#12 : Ferdinand Eleiezer

1.8K 150 1
                                    

P E R I N G A T A N

CERITA INI MENGANDUNG UNSUR-UNSUR LGBT (GAY)

YANG MEMBENCI UNSUR TERSEBUT

MOHON MENINGGALKAN CERITA INI SESEGERA MUNGKIN

DITAKUTKAN ANDA AKAN MEMAKI CERITA INI DIAKHIR.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

SELAMAT MEMBACA.

.

.

.

"Cepat pulang. Ayah membutuhkanmu."

Ucapan ibunya selalu teringang-ngiang dibenaknya hingga saat ini. Sudah kali keberapa liburannya selalu diganggu oleh kedua orang tuanya, meskipun itu masalah sepele yang bisa diselesaikan melalui telepon. Pria itu jenggah dengan kedua orang tuanya, selalu mengganggunya.

"Penyakit jantungnya kumat."

Lagi-lagi ucapan ibunya berhasil membuat pria berusia 32tahun kembali menginjakan kakinya dibandara kota ini lagi. Dering ponsel kembali terdengar, membuatnya berdecak malas untuk menerimanya.

MOM calling...

Melihat siapa yang menghubunginya, mau tak mau pria itu segera menerimanya, jika bukan mamanya yang menghubunginya ia tidak akan menerimanya hingga setibanya dirumah.

"Langsung kerumah sakit. Papamu kritis." Pria itu tidak menjawab apapun dan panggilan tersebut diputuskan secara sepihak. Firasat buruk kembali menghampirinya, membuatnya harus berjalan cepat menuju kerumah sakit sebelum hal yang buruk terjadi. Pria itu memasuki memasuki taksi terdepan yang sudah berbaris didekat lobby bandara, dihempaskan tubuhnya pada jok kursi mobil dan melontarkan nama rumah sakit yang ditujunya.

"Pitie-Salpetriere hospital," ucapnya pada supir taksi.

*

Nafas pria itu masih terenggah-enggah, ia berlari setibanya dilobby kerumah sakit menuju kekamar yang telah diberitahukan ibunya ditelepon. "Bagaimana keadaan ayah?" Itulah yang pertama kali dilontarkan ketika membuka pintu kamar tempat ayahnya dirawat.

"Ferdinand," ibunya tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, hanya tetesan air mata yang terus mengalir. Pria yang bernama Ferdinan Eleiezer, langsung memeluk sang ibu. Itu kali keduanya Ferdinand melihat ibunya menangis setelah kejadian itu, jika ibunya kembali meneteskan air matanya—menandakan hal buruk tengah terjadi.

Ketukan pintu kamar membuat ia tersadar kembali dari lamunannya, dokter yang merawat ayahnya perlahan menampakan dirinya dari balik pintu, "Bisa kita berbincang sebentar, Mr. Eleizer?" Mendengar nama keluarganya disebut, Ferdinand langsung perlahan melepaskan pelukannya dan menyuruh ibunya untuk beristirahat saat ini. Perlahan ia menutup pintunya dan mengikuti kemana dokter itu pergi.

"Silahkan masuk." Ferdinand tanpa ragu-ragu menjejalkan kaki-kakinya kedalam ruangan yang serba putih tersebut. Tanpa basa-basi, pria itu langsung menghempaskan tubuhnya pada kursi yang berada didepan meja kerja dokter tersebut. Dokter itu tidak berkomentar apapun, beliau tahu pria dihadapannya adalah Ferdinand Eleiezer—generasi penerus perusahaan Eleiezer Company yang bergerak diberbagai bidang, termasuk rumah sakit ini adalah sebagain kecil investasi Eleiezer Company.

Dokter itu berdeham, sekedar mencairkan suasanya yang cukup menengangkan diantata mereka berdua. "Langsung saja keintinya." Ferdinand membuka suara terlebih dahulu. Beliau langsung menjelaskan kondisi penyakit jantung ayahnya yang sudah berada distadium gawat, dengan arti harus memperoleh perawatan intensif dirumah sakit.

"Berapapun biayanya, akan saya bayar. Berikan yang terbaik untuk kesembuhan ayah saya," ucap final pria itu dengan tegas. Dokter itu hanya mengangguk, lalu Ferdinand meninggalkan ruangan dokter tersebut untuk kembali pada kamar rawat ayahnya.

Deringan ponsel miliknya kembali bergetar, Ferdinand lagi-lagi harus menghela nafas panjang dan berharap sehari saja ponsel miliknya tidak berdering. Melihat layar ponselnya hanya menampilkan deretan angka yang tak dikenalinya. Jemarinya dengan lincah langsung menolak panggilan tersebut, kemudian memasukan kembali ponselnya kedalam saku celannya.

"Aku harap dia menyukai bunga ini." Suara itu menghentikan langkahnya dan menatap kearah pemilik suara tersebut. Pandangannya menangkap figur lelaki masa lalunya. Lelaki yang dulu sempat ia permainkannya hanya untuk membalas dendam. Lelaki yang berhasil mencuri hatinya, setelahnya. Dan sekarang ia bertemu lagi dengan lelaki itu. Axton Martinez.

***

a/n: disini ada yang penasaran kenapa author tidak pernah mengungkit kisah Jeffry dan Cliff? Kalau ada yang penasaran, kalian bisa lirik ke BOOK TWO YOU'RE SERIES : YOU'RE MY SUNFLOWER. Disini author akan membuat trilogi YOU'RE SERIES. 

You're My ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang