#2 : Joel Arceneau

3.6K 300 4
                                    

P E R I N G A T A N

CERITA INI MENGANDUNG UNSUR-UNSUR LGBT (GAY)

YANG MEMBENCI UNSUR TERSEBUT

MOHON MENINGGALKAN CERITA INI SESEGERA MUNGKIN 

SELAGI ANDA MASIH BERADA DICHAPTER 2 CERITA INI,

DITAKUTKAN ANDA AKAN MEMAKI CERITA INI DIAKHIR.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

SELAMAT MEMBACA.

.

.

.

Hari Jumat, adalah hari dimana masyarakat kota ini kembali menyambut datangnya weekend, membuat mayoritas pekerja ingin segera pulang dan melakukan aktivitas lainnya bersama orang-orang yang dicintainya, kecuali pria satu ini. Ia adalah Joel Arceneau, pria dewasa yang memiliki tampilan seperti bak dewa turun dari kayangan, sekaligus penerus tunggal dari Arceneau Corporate yang bergerak dibidang eksport import bahan pertambangan. Hari ini, ia mengenakan kemeja putih berbalut dengan jas biru dongker. Pakaian itu membuatnya semakin berwibawa dan terkesan dingin.

Mobil sport hitam sudah terparkir manis diarea parkir depan gedung kantor tempatnya bekerja. Kini kedua kakinya melangkah satu demi satu masuk lobby kantor. Semua pegawai kaum adam yang melihatnya langusung membungkukan badannya, memberi hormat. Sementara pegawai kaum hawa, hanya membungkuk sejenak dan kembali menatatap wajahnya. Wajahnya begitu mempesona dan tatapan dinginnya justru menunjang penampilannya, membuat kaum hawa melting ketika menatatap pria satu ini.

Joel langsung menuju keruang kerjanya yang berada dilantai paling atas gedung ini. "Siapkan semua untuk meeting hari ini." Pria ini begitu dingin, prefeksionis, dan tegas sekaligus menusuk saat berbicara. Semua tahu itu, tidak pegawai wanita maupun pria diperlakukan sama.

Pria ini workaholic, sangat mencintai pekerjaan hingga melupakan bahwa dirinya masih menyandang status single diusai ke-32nya. Sungguh menyedihkan, sedangkan diluar sana sudah banyak wanita yang mengantri untuk menjadi pacarnya bahkan istrinya. "Kau dengar perkataanku tidak?" Pria ini mulai tidak sabar melihat wanita dihadapannya yang menjabat menjadi seketarisnya bertindak begitu lemot dan lama. Baginya hal itu membuang-buang waktunya.

Seketarisnya refleks menyerahkan berkas-berkas yang tengah dipegangnya, kemudian membungkukan badannya dan pergi meninggalkan pria itu. Takut? Iya, seketarisnya benar-benar ketakutan pada sosok Joel tersebut. Jika seketarisnya kembali mengundurkan dirinya, maka pria itu akan kembali kerepotan untuk mencari penggantinya. Hal ini sudah terjadi untuk ke-20 kalinya dan tetap saja pria itu tidak jengah untuk bersikap dingin dan tegas pada siapapun.

Sejujurnya ia bosan dengan perlakukan sang ibu. Sudah hampir setengah jam, ia duduk direstoran mewah seusai jam pulang kantor hanya untuk menuruti keinginan sang ibu yaitu blind date alias kencan buta. Ia sungguh tak menyukai ini. Hal ini membuatnya tersiksa setengah mati, membuat bongkahan pantatnya serasa pegal dan panas.

"Apa yang ingin kau katakan?" Joel terlebih dahulu membuka pembicaraan dengan sosok wanita cantik dihadapannya. Wanita itu tidak menjawab, hanya menunduk. Gugup? Semua wanita yang sudah berkencan dengan Joel pasti akan merasakan hal ini. Pasti dan tidak dapat terhindari.

"Aku senang bisa melakukan kencan buta ini," wanita itu menarik nafas lagi sebelum melanjutkan ucapannya. Tapi disela-sela itu, Joel justru menjawab pernyataan wanita itu. "Jika kau senang melakukan hal ini, lakukanlah dengan pria lain." Ia langsung beranjak dari tempat duduknya, namun wanita itu berhasil menahan lengan Joel.

Wanita itu menarik nafas lagi, "Aku ingin, kita saling mengenal satu sama lain." Mendengar itu Joel langsung menepis tangan wanita itu dan menatatap kedua bola matanya seperti hendak menelannya bulat-bulat. "Hanya dimimpimu." Pria itu hendak beranjak, namun dia berhenti dan kembali pada wanita itu. Ada sesuatu hal yang ia lupa sampaikan. "Dan satu lagi jangan muncul lagi dihadapanku, karena aku tidak menyukaimu. Aku sudah punya kekasih." Lalu ia pergi meninggalkan wanita itu. Ia langsung menangis, merasa harga dirinya diinjak-injak seperti tadi, merasa seperti pengemis cinta yang sedang merayu seorang pria kaya-raya.

Joel kacau? Sangat kacau dia. Hatinya kini dikacaukan kembali oleh urusan percintaan. Ia tidak ingin melakukan hubungan dengan siapapun, sampai orang yang dinantinya kembali padanya. Orang itu berhasil mengubah kehidupan Joel menjadi lebih baik, namun orang itu juga yang berhasil membuat dirinya mendirikan benteng bertahanan untuk melindungi dirinya dari orang-orang yang hanya memanfaatkan kekayaannya, munculah sikap dingin dan mengcengkram apabila tengah berdekatan dengannya.

Banyak kenangan yang dimilikinya oleh orang cinta pertamanya, meskipun Joel belum pernah mengutarakan secara langsung. Ia malu dan takut bila lingkungan sekitarnya tidak merestui hubungannya dengan cinta pertamanya. Ia belum memiliki mental baja seperti saat ini. Sekarang yang harus dilakukan saat ini adalah mencari sosok orang itu. Orang yang memberikan harapan untuk hidup sekaligus orang yang membuatnya menjadi tertutup seperti ini.

***

You're My ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang