"
Taehyung tiba-tiba merendahkan tubuhnya seperti akan mencium pipinya, membuat ia jadi tidak sanggup menoleh ke samping.
"Mwo?"
Hyori lagi-lagi menahan napasnya. Ia tak tahu harus berbuat apa. Otaknya seketika kosong.
Pilihan yang bisa gadis itu lakukan hanya ada 2. Tetap pada posisinya atau balas menatap Taehyung, tapi ia tak bisa memilih. Keduanya tidak mengenakkan.