P E R I N G A T A N
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR-UNSUR LGBT (GAY)
YANG MEMBENCI UNSUR TERSEBUT
MOHON MENINGGALKAN CERITA INI SESEGERA MUNGKIN
DITAKUTKAN ANDA AKAN MEMAKI CERITA INI DIAKHIR.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
"Sudah. Kita pulang saja."
Ia berusaha menenangkan Joel secepat mungkin, dengan membiarkan ia masuk kedalam mobil yang dikendarain Joel sesegera mungkin, sebelum preman-preman itu bangun dari tidur singkatnya. Selesai memasak safebelt, Axton terkejut melihat salah satu preman itu kembali menghajarnya hingga pria itu tak sadarkan dirinya.
Axton melepaskan safebelt sesegera mungkin dan keluar dari mobil. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Joel, agar pria itu tetap dalam kondisi sadar. "Larilah." Hanya satu kata itulah yang meluncur dari mulut Joel sebelum ia memejamkan matanya.
Dirinya merogoh ponselnya, menekan panggilan cepat yang akan terhubung pada Cliff. Ia langsung mengutarakan pikirannya setelah sambungan ponsel tersebut tersambungkan. "Cepat ya. Aku takut sekali." Setelah sambungan itu terputus dan kemunculan Cliff serta Jeffry muncul sambil berlari.
"Bisa kendari mobil?"
Cliff mengangguk dan mengambil kemudi dimobil sementara Axton duduk dijok belakang bersama dengan Joel yang berbaring tak sadarkan diri. "Kita kerumah sakit saja. Aku takut dia kenapa-kenapa." Cliff memacu mobil menuju kerumah sakit terdekat, diikut dengan Jeffry dibelakang mobil mereka.
"Suster tolongi dia." Axton yang terlebih dahulu turun dari mobil setibanya didepan lobby unit gawat darurat. Rumah sakit yang dikunjunginya tidak terlalu besar dan suasana sepi mengingat jam sudah memasuki dini hari. Hanya ada beberapa dokter sekaligus perawat yang mendapatkan tugas jaga dihari itu.
Seorang perawat dengan sigap langsung mengambil ranjang dorong, perawat lainnya perlahan mengangkat tubuh Joel dan memindahkannya keatas ranjang tersebut. "Keluarga pasien harap tunggu diluar sebentara."
"Saya ingin masuk, menemani dia." Axton bersikeras.
Sang dokter menggelengkan kepala, "Tidak bisa, ini sudah prosedur rumah sakit. Tolong bersabar dan berdoalah."
Axton kini hanya bisa duduk dan termenung. Pikirannya masih kacau akibat kejadian tersebut. Seandainya ia menerima tawaran pulang dengan Joel, pasti tidak akan terjadi seperti ini. Tidak akan terjadi seperti ini dan mungkin dirinya sudah bisa beristirahat dirumah. Tapi sekarang seluruh pikirannya hanya terfokus pada Joel.
"Bagaimana keadaannya?" Cliff berlari menghampiri Axton, bersamaan dengan Jeffry yang mengekori Cliff dibelakangnya.
Ia menggeleng, "Dokter masih didalam."
Mereka bertiga hanya menunggu. Axton dan Cliff, mereka memilih duduk dikursi tunggu, sedangkan Jeffry memilih berdiri menyandarkan pungunggnya ditembok sembari mengecek ponselnya.
"Keluarganya pasien?"
Axton dengan sigap langsung berdiri dan menerjang sang dokter dengan berbagai pertanyaan, membuat sang dokter terbungkam sejenak. "Tenang dulu." Cliff mencoba menenangkannya.
"Pasien baik-baik saja. Luka dikepalanya tidak parah, hanya untuk sementara waktu kira-kira sebulan penuh, pasien tidak diperbolehkan bekerja apalagi sampai memicu stress." Axton hanya mengangguk. Dokter mempersilahkan mereka bertiga untuk menjenguk Joel yang sudah dipindahkan keruang rawat VVIP.
Cliff serta Jeffry pamit untuk pulang terlebih dahulu, mengingat besok Cliff ada kelas pagi dikampusnya. Sedangkan Axton besok tidak ada kelas, alias libur. Axton kini sudah duduk disamping ranjang Joel, menatatap wajah pria itu. wajahnya begitu damai ketika tidur, garis rahangnya begitu tegas sekaligus dipenuhi bulu jenggot yang masih pendek membuatnya ingin menatatapnya lebih lama.
Ada rasa yang mengganjal setiap ia bertemu dengan pria itu, entah ada rasa senang ketika bertemu dan rasa sedih ketika melihat pria ini berbaring tak berdaya, bahkan ada rasa takut kehilangan ketika pria itu tengah berbincang dengan wanita maupun pria lain.
"Cepatlah sembuh." Tanpa ia sadari, kedua tangannya menggenggam tangan Joel hingga kedua matanya terpejam dan terlelap disamping ranjang Joel. Ketika hendak meninggalkan tangan Joel menarik ujung jarinya. Matanya mulai perlahan membuka, menerjap berulang kali untuk membiasakan cahaya putih masuk kedalam matanya.
"Dimana aku?"
Axton hanya tersenyum, ia kembali duduk dikursi samping ranjang. "Kau dirumah sakit. Maafkan karena aku menolak permintaanmu." Joel hanya tersenyum, setidaknya kecelakaan ini tidak berakibat fatal buat keselamatan Axton, buktinya Axton masih berdiri duduk menemaninya disini, dan merelakan waktunya untuk rumah sakit.
Pria itu hanya menggeleng, seperti menolak mengenai argumennya tadi. Dirinya masih menggenggam tangan Joel, "Biarkan aku merawatmu selama sebulan penuh. Biarkan aku menebus kesalahanku."
Lagi-lagi pria itu hanya mengangguk,seperti mimpi sosok Joel dengan mudah memberikan jawaban begitu cepat—apa lebihtepat memberikan jawaban tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Axton segeramengusir pikiran buruk itu, yang harus dipikirkannya dirinya harusbersungguh-sungguh untuk merawatnya.
***
a/n: sekedar mengingatkan, bahwa beberapa part kedepan akan diprivate untuk BED SCENE dan author sebisa mungkin membuat BED SCENE tidak berhubungan secara langsung dengan cerita, supaya para reader tidak harus memfollow hanya untuk membaca dan mem-unfollow ketika usai membaca.
mohon pengertiaanya, terima kasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Shadow
Teen Fiction[TOLONG BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN] YOU'RE SERIES : BOOK ONE [YAOI ; MxB ; END ] Arus dunia malam berhasil membawa sosok lelaki penerus perusahaan Arceneau kembali terjun bebas kedalam dunia malam, bersama dengan minuman berakhohol dan sex bebas...