Cinta sama benci itu beda tipis
Cinta bisa jadi benci
Benci bisa jadi cinta
--------------------{}{}{}{}---------------------Tahun ajaran baru sudah dimulai. Seorang gadis yang mempunyai tinggi minimalis, kini tengah berjalan di pinggir lapangan, Untuk menuju mading sekolah.
"Hay!, oh jadi lo yang namanya Aresha itu ya?" sapa seorang laki-laki dengan sangat ramah
Gadis itu tidak menoleh ataupun menjawab, dia tetap mencari namanya di kertas yang ditempel di mading.
Satu-persatu nama kelas beserta nama murid-muridnya dia perhatikan dengan detail.
"Ck, akhirnya ketemu juga" gumam gadis berambut hitam lekat itu. Dia menghela nafas lega saat menemukan namanya di salah satu kelas.
"Hay!" sapa laki-laki itu lagi. "Lo yang namanya Aresha itu?"
"iya!!" jawab Aresha singkat tanpa memandang laki-laki itu.
"kenalin gue Faiz" ucapnya lagi sambil mengulurkan tangan.
"Aresha" lagi-lagi Aresha membalasnya dengan singkat, dia tidak membalas uluran tangan Faiz. Gadis itu malah memilih pergi ke kelas baru nya yang terletak di lantai 3.
"Aresha!!!!!!!! Kita sekelas lagi yeaayyyy!!!!!" teriak 3 orang perempuan saat melihat Aresha memasuki pintu kelas mereka.
"Seneng banget ya kayanya sekelas sama gue haha" "berasa punya fans gue!" ucap Aresha sambil tertawa geli.
"Sherina, Larit, Lalisa ada. Fanza mana?" tanya Aresha tak lama kemudian setelah tawa nya terhenti.
"Lo kaya gatau Fanza aja sih Resh, paling dia masih keenakan liburan sama nyokapnya" jawab Larit sambil melipat kedua tangannya di dada. Dan jawabannya itu dijawab oleh anggukan dari teman-temannya.
"Oh jadi lo yang namanya Aresha, si most wanted girl itu?" ucap seorang laki-laki dari belakang pintu. Nada bicaranya sangat tidak enak sekali, ingin rasanya Aresha menyumpal mulut laki-laki itu dengan sepatu kotornya dirumah.
"Gue, Arfan! Kenalin" ucap laki-laki itu lagi.
"Aresha!!" Tanpa memandang Arfan, Aresha langsung bergegas duduk dibangku paling depan. Dia duduk bersebelahan dengan Sherina, salah satu sahabatnya.
"Heran gue, cantik-cantik tapi matanya mata elang. Miris" ucap Arfan menyindir.
Tapi, lagi-lagi Aresha hanya memasang wajah datar, tatapan yang dingin dan tajam.
"Ahh muka dia tabokable banget!!!!" batin Aresha geram sambil memandang sinis samping wajah Arfan.
--------------
Gemana prolognya ehe? :) Kalo ada yang penasaran sama ceritanya cus langsung continue aja 😂
Jangan lupa vomment nya kalian!:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can not Refuse
Teen FictionBenci dengan sesuatu yang berhubungan dengan laki-laki. Dan, singkatnya ini adalah kisah tentang Aresha yang buta akan perasaannya sendiri.