Rasanya June ingin mencakar-cakar dua orang yang saat ini bersamanya, mereka berdua duduk sambil bercengkrama mesra. Mengabaikan June disana. June memang bersembunyi, tapi bukan untuk melihat adegan seperti ini.
Dasar majikan tidak perhatian, bilangnya mau kuliah, ehhh.. Malah pacaran di taman kampus. Mana sok cantik, gaya bicaranya halus sehalus kulit model citra, giliran dengan June, beuhhh.. Jangan ditanya.
June diam-diam mengintip dari dalam tas, pasangan muda yang bersamanya semakin lama semakin lengket saja. Macam bunga bangkai dan lalat. Sepertinya Rose memang sudah melupakan kalau dia datang bersama June.
Kini tangan Rose dan Taeyong sudah saling bertautan, mereka terlihat sangat dekat. June iri, sangat iri karena tuan cantiknya tak pernah menggenggam tangannya. June juga manusia, manusia setengah landak.
Dengan perlahan June keluar dari dalam tas Rose dan berjalan menjauh dengan kaki kecilnya. Dia tak bisa melihat adegan itu terus-terusan, June harus melakukan sesuatu. Sekalian membalas pacar Rose yang mengatakan bahwa suaranya mirip suara chipmunk.
June masih belum tahu harus melakukan apa, tapi setidaknya dia harus keluar dulu dari tas selagi tuannya tidak memperhatikan. June berjalan ke belakang dua pasangan tersebut.
Setelah menggunakan otaknya yang harusnya tidak digunakan, June berjalan mendekati dua buah daging empuk yang tertutup jeans berwarna hitam.
June membalikkan tubuhnya dan menempatkan duri-durinya begitu dekat dengan bokong Taeyong, kasian Rose bila bokongnya yang terkena duri June. Setelah dirasa posisinya cocok, June segara memundurkan tubuhnya.
"awww" teriak Taeyong, duri-duri kecil June dengan singkat menancap ke bokong Taeyong. June bukan landak mini biasa, durinya bisa memanjang. Ternyata kemampuannya juga bisa digunakan untuk hal seperti ini.
"lohh, kenapa?" tanya Rose kepada Taeyong yang tiba-tiba berdiri dan melepaskan tautan tangan mereka berdua.
"nggak tau nihh, rasanya ada yang nusuk pantat aku" jawab Taeyong sambil mengusap-usap bokongnya, memang tak terlalu sakit tapi rasanya aneh.
Rose dengan cepat melihat ke rerumputan yang tadi di duduki Taeyong, tak ada apapun di sana. Rose kemudian dengan segera mengecek tasnya, ternyata June ada di sana, tidur meringkuk dengan tenang.
Diam-diam June tersenyum dalam tidur palsunya, berhasil, rencananya berhasil. Untung saja tadi June buru-buru kembali masuk ke dalam tas milik Rose. Coba kalau June telat, mungkin badannya remuk karena diinjak kaki jenjang majikannya.
"palingan cuman rumput" kata Rose akhirnya, memang yang dilihatnya hanya rumput yang mungkin menusuk bokong pacarnya, June kan sedang tidur di dalam tas
"yaudah yuk, pindah aja" ajak Taeyong pada Rose, June mengumpat dalam hati. Ternyata rencananya hanya berhasil membuat pasangan itu pindah tempat, bukannya berhenti.
Taeyong mengulurkan tangannya pada Rose, membantu Rose untuk berdiri. Rose dengan senang hati menerima uluran tangan Taeyong. June yang ada di dalam tas ikut terguncang ketika Rose menarik tasnya kasar. Sungguh tak perhatian, apa Rose sudah lupa lagi kalau June ada di dalam sana? Atau mungkin gadis itu sengaja? Mungkin Rose memiliki dendam kesumat padanya.
Sialan! Rose menggoyang-goyangkan tasnya tanpa ragu, rasanya June ingin muntah saja. Ini lebih buruk daripada naik bus di jalanan terjal.
Ddrrrttt.. Ddrrttt..
Rose berhenti berjalan dan menggoyangkan tasnya, gadis itu terdiam. Bukan ponsel Rose yang bergetar, June tahu itu karena ponsel Rose saat ini ada di dalam tas, digunakan June untuk alas duduk."20 menit lagi sampai" itu yang June dengar, suara Taeyong
"kemana?" tanya Rose singkat, dia baru bertemu taeyong tapi pacarnya sudah akan pergi saja
"saudaraku datang, minta dijemput di bandara. Aku pergi dulu" kata Taeyong
Sudahlah, lagipula Rose ada kelas sebentar lagi. Taeyong tak berada di kelas yang sama. June mengamati wajah Rose dari dalam tas, cewek itu terlihat kecewa tapi akhirnya hanya bisa mengangguk.
***
Sungguh bosan June harus menunggu di dalam tas selama Rose di kelas, penjelasan Dosen berkepala botak bagaikan bahasa alien yang tak June ketahui. Rasanya June ingin menyelinap keluar sekarang juga.
Diliatnya Rose menopang kepalanya dengan tangan, cewek itu terlihat ngantuk berat tapi tetap mencoba untuk terjaga dan mendengarkan dosennya.
June sedikit iba melihat hal tersebut karena sesekali kepala Rose hampir terjatuh dan membentur meja. June menyelinap keluar dari tas yang diletakkan Rose dengan hati-hati agar tidak ada yang melihatnya. Setelah keluar dari tas, dia segera mencoba mendekati Rose. Dengan kekuatan sedang, dia menusuk kulit mulus Rose dengan durinya.
"sakit anjing!" teriak Rose keras sambil mengusap-usap pahanya, June segera berlari masuk ke tas, niatnya membantu agar Rose tak tertidur di kelas malah jadi seperti ini.
Semua mata tertuju kepada Rose, teriakan Rose sangat keras. Menyadarkan teman-temannya yang sudah tidur lelap di belakang. Sang dosen menatap Rose dengan tajam.
"Rose! Keluar!" perintah Dosen kepala botak sambil menunjuk ke arah pintu