Rose melemparkan tasnya kasar ke atas tempat tidurnya, sungguh hari yang buruk. June yang ada di dalam tas merasakan kepalanya berputar-putar, ada gempa tas! Hidung kecilnya terbentur ponsel Rose dengan keras, semoga saja kemancungannya tidak berkurang setelah kembali menjadi manusia.
Sejak tadi setelah keluar dari kelas, Rose tak mengatakan apapun pada June. Tapi cewek itu dengan kejam menyiksa June yang ada di dalam tas, dia membawa tas dengan barbar. Tasnya terayun ke depan dan ke belakang lebih dari 180°. Saat masuk mobil pun sama, tasnya dilemparkan ke bangku belakang, tak terhitung berapa kali hidung June mengalami kemalangan.
June segera keluar dari tas dan membaringkan tubuh kecilnya, harusnya tadi sebelum pergi June minum antimo dulu.
"lo tuh maunya apa sih?" akhirnya Rose membuka suara
June terdiam, dia memang salah kali ini. Tak diragukan lagi, ini salahnya. Tapi kan niatnya baik.
"balik jadi manusia, cepet!" perintah Rose pada June
Meskipun masih pusing, tanpa pikir panjang June segera berubah. Bisa-bisa June disuruh tidur di sofa lagi bila tak menurut, dingin. Yang lebih parah lagi jika June disuruh tidur di luar rumah, dia bisa jadi landak beku.
Rose dengan cepat menaiki tempat tidurnya, mendekati June yang kini terbaring dengan wujud manusianya.
Kini posisi Rose duduk di perut rata milik June. Kedua tangannya sudah menggenggam rambut June dengan erat.
"sakit woyyyy" teriak June. Rose menjambak rambut June dengan membabi buta, jadi bingung sendiri sebenarnya yang siluman itu Rose atau June.
"aaaaaaaaa ampunnnn aaaaa" June yang lebay berteriak bagaikan akan kehilangan hidupnya, padahal paling-paling dia kehilangan seluruh rambutnya.
Akhirnya Rose bisa membalas June, saat June berubah menjadi manusia dia bisa lebih menghayati dalam proses penyiksaan. Dia tak akan tega menyiksa landaknya yang lucu, terlebih lagi landak lucunya berduri.
"Juneeeee!!!" Rose berteriak sambil terus menarik rambut June, melampiaskan seluruh kekesalannya pada si siluman landak.
"woy dek lo kena... pa?" tiba-tiba pintu kamar Rose terbuka, menampilkan Chanyeol dengan mulut menganga
Chanyeol yang baru tiba di rumah dari perjalanan bisnisnya mendengar teriakan keras Rose, dia segera berlari ke kamar adiknya itu. Dia benar-benar khawatir karena Rose ada di rumah sendirian. Dan kini yang dilihatnya adalah sang adik duduk di atas seorang cowok yang tak dikenalnya.
Mata Rose membesar ketika melihat Chanyeol, dia mengarahkan pandangannya pada June di bawahnya, kemudian melihat ke arah Chanyeol lagi. Sial! Rose mengutuk dirinya sendiri, kenapa situasinya jadi seperti ini? Mungkin dia mendapatkan karma karena menyiksa June.
Chanyeol dengan wajah yang merah padam dan nafas memburu mendekati dua insan di depannya. Mereka masih ada diposisi semula, tak bisa dibiarkan!
Dia mendorong Rose dari tubuh June secara kasar, membuat Rose terjatuh dari tempat tidur. Sebelumnya Chanyeol tak pernah berlaku kasar pada adiknya seperti itu, tapi kejadian ini sungguh membuatnya lepas kendali. Dia merasa bertanggung jawab atas adiknya, orang tua mereka yang saat ini ada di luar negri mempercayakan Rose pada Chanyeol.
Hanya beberapa hari Chanyeol meninggalkan Rose untuk melakukan perjalanan bisnis, tapi di hari kepulangannya inilah yang dia lihat.
June menghembuskan nafasnya kasar, situasi yang merepotkan. Rasanya June ingin pura-pura lupa ingatan saja untuk menghindari situasi ini.
"lo ngapain adek gue hah?" Chanyeol menarik kerah aju June, duh, June ingin protes karena bisa saja baju pembelian Rose sobek karena ulah cowok itu. Tapi cowok yang sepertinya kakak majikannya itu terlihat garang, June lebih memilih diam.
"jawab!" sepertinya Chanyeol masih belum meluapkan emosinya sepenuhnya. Dia ingin berfikir dingin.
June mencibir, padahal bisa dilihat tadi Rose yang ada di atasnya. Tapi bila ada adegan seperti ini pasti cowok yang lebih disalahkan, June yang malang. Untung saja dia tak berpikir untuk merubah kelaminnya.
"tanya adek lo aj-"
Bugh
Perkataan June terhenti karena tinju Chanyeol mampir di pipi mulusnya, jika bukan kakak tuannya mungkin June sudah membalas Chanyeol lebih keras. Namun bila itu terjadi mungkin Chanyeol sudah dilarikan ke rumah sakit. Sungguh kesalahpahaman yang menyedihkan, June yang jadi korban.
Rose menarik baju Chanyeol, mencoba melerai dua cowok yang ada di kamarnya, lebih tepatnya menghentikan Chanyeol merusak wajah tampan June. Kakaknya itu sudah salah paham.
"kak! Dengerin dulu penjelasan gue!" teriak Rose akhirnya setelah berusaha menarik Chanyeol tapi tak juga berhasil
Chanyeol akhirnya berhenti, "berdiri lo! Kita bicarain di ruang tamu!"
June sekali lagi menghela nafas panjang, apa lagi yang harus dibicarakan? Sudah dibogem, disuruh-suruh pula.
***
Rose duduk di sebelah June di sofa ruang tamu. Sekarang dia kebingungan bagaimana harus menjelaskan kejadian tadi pada Chanyeol. June disampingnya malah hanya mengelus-elus pipinya yang terkena bogem, sungguh tak membantu.
Tak mungkin Rose menjelaskan dengan sejelas-jelasnya, bahwa June hanya seekor landak yang dipungutnya dari taman. Dan tadi dia sedang melampiaskan kekesalannya dengan menyiksa sang siluman.
Chanyeol yang duduk berhadapan dengan June dan Rose menatap kedua orang di hadapannya dengan tajam. Adiknya dan seorang cowok dengan muka nakal yang tak dia kenal, berduaan, di kamar, dengan posisi yang tak akan bisa dijelaskan dengan keta-kata yang pas.
"jelasin sekarang!" kata Chanyeol dengan suara beratnya
TBC